74 : Panik

5.3K 183 13
                                    


'Sekuat apapun kamu mencintai, jika takdir membawa ku pergi kamu tak kan bisa melawannya'



.


"Kenapa sih Nath, liatin gue sampai segitu nya! " Protes Azzyra yang merasa risih ditatap sedemikian intens nya oleh Nathan.

     Ia menyimpan mangkuk bubur yang sudah kosong diatas meja tepat disamping nya. Kemudian Azzyra meraih beberapa macam obat yang akan diberikan pada Nathan.

"Lo makin cantik kalo senyum, " Goda Nathan.

"Tapi ada yang berbeda dari lo hari ini" Sambung Nathan yang hanya bisa diucap kan dalam hatinya.

"Apasih! " Azzyra tersenyum canggung. Ia memberikan beberapa obat pada Nathan yang disambut oleh tangan kiri Nathan. Azzyra membantu Nathan minum saat obat itu habis ditelan oleh nya.

"Ini udah sore bentar lagi gue mau pulang. Budi sama yang lainnya juga bentar lagi datang buat nemenin lo sama Tante Risa. "

"Kenapa pulang cepet? Biasanya juga nanti malam"

"Mau ketemu Bang Ziko, ada hal yang mau gue tanyain sama dia"

"Padahal gue masih pengen lama lama sama lo, tangan gue juga masih sakit banget ini gak bisa digerakin. Tapi , yaudah lah terserah lo" Nathan mengubah ekspresi wajahnya menjadi sendu. Bukan nya terlihat iba, Azzyra malah terkekeh melihat nya. Ekspresi nya itu terlalu dibuat buat hingga terlihat lucu.

"Lo masih punya satu tangan lagi yang sehat, gak usah lebay deh. Lagian kan ada tante Risa yang ngurusin lo juga, itu juga Budi , Satya sama David"

"Gue mau nya lo! " Rengek Nathan.

"Awhh! " Rintis Nathan yang mendapat sentilan kecil didahi nya.

"Gak usah lebay Nathan! " Mendengar nya membuat Nathan mencebikan wajahnya sebal .

"Ra, soal tadi gue minta maaf yah. Gue gak maksud marah sama lo, abisnya gue lagi kesel lo nya malah gitu. Kan balik sewot gue nya, "
Sebenarnya Nathan itu niat minta maaf gak sih? Ujung ujungnya sama saja menyalah Azzyra.

"Terserah lo lah Nath, diladenin juga percuma" Azzyra mendelik.

Nathan tertawa puas. Melihat wajah Azzyra yang kesal dengan ucapannya. "Udah ah, gue mau pulang dulu"

"Pulang nya hati-hati, kalo naik taksi pastiin supir nya bapak bapak. "

"Emang kenapa kalo yang masih muda? "

"Ntar naksir sama lo, gue gak ridho yah lo ditaksir siapapun. "

"Apaan sih Nath, "

"Gih, lo pergi. Hati hati dijalan nya. Kalo jalan kaki awas kesandung. Kalo jatuhnya ke hati gue sih gapapa, nah kalo ke aspal kan ntar lo luka. "

"Kelamaan lo ajak ngobrol, gue pergi. " Azzyra beranjak meninggalkan ruangan.

Setelah kepergian Azzyra, Nathan tiba-tiba saja merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Ada apa dengan Azzyra? Beberapa hari ini Azzyra terlihat lebih hangat pada siapapun. Bukan nya ia tidak suka pada perubahan yang terjadi pada Azzyra. Hanya saja terlalu mendadak dan aneh. Nathan menggelengkan kepalanya pelan, mengusir pikiran pikiran buruk dalam hati nya.


"Ada apa sih Kia? " Ziko duduk disamping Azzyra.

Mengejutkan sekali Azzyra mendatangi kantornya saat sore seperti ini. Ziko pikir pasti ada suatu hal yang sangat penting hingga Azzyra datang ke kantornya.

"Azzyra mau tanya sesuatu tentang Papa, "

"Kenapa gak dirumah aja? Bentar lagi juga abang pulang, "

"Dirumah ada oma, takut nya dia denger"

"Yaudah, mau nanya tentang apa? "

"Ssst, " Belum satu kata Azzyra berbicara rasa sakit itu kembali menyerang nya. Kepalanya seperti berputar seratus delapan puluh derajatderajat dengan kecepatan penuh.

Ziko yang melihat nya pun mendadak panik. Ia melihat Azzyra yang meremas rambutnya kuat dan hidungnya yang tiba-tiba saja mengeluarkan darah.

"Kia, kia kamu kenapa! "

      Azzyra tak mampu menjawab, ia semakin kuat meremas rambutnya. Darah di hidung nya terus mengalir, mengotori wajah dan baju nya. Ziko semakin panik melihat keadaan Azzyra yang kacau. Keringat dingin mulai bercucuran diwajah Azzyra. Hingga tubuh Azzyra lemas dan tak sadar kan diri saat itu juga. Ziko yang panik pun tak memiliki pilihan lain selain membawa Azzyra kerumah sakit. Dengan segera ia menggendong tubuh Azzyra dan berjalan cepat menuju mobil nya.

      Saat melewati lorong dan lift banyak karyawan perusahaan yang melihat Ziko.Banyak yang penasaran pada nya, tentang apa yang terjadi hingga Azzyra bisa pingsan.Banyak yang berbisik dan menatap mereka heran. Ziko tak peduli , ia bahkan sampai meneriaki beberapa karyawan yang menghalangi jalan nya.Tak ada hal yang Ziko pikirkan selain keselamatan Azzyra.

_______________________
____

Terserah mau komen kek gimana:'( ambyar deh, aslinyaaaa ini tuh gak ngefell banget! 😢

Vote & comment ❤

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang