64 : Ketakutan

5.1K 192 4
                                    


'Setelah nafas terakhir ini berhembus, ku harap nama mu takkan pernah hilang dari ku'

▪▪▪


         Sebuah mobil ambulance berhenti tepat didepan ruang IGD. Beberapa orang perawat langsung membawa brankar hitam dari dalam ruangan. Menurunkan seorang pasien yang saat ini keadaan nya tengah kritis. Dengan cepat mereka membawa Nathan masuk kedalam ruangan IGD dan menangani nya.

         Azzyra, Budi, Mila,  dan Laras berlarian dengan rasa panik yang menyerang mereka. Setelah keluar dari dalam mobil, mereka berempat langsung menuju tempat resepsionis dan langsung berlari menuju ruangan yang sudah diberitahu kan. Sementara itu, Satya dan David sedang menyusul Ibu Nathan yang tengah berkerja. Mereka tak punya nomor ponsel ibu nya Nathan, jadi mereka memutuskan untuk mendatanginya di kantor.

        Ketika sampai didepan ruang ICU, mereka diam. Memandangi sebuah pintu yang tertutup rapat. Ada rasa takut yang mengelilingi mereka. Seolah kehilangan itu akan terjadi kapanpun tanpa pemberitahuan pada mereka. Semuanya berdiri dengan rasa takut yang benar-benar ada. Bahkan nafas mereka masih terasa memburu seperti waktu, tangan dan kaki yang kian gemetar juga pikiran-pikiran yang berkecamuk.
       Setelah menerima telpon dari pihak rumah sakit perihal kecelakaan yang baru saja di alami oleh Nathan. Azzyra dan yang lain langsung menuju rumah sakit. Meninggalkan kewajiban mereka sebagai pelajar yang seharusnya ada disekolah.

"Si Nathan kenapa sih! Ngagetin banget, pake acara kecelakaan lagi! " Budi mengusap wajahnya dengan kasar, terlihat air mukanya yang panik.

"Budi diem! Kita lagi panik, " Bentak Laras dengan berkacak pinggang.

"Tenang! Ini rumah sakit. Kalian jangan berantem kenapa sih! Perlu gue karungin lo berdua biar diem? "
      Laras dan Budi saling melemparkan tatapan tajam sebelum keduanya membuang muka kearah yang berlawanan. Mila yang tadinya menegur pun hanya mengelus dadanya sabar dengan tingkah laku mereka.

       Sementara Azzyra, hanya diam sambil memperhatikan ruangan ICU. Sedari tadi ia diam, mulutnya tak bisa berbicara. Tapi hatinya seperti merasakan sesuatu yang teramat sakit. Ia ketakutan. Mungkinkah Nathan akan meninggalkan nya?. Jantung nya seakan berdetak tak karuan, rasa panik dan khawatir bercampur menjadi satu.

       Dari lorong rumah sakit, samar samar mereka mendengar suara Risa yang berteriak memanggil nama Nathan. Azzyra bergerak dari tempatnya, menghampiri Risa yang sudah banjir air mata. Azzyra memeluk Risa, begitupun sebalik nya. Sebuah pelukan yang mereka harap bisa meredakan rasa panik yang saat ini tengah merongrong rongga dada keduanya.

      Risa menangis, air matanya tumpah ketika mendengar anak nya kecelakaan. Siapa yang tak akan kalut jika mendengar berita duka seperti itu? Bagaikan sambaran petir di siang hari. Berita yang mereka bawa layaknya tikaman tak kasat mata yang lebih menyakitkan.

"Zyra! Anak tante gapapa kan? Dia pasti selamat kan? Tolong bilang ke tante jika Nathan akan baik baik saja! " Ucap Risa dengan gemetar.

     Azzyra tak mampu menjawab. Dalam dekapan Risa, ia hanya mampu menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Berharap semuanya akan baik-baik saja. Berharap jika semua doa yang ja rapalkan dalam hati didengar oleh sangat pemilik semesta.

       Satya dan David baru tiba dirumah sakit. Mereka berdua bergabung bersama yang lain. Menatap adegan mengharukan itu, membuat mereka ikut larut dalam kesedihan. Laras yang sudah berkaca kaca melihat Risa yang begitu khawatir dengan Nathan. Sementara Mila sudah duduk dikursi tunggu dengan menunduk dan menyembunyikan wajah nya dengan kedua tangannya.

"Nathan akan baik baik aja tante, percaya sama Zyra. Zyra yakin, Nathan itu kuat" Ucap Azzyra meyakinkan Risa. Tubuh Risa yang sudah lemas, membawa Azzyra untuk menuntun nya duduk dikursi tunggu.

     Mereka semua berharap. Jika Nathan akan baik baik saja.

      Pintu ruang ICU terbuka, menampilkan seorang dokter dan beberapa perawat yang keluar dari sana. Sontak Azzyra dan yang lainnya berdiri. Risa langsung menhampiri dokter itu, dengan air mata yang masih mengalir di wajahnya.

"Dok, gimana keadaan Nathan anak saya? "

"Sebelumnya, ibu tenang dulu. Kondisi anak ibu saat ini tengah kritis. Beberapa bagian tubuh nya mengalami luka parah, bahkan tulang pergelangan tangannya ada yang retak. Kepala nya mengalami pendarahan. Kami akan melakukan tindakan operasi, setelah melakukan rongsent . Jadi, mohon untuk tetap tenang dan berdoa. Ibu juga diperkenankan untuk segera mengurus berkas untuk menyetujui tindakan operasi. "

    Seketika tubuh Risa menegang. Ia kembali menangis. Tangis nya pecah begitu saja setelah tau kondisi anaknya yang semakin parah. Risa lemah dalam hal ini, ia tak kuat jika harus menyaksikan penderitaan anaknya.


  ____________________
______



Gimana? Feel nya dapet gak sih?
Coment dong!



Jangan lupa untuk
Vote & comment!

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang