'aku ingin ribuan detik tercatat sebagai puisi penuh bahagia saat bersamamu '
Instagram : @hraa_124
Kerlap - kerlip lampu digedung Jakarta menghiasi kota. Jalanan lenggang kendaraan bermotor, angin malam yang berhembus menerpa wajah. Setiap sudut kota Jakarta tak luput dari keindahannya. Dari filosofi tempat hingga sejarah bangunannya, memiliki hak nya untuk membuat Jakarta semakin menarik.
Sejak belasan menit yang lalu, senyum Nathan tak pernah pudar. Dengan mata indah yang menelisik jalanan Jakarta diatas motor matic sederhananya. Ditambah lagi ada seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya yang sekarang ini sedang menemani nya berjalan jalan.David yang membonceng Mila sudah melaju didepan Nathan, begitupun Budi yang membonceng Laras. Dan Satya, ia sedang asik berkenalan dengan cewek cewek ditaman kota sana. Malam ini begitu menyenangkan untuk remaja seperti mereka.
"Budi cepetan dikit elah, lambat banget sih bawa motor! " Teriak Laras sambil memukul helm Budi.
"Ini udah gue gas anjir! "
"Si Nathan juga kalem kalem aja bawa motornya di belakang" Tambah Budi.
"Mereka mah enak kayak orang pacaran, lagi gue? Kayak dibonceng kuli panggul! "
Begitulah keadaan Budi dan Laras. Berjalan jalan dikota dengan disertai pekikan kesal yang saling berdebat. Berbeda dengan David dan Mila yang tampak tenang menikmati udara malam kota Jakarta.
"Azzyra udah maafin bokap" Tiba-tiba Mila bersuara.
"Alhamdulillah kalo gitu " Jawab David seadanya. Tak tahu harus merespon seperti apa.
"Gue seneng, tapi gue takut. "
"Kenapa? "
"Ada begitu banyak hal yang bisa terjadi ketika semuanya berdamai. Entah itu hal baik bagi mereka ataupun hal buruk bagi gue" Suara Mila melemah, samar samar David masih menangkap suara Mila.
David adalah orang yang bisa dipercaya. Ia juga sering menjadi tempat berbagi cerita oleh sahabat sahabat nya. Terkadang itulah yang menjadikan David begitu penting dalam lingkaran persahabatan Nathan. Mereka membutuhkan David dikala semua orang tengah bercanda, David itu supel & humble. Mudah menempatkan posisinya.
"Gue gak ngerti, tapi gue harap itu akan jadi keajaiban buat lo bisa bahagia seutuhnya".
" Gue harap begitu. "
"Boleh gue pinjem punggung lo buat bersandar sebentar ? " Tanya Mila pada David yang sedikit ragu."Silahkan, lagian punggung gue juga kayaknya kedinginan. Butuh dipeluk. " Jawab David dengan bercanda.
Dilain motor, Nathan dan Azzyra masih sama sama membisu. Mungkin pikiran mereka sedang sibuk merangkai kata untuk memulai percakapan. Atau mungkin mereka sedang sibuk bergelut dengan dirinya sendiri. Yang jelas, bibir mereka saling diam namun, mata nya fokus menatap jalanan.
Sedari tadi Nathan mencoba untuk mengobrol, dengan melontarkan pertanyaan pertanyaan yang mungkin akan memancing obrolan. Namun, Azzyra menanggapi dengan seadanya.
"Ra, tau gak kenapa langit hari ini cerah? "
"Ini malam, gelap."
"Ya tadi kan lo udah liat, langit nya cerah banyak bintang yang bersinar juga bulan nya terang"
"Ya, gue tau. Kenapa? "
" Karna, kata BMKG di berita TV hari ini cuaca nya bagus" Seru Nathan.
"Lo ngelawak?, " Tanya Azzyra.
"Gak, cuman ngasih info aja sih" Jawab Nathan yang canggung sendiri.
"Gak nyambung"
"Tinggal sambungin aja,"
"Lo tau kenapa malam ini jadi menarik? " Tanya Azzyra pada Nathan.
"Gue tahu, karna lo lagi sama gue. Makanya malam ini jadi menarik dan indah dalam ingatan lo nanti, " Jawab Nathan dengan percaya diri.
"Bukan, karna nanti gak akan ada lagi malam yang seperti ini. Gedung yang bisu, angin yang membelai juga Nathan yang hangat. "
Azzyra melingkar kan tangan nya diperut Nathan. Dagu nya bersandar dibahu Nathan. Azzyra tidak memakai helm, jadi ia lebih bebas mendengar dan bersandar pada bahu juga punggung Nathan.Mendengar nya Nathan serasa dibawa terbang tinggi. Senyum nya semakin lebar saja. Nathan bahagia. Malam ini akan jadi malam yang begitu panjang untuk nya, untuk Azzyra dan jalanan kota Jakarta yang membahagiakan.
___________________
______
TBC 🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
UnPerfect Couple [End]√
Teen Fiction[ Judul awal : Nara | Nathan & Azzyra ] -FOLLOW DULU YA BIAR BERKAH- "Bukan tentang ku yang memperjuangkan mu habis-habisan, Bukan juga tentangmu yang mengacuhkan ku mati matian. Tapi tentang kita yang terlalu mencintai hingga titik melelahk...