69 : Pernyataan dan penolakan

5.3K 199 11
                                    

#Adakah pesan untuk
1. Nathan?
2. Azzyra?
3. Mila?
4. Budi?

Yo komen🍁😽


'Resiko terbesar dalam mencintai adalah ketika penolakan yang akan diterima'
-Mila




       Gelak tawa terdengar hingga ke penjuru kelas. Beberapa orang bahkan sampai memukul meja dan terduduk dilantai. Apalagi siswi perempuan yang saling menepuk teman disamping nya.
Satya dan David tertawa melihat kelakuan teman absurd nya itu. Tentu saja itu Budi. Budi yang sejak belum istirahat berbunyi sudah berjoget heboh dengan lagu dangdut nya. Ditemani beberapa teman nya, ia berjoget menikmati irama lagu. Dari uang melow sampai yang koplo dan DJ remix.

      Tak ada yang tak tertawa. Semuanya terhibur dengan tingkah Budi. Meskipun Nathan belum masuk sekolah, tapi mereka sudah senang dengan kabar pulihnya Nathan.

"Udah ah, cape! " Keluh Budi yang menyeka keringat didahi nya dengan lengan.

"Goyang aja terus! Ngakak gue liatnya, " Sahut Satya.

"Dangdutan aja lagi, "

     Budi tampak acuh tak acuh dengan sahutan teman temannya. Ia lebih memilih mendekati kursinya dan duduk disana. Mengambil satu buku dan menjadikan nya sebagai kipas seadanya.
"Panas! Gerah banget astagfirullah, kek api neraka, "

David duduk disamping Budi, sambil menepuk bahu nya.
"Emang lo udah tamasya ke neraka budi? "

"Belom lah, amit-amit! "

"Coba aja lo kesana, kali kali di tahan sama malaikat di neraka" Satya duduk menyender dibangku didepan Budi.

"Lo pada emang kampret yah! Temen sendiri lo suruh masuk neraka! "

"Su'udzon banget idup lo! Gue cuman nyaranin lo tamasya gak nyuruh lo jadi penghuni abadi disana, " David menyentil kepala Budi dengan keras. Hingga Budi meringis kesakitan.

"Ya Alloh ampuni dosa David yang udah nyentil pala Budi ya Alloh, juga dosa nya si Bang sat! " Dramatis Budi dengan mengangkat kedua tangannya seperti berdoa.

Melihat nya Satya dan David saling melirik. Memberi isyarat lewat lirikan mata mereka. Keduanya langsung beranjak dari tempat nya meninggalkan Budi dengan tingkah aneh nya.

"Temen gak ada akhlak! " Teriak Budi.

"Kenapa gak sekolah? " Tanya Nathan penuh tanda tanya. Nathan berusaha sekuat tenaga agar bisa mendudukkan tubuh nya. Namun karna satu tangannya yang masih sakit dan kondisi tubuh nya yang lemah ia menyerah. Dan tidur kembali seperti semula.

"Gak kenapa kenapa, "

"Bego lo! Harusnya sekolah, sayang duit bangunan sama SPP yang udah masuk jadi mubazir, "

"Kok lo malah ngehujat gue sih! Parah banget, " Protesnya tak terima.

"Salah sendiri jadi manusia kok gini, "

"Nath, "

"Apa! " Ketus Nathan.

"Biasa aja kali! Sensi banget jadi cowok! "

Nathan mengalah, wajahnya melunak. Yang tadinya kesal kini memandang serius.
"Ngapain tadi manggil manggil nama? Mau ngomongin apaan? "

Mila menghembuskan nafasnya pelan, ia tersenyum tipis.
"Gue kemarin denger,,,, "

"Obrolan gue sama Zyra? " Tebak Nathan dengan tepat.

"Ka--kapan lo tau tau perasaan gue? " Tanya Mila dengan gugup.

Nathan terkekeh pelan, "semua orang juga bakal tau mil, kalo kelakuan lo yang gampang ditebak."

"Sebegitu kentara nya gue? "

"Mila, gue tahu rasanya jadi lo. Memendam perasaan itu menyakitkan, mengejar seseorang yang gak pasti itu bikin lo sakit. Sorry, gue gak mau ngerusak persahabatan kita cuman karena perasaan pribadi lo ke gue. Lo tau, semuanya juga tau kalo gue cuman sayang dan cinta sama Zyra. " Ucap Nathan penuh kehati hatian.

Mila menatap Nathan begitu dalam. Dalam sekejap, matanya terasa perih. Pantas saja karena berair. Nathan yang melihat nya pun menjadi tak enak hati.
"Gak ada kesempatan buat gue Nath? " Tanya Mila lirih, Nathan menggeleng.

"Gue tau rasanya mencintai sendirian itu sakit, jadi gue mohon sama lo untuk berusaha lupain gue. Lo gak akan bisa bertahan dengan perasaan itu sendirian Mil, seandainya gue bisa. Gue pasti akan milih lo tapi gue gak bisa. Meskipun nantinya akan sulit dan terasa sakit gue harap lo tetep bakalan berusaha buat lupain perasaan yang pernah ada itu. " Tambah Nathan.

Mila mendongak kan kepalanya, menghalau air matanya agar tak jatuh dihadapan Nathan.
"Sebegitu sayang nya lo sama Azzyra? Hingga kesempatan buat gue aja gak ada, " Nathan diam.

Mila terkekeh, dengan kasar ia mengusap matanya yang terasa semakin perih saja. "Harus nya gue sadar diri ya Nath, gak mungkin kan lo suka sama gue.  gue nya aja yang terlalu kepedean bisa dapetin lo. "

"Gak gitu Mil, "

"Gue pergi! " Mila segera berjalan keluar dari ruangan Nathan. Meninggalkan Nathan yang menatap punggungnya dengan rasa iba.

      Mila sadar, semakin lama ucapan Nathan semakin menyakitkan untuk ia dengar. Penegasan bahwa Nathan hanya mencintai Azzyra saja sudah meruntuhkan segala pertahanan miliknya. Ia tak ingin mendengar apapun lagi.


__________________






Tinggalkan jejak!
Harus! ❤🙏

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang