'Terkadang hati yang akan mempermainkan pemiliknya, bukan sebaliknya'
Nathan menyandarkan tubuhnya ke ujung ranjang nya. Duduk bersila dilantai bersama dengan ketiga sahabatnya. Hari sudah larut malam, Nathan dan yang lainnya pun memutuskan untuk begadang. Ditemani dengan berbagai macam makanan dan minuman ringan juga kotak rokok serta satu pemantik api. Mereka mengobrol dan bermain ps.
Melupakan sejenak tugas-tugas mereka sebagai siswa. Mereka memang sering berkumpul, tapi jarang untuk saling terbuka. Mereka hanya berkumpul sekedar untuk beristirahat dan bermain, bukan untuk curhat seperti kebanyakan orang, terutama perempuan.
"Besok lo mau sekolah Nath? " Tanya David yang memfokuskan matanya pada permainan.
"Sekolah, mau beresin urusan yang kemaren" jawab nya santai dengan menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
"Gue kira lo langsung diskors, " ucap Budi yang langsung mendapat lemparan bantal kecil dari Nathan.
"Santai boss! Gue ngira nya gitu, bukan gue doain lo" elaknya.
Obrolan demi obrolan pun mengalir. Hingga tak sadar jika waktu menjelang pagi. Setelah puas bermain dan mengobrol mereka memutuskan untuk beristirahat. Diwaktu yang sudah akan menjelang pagi hari.
▪▪▪
Pagi telah menyapa kembali. Sinar cerah dipagi hari menyambut hari yang baru, menyoroti beberapa tubuh anak laki-laki yang masih tertidur diberbagai tempat. Tiga orang tertidur diatas ranjang dan satu orang lagi tidur diatas sofa besar.
Satya mengerjabkan matanya saat sinar matahari menyorot tepat ke arah wajahnya. Ia segera bangun dan duduk diatas ranjang, menyingkir kan selimut juga kaki dan tangan Budi yang menindihnya itu. Satya menggeliatkan tubuhnya sebentar, berusaha mengembalikan kesadarannya. Setelah cukup, ia mengambil handphone nya yang tergeletak diatas nakas lalu mengaktifkan nya.
Satya membulatkan matanya saat melihat angka yang tertera pada handphone nya. Pukul 07:00 , yang artinya dua puluh menit lagi sekolah akan menutup gerbang nya. Gawat!
Segera Satya membangunkan ketiga temannya yang masih enak terlelap tidur.
"Woy bangun! Kita kesiangan anjer! " Teriak nya dengan gerakan rusuh.
"Bangun! Kita udah telat bego! " Teriak nya terus menerus.
Nathan, David dan Budi pun langsung terbangun saat mendengar kalimat 'kesiangan' yang keluar dari mulut Satya. Lantas keempat nya pun langsung melompat dari tempat tidur dan melakukan aktivitas pagi dengan sangat terburu-buru.
"Anj! Kesiangan! " Ucap Budi yang langsung berteriak meskipun dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.
"Sial! "
Kondisi kamar yang berantakan dengan sampah plastik bekas makanan dan minuman yang berserakan, abu dari rokok yang menempel dikarpet, baju baju yang tergeletak begitu saja dibawah. Benar-benar kamar yang kotor dan berantakan.
Bahkan Nathan menendang apa saja yang menghalangi nya. Tak berbeda jauh dengan ketiga temannya yang sangat rusuh itu dikamarnya. David yang biasanya paling kalem pun ikut-ikutan merusuh karena mengejar waktu.
▪▪▪
"Pak minggir pak! " Teriak Nathan ketika akan melewati gerbang sekolah yang akan ditutup."Cepetan! " Titah Budi pada Nathan yang sengaja melambatkan laju motornya ketika melewati pos satpam.
Keempat nya melaju dengan kecepatan diatas rata-rata dengan menaiki motor pribadi mereka. Hampir saja mereka menyerempet satpam penjaga gerbang, jika satpam itu tidak langsung menghindar dengan menepi sedikit.
"Maaf pak! Kita lagi buru-buru! " Teriak Satya saat melewati satpam.
"Dasar anak-anak badung, untung bapak gak apa-apa!" ucapnya menggeram dengan tangan yang mengelus dada.
Keempatnya memarkirkan motor pribadi mereka diparkiran sekolah yang sudah sepi. karena bel sekolah yang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.
"Buruan ke kelas! Gak usah ke kantin dulu, ada ulangan Kimia dikelas! " Ucap Nathan memberi arahan pada ketiga temannya. Yang diangguki langsung oleh mereka.
Cepat-cepat mereka berlari menuju kelas nya. Dengan pakaian kusut, rambut acak-acakan. Dasi yang asal menggantung dan baju yang dikeluarkan. Sudah terlalu biasa jika mereka datang ke sekolah dengan penampilan seperti itu. Tapi, biasanya hanya Budi, Satya dan Nathan saja tidak dengan David yang biasanya berpenampilan rapih.
Saat keempat nya sudah sampai didepan kelas, Nathan terlebih dahulu berjalan mengendap-endap untuk melihat situasi dan kondisi di kelasnya. Sial nya, sudah ada Pak Retno yang tengah menuliskan soal didepan kelas.
Nathan berbalik kebelakang, melihat ketiga temannya yang mengikuti instruksi nya. Dengan gerakan mulut dan tangan yang tidak bersuara sedikitpun ia memberi instruksi. Seolah mengerti, Satya, David dan Budi mengangguk cepat.
Terlebih dahulu Nathan memasuki kelas nya dengan membungkuk dan tanpa suara sama sekali. Telunjuk tangan nya ia letakkan didepan mulut nya, memberi perintah pada anak-anak dikelas agar diam. Diikuti oleh ketiga temannya dari belakang.
Pak Retno selaku guru kimia yang tengah mengajar itu tengah menulis dipapan tulis dengan membelakangi para siswa-siswi. Jadi dia tidak mengetahui kedatangan Nathan cees.
"Buku mana buku! Siniin Vid, " bisik Nathan pada David yang duduk dibangku depannya.
"Bentar,, " Jawabnya dengan gerakan tangan.
David pun melempar kan buku tulis kimia pada Nathan, sementara Budi dan Satya sudah anteng dengan menulis soal didepannya.
"Nathan, David, Budi, Satya! Kapan kalian datang? Bukan kah sebelum nya bangku itu kosong?" Tanya Retno dengan menurunkan sedikit kacamata tebal miliknya.
Siswa-siswi lain tidak ada yang menjawab.
"Kita ada dari tadi pak!" sahut Budi.
"Bener pak, bapak aja tadi yang gak liat kali" lanjut Satya meyakinkan.
"Terserah kalian sajalah! Cepat kerjakan soal nya. Hari ini bapak maafkan keterlambatan kalian, besok-besok bapak akan menindak lanjutinya jika kalian masih melakukan pelanggaran " Ucap nya lalu kembali melanjutkan kegiatan menulisnya.
Nathan, David, Budi dan Satya pun menghembuskan nafasnya lega. Hari ini mungkin keberuntungan masih berpihak pada mereka
_____________________________________________
Ig : hraa_124
TBC 🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
UnPerfect Couple [End]√
Teen Fiction[ Judul awal : Nara | Nathan & Azzyra ] -FOLLOW DULU YA BIAR BERKAH- "Bukan tentang ku yang memperjuangkan mu habis-habisan, Bukan juga tentangmu yang mengacuhkan ku mati matian. Tapi tentang kita yang terlalu mencintai hingga titik melelahk...