59 : Kesalahan Ayah

6K 211 7
                                    


'Terlalu akrab hingga lupa pada kita yang sudah terlanjur asing'.




Mila tak berbohong saat ia mengatakan akan pergi ke perpustakaan. Saat ini ia sedang mengisi buku daftar kunjungan dimeja pengurus perpustakaan yang terletak di dekat pintu. Selesai mengisi absen, ia berjalan mendekati rak rak buku besar yang berjejer rapi.
Dengan asal ia mengambil salah satu buku pelajaran. Kemudian ia berjalan mendekati deretan meja yang tersusun tak jauh dari rak buku tadi. Ia memilih meja yang paling ujung. Sengaja, agar tak banyak orang yang memperhatikan nya.

Perpustakaan itu gak melulu untuk orang membaca buku atau mengerjakan tugas. Tapi terkadang perpustakaan juga dimanfaatkan oleh sejumlah siswa-siswi yang ingin tidur, bolos pelajaran, ataupun pacaran. Karna keadaannya yang sepi, juga tempatnya yang terhalang oleh rak buku menjadikan tempat favorit untuk beberapa orang.
Contohnya saja untuk Mila. Ia sering datang ke sini, bukan untuk baca buku . Melainkan hanya untuk tidur dan bermain game.

Tapi kali ini tujuannya berbeda. Keinginan nya untuk datang ke perpustakaan tak seperti biasanya. Langkah nya pelan tapi pasti. Mila menarik salah satu kursi dan duduk disana. Ia meletakkan bukunya diatas meja. Bibir nya tersenyum, mengingat sesuatu yang lucu menurut nya.
Namun, perlahan matanya perih oleh sesuatu. Dengan cepat air matanya sudah membendung dimatanya. Dengan senyum yang masih terukir, air mata itu jatuh. Melewati pipi nya. Menetes jatuh keatas sampul buku.

Air matanya turun seperti hujan yang deras. Luruh begitu saja tanpa ia minta. Menerobos jauh tanpa bisa ia kendalikan. Ia terluka. Diatas senyum bahagia ia menangis. Dibalik tawa bahagia ia terluka.
Semakin lama ia biarkan, air matanya semakin deras. Mila menutup wajah nya dengan kedua tangan nya. Isak tangis nya tak tertahankan. Pertahanan nya goyah. Mila tak mampu menahan nya.

"Kenapa Tuhan? Apa yang salah dengan ku? Sesulit itu kah untuk bahagia? "

"Luka yang sudah bertahun tahun aku sembunyikan , kenapa kamu tunjukkan lagi? Kenapa kamu menakdirkan ku seperti ini? Tolong, buat dia untukku. Tanpa harus merebut dari nya"


"Aku janji, ini adalah keinginan ku untuk terakhir kalinya. Ku mohon,,,"

Mila menangis sendirian dengan kedua tangannya yang ia genggam sendiri. Tanpa teman tanpa sandaran. Ia terluka semakin dalam.

"Kenapa lo datang? Kenapa lo ngebunuh gue dengan begitu halus? Ini terasa menyakitkan--" Ringis nya tertahan.

Dalam keheningan nya ia akan seperti itu. Untuk sesaat sepi adalah nyawanya. Yang membangunkannya dari mimpi. Yang menampar nya dengan nyata. Itulah Mila, sosok figuran dalam cerita banyak orang. Namun, sosok utama dalam kisahnya.

Mila merasakan ada seseorang yang duduk di samping nya. Ia tahu dari suara kursi yang ditarik dan seseorang duduk disana. Tapi tak ada suara. Hanya diam.
Perlahan Mila mengangkat kepalanya yang sebelumnya ia benamkan kedalam lipatan tangannya. Menoleh kesamping dengan sangat pelan. Dan ia mendapati Azzyra yang tengah menatap dirinya juga.

"Kenapa? " Tanya Azzyra yang memiringkan sedikit kepalanya. Memperhatikan Mila.

"Apa peduli lo, " Katanya.
Tangan nya sibuk merapikan rambutnya yang sedikit berantakan serta sisa air mata yang masih ada diwajahnya.

"Lo bisa cerita, kita saudara" Ucap Azzyra.
Mendadak gerakan tangan Mila berhenti. Ia beralih menatap Azzyra disamping nya.

"Saudara? Lo nganggap gue saudara setelah bertahun-tahun? Hah gue gak percaya ini! " Sinis Mila.

"Setelah ayah ngemis ngemis minta maaf, dan gue yang seperti orang bodoh jadi pendukung lo dengan baik? " Sambung nya dengan bertanya.

"Maksud lo? Gue gak ngerti" Azzyra merasa ada yang aneh disini. Ada sesuatu yang terlewat darinya.


"Gue saudara lo. Kita satu Ayah. Tapi lo gak pernah anggap gue, bahkan sebagai teman. Lo hanya kasihan dengan gue . Dengan usaha gue buat bikin lo maafin orangtua gue, "

"Lo salah Mil, "

"Gue salah? " Menunjuk dirinya sendiri. "Coba lo sebutin, gue salah dibagian mana? Gue salah karna udah ganggu hidup lo? Atau gue salah karena udah jadi temen lo? Ohh atau gue salah karena punya ayah yang sama dengan lo? " Ucap Mila dengan rentetan pertanyaannya. Tawa Mila mengudara, Memberikan perasaan resah pada Azzyra. Jelas, sesuatu yang salah sudah terjadi diantara mereka.

"Wahh! Sebanyak itukah kesalahan gue? Lalu hukuman apa yang pantes gue dapat? Heh? " Sambung nya yang bertanya pada Azzyra.

Azzyra menggeleng kan kepala nya pelan tak menyangka. Bukan percakapan seperti ini yang ia inginkan. Bukan situasi seperti ini yang ia rencanakan. Ia salah dalam mengambil tindakan.

"Gue gak nyangka. " Ucap Azzyra tak menyangka.

"Gue juga gak nyangka Ra, "

"Setelah pengkhianatan Ayah dan Ibu lo, apa mungkin disini gue yang salah? Bertahun tahun yang lalu, Ayah datang ke rumah dengan membawa istri dan anak baru nya. Mengucap talak untuk ibu gue, memaki maki ibu gue padahal dia yang salah. Dihadapan gue, dia lebih memilih lo daripada gue. Gue yang cuman bisa nangis ngeliat lo dengan bahagia digendong dan pergi dengan senyuman. Sementara gue? " Ucap Azzyra dengan dingin. Tatapan nya kosong menatap lurus ke depan.
Saat ini ia tengah melemparkan dirinya dalam luka yang terjadi bertahun tahun yang lalu.

"Lo bahagia , sementara gue? Ibu sakit sakitan setelah ditinggal ayah. Ekonomi keluarga memburuk, gue yang terlantar harus tetap hidup demi ibu. Ibu depresi Mil, dia terlalu mencintai ayah. " Lirih Azzyra dengan suara yang teramat pelan. Sesak yang menghantam dadanya terasa begitu nyata. Bayangan kejadian sepuluh tahun lalu begitu membekas dalam ingatan nya. Seperti sebuah mimpi buruk yang sangat menakutkan.

"Hidup lo yang hancur karna ayah, kenapa gue yang salah Ra? Apa gue juga harus nanggung dosa ayah?--"




_______________
______


Kalian tim mana nih?
1) Nathan...
2) Mila...........
3) Azzyra......


Jangan lupa yah
Vote & komen nya.

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang