55 | Perhatian

6.3K 235 6
                                    


"Tuhan itu baik,  hanya saja terkadang kita yang selalu menyalah artikan takdir tuhan"

Instagram : @hraa_124

            Pukul sepuluh malam lewat lima menit Nathan mengantarkan Azzyra pulang kerumahnya. Ia mengantarkan hingga ke depan pintu gerbang rumah. Tidak langsung mampir karena hari sudah larut malam, jadi Nathan harus segera  pulang.

"Gue langsung pulang, udah malem lagian juga gue males ketemu abang peot itu. "
      Abang peot yang Nathan maksudkan adalah Ziko. Keluarga Azzyra.

"Hem, hati hati" Azzyra menyerahkan jaket yang tadi ia gunakan.
        Nathan menerima jaket dan langsung memakai jaketnya.

"Yaudah pergi dulu."

      Setelah Nathan pergi, Azzyra langsung membuka pagar rumah dan melangkah masuk kedalam. Hari ini malam yang begitu panjang untuknya. Tak terhitung berapa kali ia tersenyum hari ini. Rasanya ia kembali merasakan hidup.

"Anak gadis jam segini baru pulang? Darimana aja? Sama siapa? Gak bawa HP? Liat kan sekarang jam berapa? " Tegur Ziko pada Azzyra yang baru saja masuk kedalam rumah.

      Ziko berdiri dari sofa ruang tamu yang berhadapan langsung dengan pintu keluar. Menatap Azzyra dengan tatapan tajam. Tapi, Azzyra tak peduli.

"Main, sama temen. Bawa. Jam 10" Azzyra menjawab pertanyaan Ziko semuanya dengan singkat dan cepat.

"Ck! Kebiasaan. Kalo jawab tuh yang lengkap"

"Lengkap tapi gak penting buat apa? "

"Ah! Gimana kamu aja lah! Abang lagi pusing, nungguin kamu gak pulang pulang. "

"Kia gak nyuruh abang nunggu"

"Ya tapi abang khawatir! Mikir kesana kek, takut nya kamu ada apa apa dijalan. "

    Azzyra tersenyum mendengar ocehan dari Ziko.
"Ngapain senyum? Ngeledek abang? " Tanya Ziko yang kelihatan nya sedikit tersinggung.

"Makasih udah khawatir"

Ziko menghela nafas, "Yaudah, sana ke kamar. Istirahat! Ini udah malam"

"Iya" Setelah mengatakan itu, Azzyra berlalu menuju kamarnya. Meninggalkan Ziko yang masih menatap Azzyra dari belakang.

       Sejak satu jam yang lalu Nathan berusaha memejamkan matanya. Tapi, sulit baginya untuk tertidur. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya sejak tadi. Nathan mengangkat tangan kanannya keatas. Tangan yang dililit perban akibat kejadian siang tadi.
        Azzyra tak banyak bertanya tadi, hanya saja teman teman nya yang bar-bar itu yang banyak bertanya dan dengan tanpa dosa nya mereka malah memukul tangannya yang sedang sakit itu.

       Memang saat memukul kaca hingga tangan nya berdarah itu tidak menyakitkan karena dirinya sedang emosi. Tapi tadi? Ia sedang merasa senang.Tentu saja akan terasa sangat menyakitkan jika dipukul begitu.
Untuk beberapa saat Nathan tersenyum sambil memperhatikan tangan nya. Bayangan itu muncul, saat Azzyra membersihkan lukanya dan melilitkan perban ke tangannya. Menurut Nathan, itu manis.

~flashback~

"Ikut gue" Azzyra menarik tangan kiri Nathan. Membawa nya kebawah pohon rindang yang ada di tengah taman.

"Tunggu sebentar" Nathan menganggukkan kepalanya. Ia melihat Azzyra pergi kesalah satu warung yang ada disebrang jalan.
      Dan beberapa menit kemudian Azzyra datang dengan membawa satu kantong kresek putih ditangan nya.

"Lo bawa apa? Makanan? " Tanya Nathan.

"Mana tangan kanan lo? "
      Nathan mengangkat tangan kanannya. Azzyra menarik tangan Nathan dan meletakkan tangan kanan Nathan dipangkuan nya.

       Azzyra membuka kantong kresek yang ia bawa tadi. Pertama ia mengeluarkan kapas lalu obat merah dan sebotol air mineral kecil. Dengan hati hati Azzyra membersihkan luka yang ada pada punggung tangan Nathan.

"Gak ada alkohol, jadi gue bersihin nya pake air mineral aja" Ucap Azzyra saat tengah mengulas tangan Nathan dengan air.

"Gapapa, yang penting diobatin nya sama lo. Gue gak masalah, mau diobatin pake apapun sekalipun pake racun juga" Jawab Nathan dengan menggoda Azzyra.

"Nanti beli racun nya sendiri"

"Apa sih yang? Mau bunuh aku gituh? Kamu udah gak sayang aku apa? Kamu jahat banget sih sama pacar ganteng mu ini aaanying aa ah! " Jerit Nathan saat Azzyra sengaja menekankan kapas ke lukanya dengan keras.

"Berisik! "

"Awh awh! Itu luka gue perih sama sakit! Gak punya hati banget sih ngobatin nya" Kesal Nathan yang masih merasakan nyeri ditangannya.

"Makanya diem jangan berisik! "

"Iya iya nih gue diem" Putus Nathan yang akhirnya diam.
      Hanya memperhatikan Azzyra yang begitu telaten mengobati lukanya. Meskipun tadi sempat ditekan keras olehnya.

        Nathan tersenyum menatap Azzyra yang wajahnya tengah serius. Dimata Nathan itu adalah ekspresi manis Azzyra. Yang terlihat khawatir padannya . Ah rasanya Nathan kembali jatuh pada pesona Azzyra.

_______________________________
__________

Jangan lupa untuk
Vote & komen.

TBC 🔜


UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang