57 | Luka Tak Berdarah

6K 238 8
                                    

Jangan lupa untuk tetap menghargai karya orang lain yah😉  Tinggalkan jejak meskipun cuman 1 komentar (:



Instagram : @hraa_124

        Upacara telah selesai dilaksanakan, saat nya siswa siswi itu masuk ke kelas nya masing-masing. Namun, siswa tetaplah siswa. Disaat mereka harus segera masuk ke kelas dan segera memulai pelajaran. Mereka malah berjalan menuju kantin mengabaikan teriakan dari gurunya yang menyuruh mereka agar segera masuk kedalam kelass masing-masing.

"Lapar, belum sarapan dari rumah" Ucap mereka yang berdalih.

      Sudah dilarang, namun tetap saja begitu. Yah, namanya juga laki-laki. Badung.

 
    Namun untuk hari ini Budi, David dan Satya tak berniat untuk pergi ke kantin. Mereka langsung pergi ke kelasnya. Mereka absen untuk berhutang di kantin pagi-pagi. Karena mereka yakin, ada sesuatu yang menunggu kedatangan mereka bertiga di kelas.

"Anjer! Udah santuy aja dikelas" Heboh Budi ketika mendapati Nathan yang sudah duduk manis dikursi nya. 

"Iya lah, gak kayak kalian baru dateng" Jawab Nathan.

"Lo ke sini manjat tembok? " Tanya Satya.

"Yoi"

"Gak ketahuan satpam? "

"Kagak"

"Gimana lo bisa manjat? Kan tangan lo luka? " Tanya David yang heran.

"Kan dibelakang ada warung mang Udjo, ya gue pinjem tangga lah ke dia. "
       Mang Udjo itu pemilik warung yang berada di belakang sekolah. Bangunan warung nya bahkan ber dempetan dengan tembok tinggi sekolah. Ditembok itu juga ada lubang kecil berbentuk kotak. Yang fungsi nya untuk memberikan barang yang dibeli oleh anak sekolah didalam.

"Azzyra mana? " Tanya Nathan pada ketiga temannya.

"Otak lo, Than isinya cewek mulu. " Ucap Budi yang menggeleng prihatin pada temannya itu.

"Gue cuman nanya bego! " ketus Nathan yang diakhiri dengan kata makian yang sangat menyebalkan untuk didengar.

"Gue gak tahu! Orang gue bukan emak nya, " Jawab Budi mengedikkan bahunya acuh.

"Emang siapa yang bilang lo emak nya? Tuyul? Kagak ada kan! "

"Ngapain? " Tanya Azzyra sambil menepuk bahu Budi yang duduk dikursi nya. Entah sejak kapan Azzyra ada disana. Berdiri disamping Budi dengan wajah lempeng nya.

"Maksud? Apaan? Ngapain apaan? " Tanya Budi yang kebingungan.

"Itu kursi gue" Jawab Azzyra.

"Ohh, gue kira apaan" Ucap Budi yang baru ngeh dengan ucapan Azzyra. Ia langsung bangkit dan mempersilahkan Azzyra duduk dikursi nya.

      Azzyra duduk tanpa bersuara. Ia juga tidak menyapa Nathan seperti biasa, langsung mengeluarkan alat tulis serta handphonenya. Seperti biasanya. Azzyra yang cuek.
Nathan menatap Azzyra dengan senyum di pagi hari.

"Pagi Ra, " Sapa Nathan yang tak kunjung dibalas oleh Azzyra.

"Ra, ngomong dong! "

"Ra! Azzyra oy! "

"Liat nih, tangan gue udah diperban masih aja ngeluarin darah"
Sukses! Ucapan Nathan barusan langsung ditanggapi oleh Azzyra.

     Azzyra melihat tangan kanan Nathan yang masih dibalut perbedaan itu. Tak ada darah, bersih seperti baru diganti. Azzyra mendengus, ia pun kembali meraih bolpoin dan menulis sesuatu diatas kertas.

"Tukang bohong! " Cibir nya.

"Abis nya dipanggil gak denger denger"

"Gue denger" Jawab Azzyra.

"Kenapa gak ngomong? "

"Males"

"Kenapa males? "

"Gak tau"

"Kenapa gak tau? "

"Hmm"

"Lo gak khawatir gitu ke gue? "

"Kenapa? "

"Apanya? "

"Kenapa gue harus khawatir? "

"Karna tangan gue luka"

"Udah diobatin"

"Tapi masih sakit"

"Salah sendiri"

"Kenapa salah sendiri? Nathan gak salah! "

"Kayak anak kecil"

"Yang! Ini bukan kayak anak kecil, tau gak kenapa? " Tanya Nathan.

"Kenapa? "

"Karna lebih baik luka kayak gini, daripada harus luka yang tak berdarah"

Azzyra berhenti menulis dan menoleh kearah Nathan. Dilihatnya, Nathan tengah tersenyum melihat tangan kanannya. "Lebay! "

"Ara! " Rengek Nathan yang tak terima dikatakan lebay. "Yang, yang jangan cuek gitu dong! Cuek terus gue tinggal nih. " Ucap Nathan yang menggoda Azzyra. Azzyra tak terusik sama sekali dengan tingkah laku Nathan. Ia sudah terbiasa dengannya. Bahkan ucapan Nathan yang selalu berbicara padanya sudah biasa ia dengar dan ia abaikan. 


TBC 🔜

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang