72 : Kebenaran yang tersembunyi

5.2K 192 4
                                    


'Tak pernah ada penyesalan dalam mengenalmu.'







"Kamu kenapa sih? Om Rio ini maksud nya baik, dia cuman mau jenguk kamu. " Ucap Risa.

     Baru saja Azzyra membuka pintu, ia sudah disuguhkan dengan pemandangan tak enak dihadapan nya. Risa yang menahan air matanya, Nathan yang tengah emosi dan seorang laki laki paruh baya berjas yang tengah merangkul bahu Risa. Azzyra segera menyimpan kantong kresek yang ia bawa dimeja yang tak jauh dari sana. Ia menghampiri mereka.

      Nathan yang menyadari kedatangan Azzyra, langsung menatap nya. Ia menyuruh Azzyra untuk menunggu diluar sampai pembicaraan antara ia dan ibunya selesai.

    Namun Azzyra menolak, "Gue disini, lo gak berhak nyuruh gue keluar" Tegas Azzyra.

"Ini bukan buat tontonan Zyra! " Geram Nathan.

      Azzyra mendekati Nathan, perlahan ia memegang tangannya. Dengan senyum tipis ia mengatakan sesuatu. "Gue tahu Nath, sangat tahu malah. Ini bukan buat tontonan, tapi gue harap lo biarin gue tetep disini nemenin lo, yah? "

    Nathan mengalah, membiarkan Azzyra berada disamping nya. Nathan memalingkan wajahnya kearah lain. Enggan untuk menatap Azzyra maupun Risa. Baiklah, saat ini Nathan tengah marah. Dan Azzyra tak tahu harus berbuat apa.

     Azzyra menatap Risa yang juga menatap nya balik. Dari sorot matanya, Azzyra menyakinkan Risa. Bahwa semuanya akan baik baik saja.

"Nathan, " Panggil Risa.

"Mama bisa pergi, " Ucap Nathan dingin. Sepertinya, Ia sudah lelah dengan situasi keluarganya yang terus-terusan dalam keadaan tidak baik-baik saja. Ingin memperbaikinya pun terasa percuma karena terlanjur kecewa dengan garis luka yang menganga begitu panjang.

     Risa menajamkan telinganya. Saat kata kata itu lagi lagi menyakiti nya. Menyuruh nya agar pergi dari hadapan putra nya sendiri.

"Nath! Lo gak bisa gitu, itu nyokap lo" Protes Azzyra.

  Nathan menatap Azzyra dingin, "ini sebab nya gue gak mau lo disini Ra, "

"Maksudnya apa? " Intonasi suara Azzyra merendah.

"Azzyra , kamu jangan marah sama Nathan yah. Ini tante yang salah kok, tante juga mau keluar dulu sebentar yah. Mau nganterin om Rio ke depan, " Ucap Risa yang menyela Azzyra. Ia tak ingin Nathan dan Azzyra sampai bertengkar karena nya.

     Tanpa menunggu respon dari Azzyra. Risa memilih pergi dengan Rio. Membawa nya keluar untuk mengantar Rio dan mencari tempat untuk nya beristirahat.
Azzyra menatap punggung Risa yang dirangkul oleh Rio dengan tatapan sendu. Terbesit dalam hatinya untuk mendekati Risa, namun urung ia lakukan. Karena saat ini ada seseorang yang juga sama terluka. Seseorang yang sangat membutuhkan kata-kata baik untuk didengarnya.

"Lo gak bisa terus terusan begini Nath, "

"Ra, jangan bahas ini sekarang. Gue pernah ngomong kan sama lo? Jangan bahas masalah ini. "

"Tapi Nath,, "

"Zyra! " Peringat Nathan dengan tatapan dingin nya.

     Bukan kali pertama Azzyra mendapat teguran dari Nathan perihal ini. Namun, ia tak bisa diam saja saat terjadi kekeliruan.
    Azzyra menghembuskan nafasnya pelan, ia memilih untuk mengalah.

"Oke, terserah. Lo boleh membenci siapapun itu, termasuk menutup pintu maaf dihati lo. Tapi jangan salahin takdir kalau suatu saat nanti lo tahu tentang siapa yang benar dan siapa yang salah. Dan gue harap, lo gak menyesal dengan pilihan lo sekarang ini. " Rendahnya suara Azzyra namun terdengar begitu berdengung ditelinga Nathan. Seolah ada sesuatu yang besar yang Azzyra coba ungkap melalui setiap kalimat-kalimat nya.

"Gue mau kedepan, liat keadaan tante Risa. " Azzyra berjalan keluar dari ruangan Nathan.

     Nathan mendengus satt Azzyra berjalan meninggalkan nya sendiri. Ia masih kesal dan sekarang? Azzyra meninggalkan nya sendirian?. Sudahlah! Lebih baik ia tidur saja.


         Risa mengantarkan Rio sampai ke parkiran. Tempat mobil Rio terparkir. Beberapa kali Risa mengusap matanya, menghapus air matanya yang menggenang dipelupuk matanya. Hal itu tak lepas dari penglihatan Rio.

"Risa, saya minta maaf. Jika kedatangan saya kesini hanya menambah masalah diantara kamu sama Nathan. "

"Gak perlu minta maaf mas, ini bukan salah mas kok. " Risa tersenyum.

"Jika boleh saya beri saran, sebaiknya kamu katakan yang sebenarnya pada Nathan. Saya takut kamu semakin merasakan sakit Ris, "

Risa menggeleng pelan, "Tidak sekarang Mas, jika keadaan Nathan sudah pulih aku akan secepatnya bicara dengannya. " 

"Terserah kamu saja.Yasudah saya pergi dulu" Rio masuk dalam mobil nya. Dan berlalu meninggalkan Risa dengan mobilnya.

    Setelah kepergian Rio, Risa tak tau lagi harus bagaimana. Ia ingin kembali lagi ketempat Nathan, hanya saja Nathan pasti masih sangat marah dengan nya. Akhirnya Risa memutuskan untuk pergi ke kantin rumah sakit saja. Kebetulan juga ia tengah lapar.
       Risa berjalan kearah kantin rumah sakit yang terletak di belakang . Tidak cukup jauh, hanya perlu melewati beberapa bagian dari rumah sakit ini.

___________________
_______
Disini wajib komen gaiss!


Vote & comment!

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang