67 : Rindu

5.5K 199 13
                                    


'Sejak hari dimana aku begitu takut kehilangan mu, aku sudah berjanji. Akan bahagia untukmu'

Instagram : @hraa_124

             Pagi hari adalah waktu yang sunyi diruang rawat Nathan. Saat Azzyra pergi sekolah dan Risa terpaksa harus meninggalkan Nathan karena tuntutan pekerjaan. Nathan masih terbaring di atas ranjang. Dengan luka di wajah nya yang hampir mengering, perban yang melilit di kepala nya dan jangan lupakan tangan Nathan yang dibalut perban.
        Semuanya sunyi. Saat dimana kesadaran Nathan direnggut, dunia di sekitar orang-orang yang begitu dekat dengannya mendadak sunyi. Tak ada lagi tawa keras dari Nathan, tak ada lagi humor receh darinya.

      Pintu masuk tiba-tiba terbuka, menampilkan seorang gadis dengan pakaian santainya. Itu adalah Mila. Mila mendekati ranjang Nathan dan duduk di kursi yang terletak di samping ranjang Nathan. Mila mengulas senyum tipis. Melihat Nathan dalam keadaan seperti ini, rasanya selalu menyakitkan.

"Kapan lo akan bangun Nath," Lirih Mila dengan memegang tangan Nathan.

     Hari ini Mila tidak bersekolah. Entah apa alasannya hingga ia memilih untuk tidak masuk sekolah dan berakhir disini.
      Sulit untuknya bertemu dengan Nathan, jika bukan dengan begini. Ia tak akan bisa bertemu dengannya. Saat pulang sekolah ia selalu didahului oleh Azzyra. Bagaimana mungkin ia akan bersama dengan Azzyra dalam hal menjenguk Nathan. Hubungan nya dengan saudara tiri nya itu belum membaik. Bahkan Mila sengaja menjauh dari lingkungan Azzyra. Termasuk Laras, Budi dan yang lainnya.

"Nathan, jangan bikin gue khawatir. Cepat sadar, "

"Meskipun gue tahu, saat lo sadar dunia lo hanya tentang Azzyra. Tapi itu lebih baik daripada gue liat keadaan lo yang begini, " Mila menghapus air matanya yang tiba-tiba saja menetes.

Dadanya terasa sesak saat membahas Azzyra, "Gue rindu hujatan lo, gue rindu apapun tentang lo, "

"Mila! " Seru Azzyra yang berdiri diambang pintu masuk. Melihat Mila disana membuat kening Azzyra berkerut.

    Mila segera menghapus sisa air mata di wajah nya. Ia berdiri menatap kearah Azzyra yang melangkah masuk mendekati nya.
"Ngapain? " Tanya Azzyra.

Mila tampak gugup saat ini, mata nya tak bisa diam. Memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari Azzyra.

"Lo bolos cuman demi nungguin Nathan? "

"G, gak! "

"Terus apa? "

"Gue tadi ada urusan, terus sekalian mampir kesini, " Jawab Mila dengan cepat.

Azzyra memicing kan matanya,
"Lo bohong mil, "

"Apa! "

"Jangan berani ngerebut dia Mila!, " Seru Azzyra penuh penekanan.

"Gue gak ngerebut apapun dari lo! dia bukan siapa siapa lo kan Azzyra?, " Sarkas Mila

"Iya! Tapi itu dulu. Sekarang semuanya berubah, Nathan is mine! so don't expect to be able to take it from me!"

"You are selfish Zyra! You snatched everyone out of my life!"

"I've never taken anyone from your life"

      Belum sempat Mila menjawab ucapan Azzyra. Tiba-tiba seorang suster masuk ke ruangan. Dengan membawa peralatan lengkap untuk memeriksa .

"Permisi dek, saya akan memeriksa pasien dulu, "

     Mila dan Azzyra mempersilahkan suster itu memeriksa Nathan. Keduanya menatap Nathan yang tengah diperiksa suster, perban dikepala nya diganti, luka di wajah nya kembali diobati dan yang terakhir tangan nya yang diperiksa.

      Meskipun berdiri dengan saling bersisian, Azzyra dan Mila enggan untuk saling menatap. Bahkan untuk bersentuhan pun mereka enggan.  Mereka berdua masih menahan kesal dan marah diwaktu yang bersamaan.

"Mau minum? " Tawar Risa pada Nathan, yang tak digubris sama sekali oleh nya.

     Yah, sesaat setelah diperiksa oleh suster. Tak lama Nathan siuman. Membuat Azzyra dan Mila merasa panik sekaligus bahagia dengan sadarnya Nathan. Segera, Risa datang kerumah sakit setelah kabar Nathan telah siuman.

    Risa menghembuskan nafas nya pelan, melihat keras kepala nya Nathan saat ia menyuruh nya untuk makan. Risa melirik Azzyra yang berdiri di samping nya, seolah mengerti apa yang dimaksud Risa. Azzyra segera mengambil mangkuk bubur dari tangan Risa dan mengantikan Risa untuk memberi Nathan.

      Risa mundur, bergerak menjauhi Nathan dan Azzyra.
"Nath," Panggil Azzyra pelan.

Nathan menoleh kearah nya. Azzyra tersenyum saat Nathan menatap dalam diam.
"Ra, sejak kapan gue disini? "

"Entahlah, mungkin sekitar dua minggu"

"Lama ternyata, " Nathan memalingkan wajahnya. Melihat kearah jendela yang berada disamping nya.

"Makan dulu Nath, keburu dingin buburnya" Mengangkat satu sendok berisi bubur.

"Gue lagi gak mau makan, "

"Seengaknya makan buat gue, bukan buat lo sendiri" Azzyra menatap sendu Nathan.

Nathan terhenyak sebentar, dirinya masih dalam keadaan lemah. Ia tak bisa banyak bergerak, lagipula satu tangan nya masih sakit karena cedera yang parah.

"Ra,, " Menatap wajah Azzyra, "gue rindu, " Sambung Nathan dengan suara yang lemah.

    Azzyra menatap Nathan dengan mata yang perih. Ternyata air mata sudah menggenang dipelupuk matanya. Dengan cepat Azzyra mendongak kan Kepala. Menghalau air mata itu jatuh didepan Nathan.

"Gue juga rindu lo Nath, dua minggu! Dua minggu bukan waktu yang singkat buat gue ngeliat lo sakit disini. Dua minggu bukan waktu yang singkat buat gue disekolah tanpa hadir nya lo, " Air mata Azzyra menetes, tidak deras. Hanya saja sepertinya cukup untuk mewakili perasaan nya.

Dengan susah payah, Nathan mengangkat tangan kirinya yang punggung tangannya terdapat selang infus. Menghapus air mata yang turun di wajah Azzyra. Pelan, Nathan menyentuh wajah Azzyra. Wajah yang selalu ia rindukan.

 

____________________________
________

Jangan lupa vote & comment ❤🍁
Tinggalkan jejak yo✔✔

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang