43 | Pemaksa

7.4K 248 3
                                    


"Sosok nya mulai hilang, tergantikan sosok lain yang berbeda. Hangat namun hambar"




Instagram : @hraa_124

"Kia, kata Ziko kamu sudah baikan sama Papa mu? " Ucap Dira sambil menatap cucu satu satunya itu dengan tatapan lembut.

        Pagi-pagi buta, Dira sudah melemparkan pertanyaan yang enggan untuk Azzyra jawab. Namun, karna Dira adalah nenek nya dan yang merawat nya sedari kecil mau tak mau ia menjawabnya. "Iya"

"Ada apa ma? Kenapa  tiba-tiba nanya begitu? " Tanya Ziko yang baru saja mengambil posisi untuk duduk dan bergabung dengan Dira dan Azzyra di meja makan.

"Oma gak yakin dengan Papa mu itu, tiba-tiba saja dia menginginkan kamu bersamanya dan bersikap baik. Seolah olah dia baru mendapat kan hidayah" Terangnya.

"Astaga ma, orang jadi baik bukan nya bersyukur terus doa yang baik. ini malah heran curigaan banget" Ziko menggeleng kan kepalanya pelan.

"Bukan begitu, Oma lebih tau dia dari dulu. "

"Kia berangkat sekolah dulu"
Azzyra berdiri dan mengambil tas sekolah nya yang berada di kursi samping. Enggan mendengarkan hal hal yang kurang baik di pagi hari, ia lebih memilih untuk segera pergi dari rumah.

       Dira dan Ziko menatap sebentar Azzyra. "Kenapa buru buru sayang? Itu sarapan nya belum habis" Tanya Dira.

"Ada  tugas yang harus dikerjakan, Kia lupa gak ngerjain " Bohong, Kalimat yang ia lontarkan sepenuhnya adalah kebohongan. Bukan karna tugas yang mendesaknya pergi. Tapi karna pembahasan keluarga yang terkadang menyakitkan untuk ia dengar sendiri.

"Abang anter kamu sekolah" Ucapnya yang langsung berdiri.

"Gak usah, Kia udah dijemput Nathan" Ucapan dari Azzyra langsung membuat Ziko kembali duduk.
"Yaudah gapapa".

" Oma, bang, aku berangkat dulu" Ucapnya sambil berlalu begitu saja meninggalkan Dira dan Ziko yang tengah menghabiskan sarapannya.

▪▪▪

"Pagi cantik, "

       Pertama kali saat Azzyra membuka gerbang, suara yang pertama ia dengar adalah sapaan hangat dari seorang Nathan yang sedang duduk diatas motornya.
        Bukan motor sport kesayangan Nathan yang sedang dirinya duduki, namun motor matic baru yang sering Nathan bawa kemana mana.

     Azzyra tersenyum singkat melihat Nathan. Sesuai janji nya tadi , Nathan datang pagi pagi untuk menjemputnya. Sebenarnya Azzyra menolak untuk dijemput Nathan, namun bukan Nathan namanya jika tidak bisa memaksa Azzyra .

      Lihat saja, pagi-pagi begini ia sudah stay didepan gerbang rumah Azzyra. Dengan setelan baju seragam putih abu-abu, tas ransel yang ia gendong, jaket hijau army yang ia pakai dan helm fullface yang digantung di stang motor miliknya.

"Ayo berangkat" Setelah Azzyra duduk dijok motor belakang barulah Nathan melajukan motornya.

       Bagi Nathan sudah ada kemajuan dalam diri Azzyra untuknya. Berawal dari segala macam penolakan dan umpatan pedas Azzyra padanya. Setidaknya saat ini Azzyra sudah bisa tersenyum untuknya dan tidak ada lagi kata kata pedas yang meremehkannya. Meskipun Nathan akui masih ada ucapan dingin dari Azzyra. Nathan maklumi jika itu adalah salah satu sifatnya.

       Pergi kesekolah menggunakan motor nyatanya lebih cepat dibandingkan dengan menaiki mobil. Terbukti, saat ini mereka sudah berada di lingkungan sekitar sekolah. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit mereka sudah sampai disana. Setelah motornya parkir diparkiran yang khusus disediakan sekolah bagi anak yang membawa kendaraan, Azzyra turun dari motor terlebih dahulu.

"Thanks" Azzyra merapikan rambut serta rok abu abu nya yang sedikit kusut.

Nathan tersenyum dan ikut melakukan apa yang baru saja Azzyra lakukan. Nathan hanya merapikan rambut nya dengan menyisir nya kebelakang menggunakan sela sela jari. "Nanti istirahat ke kantin bareng oke, gapapa cuman pengen bareng aja".

" Gue mau ke perpus" Ucap Azzyra yang nyaris menghilang kan senyum Nathan.

"Ke kantin dulu baru ke perpus. Gak usah nolak, gue maksa nih" Ancam nya dengan kekehan kecil.

"Pemaksa" Cibir Azzyra.

"Gapapa, pemaksa juga yang penting baik dan sholeh. Yakin kok yakin dalam hati lo lagi teriak kegirangan karna gue " Percaya diri Nathan terlalu tinggi. Sekali lagi Nathan menyisir rambutnya kebelakang dengan tangan, menambah kepercayaan diri nya semakin meningkat.

     Azzyra mendengus dengan kalimat penuh kepercayaan diri itu. Segera Azzyra meninggalkan area parkiran sekolah menuju koridor yang langsung mengarah ke kelasnya.
Nathan tertawa kecil melihat sikap Azzyra padanya, eumm sedikit lucu mungkin. Tak lama setelah itu ia mengejarnya.

____________________
_______

Jangan lupa untuk vote dan komen nyaaa😗✨

TBC 🔜

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang