62 : Berita penting

5.3K 185 7
                                    

'Kisah kita akan tercatat sebagai kisah yang tak kunjung usai, "


▪▪▪


Instagram : @hraa_124

        Jam dinding telah menunjukkan pukul dua dini hari. Tapi sang pemilik masih membuka mata disaat orang lain sedang nyenyak tertidur. Tak ada yang bisa membuat nya tertidur.
Hingga Nathan lebih memilih untuk duduk diranjangnya. Bermain handphone, sekedar membuka aplikasi dan menutup nya lagi. Hal itu ia lakukan secara berulang ulang.

       Nathan sempat tertidur sekitar dua jam. Hingga ia terbangun sendiri. Sampai saat ini matanya belum juga mau menutup untuk tidur. Dengan pasrah ia membiarkan dan memilih untuk bermain handphone.
        Nathan tersenyum, kala melihat sebuah pesan singkat yang dikirimkan Azzyra beberapa jam yang lalu. Pesan yang menyatakan jika orang itu sedang merindukan nya. Meskipun hanya pesan singkat dan tak ada lagi balasan dari sana. Nathan sudah merasa sangat senang.

'Andai lo tau Ra, seberapa berartinya lo buat gue. '

'Kedekatan kita udah lebih dari apapun. tetap seperti ini. Dan tetap jadi Ara yang gue kenal. Masa bodo dengan anggapan orang tentang lo yang nyakitin gue, ataupun gue yang mati matian deketin lo kayak orang gila. Ini ketulusan, dan gue harap suatu saat nanti lo ngerti, '

      Nathan memejam kan matanya erat. Dirinya bahagia sekaligus terluka diwaktu yang bersamaan. Seperti ada yang menghimpit rongga dadanya, sesak yang ia rasakan. Mengingat seperti apa ia dulu. Tuhan begitu baik padanya. Meski nyatanya orang beranggapan Tuhan tak baik kepadanya, dengan membuat nya gila karna mengejar seseorang.

       Ada sebagian luka dalam dirinya. Yang terkadang meledak dengan sendirinya. Bukan tanpa alasan, sebab dirinya sudah tak kuat lagi. Dia manusia yang memiliki perasaan, dia juga laki laki yang memiliki sisi emosi yang tinggi. Bisa saja ia lampiaskan dengan bertarung diatas ring atau pun menjadi pecandu obat obatan terlarang. Namun, ia cukup tahu diri.
       Ada seorang ibu yang akan terluka dan malu nanti nya.


       Malam berganti pagi, saat sang bulan perlahan mundur dan mentari yang merangkak naik. Tak lantas membuat seorang Nathan bisa terbangun dari tidur nya. Benar, Nathan tertidur. Setelah pukul lima pagi ia baru bisa tidur. Seperti saat ini, dengan selimut yang membelit tubuh nya.

       Cahaya matahari bahkan sudah menyusup masuk kedalam kamar nya. Menerangi seisi kamar mengalahkan lampu tidur nya yang menyala. Nathan terbangun.
         Hal yang pertama kali ia lakukan adalah duduk diam ditepi ranjang. Mengumpulkan sedikit tenaga nya untuk sekedar berjalan kekamar mandi. Ia meraih handphone yang berada tak jauh disisi nya. Ia menyalakan nya dan melihat sebuah notif dari beberapa teman dan saudara nya. Setelah melihatnya ia membiarkan handphone nya begitu saja.

        Dirasa sudah memiliki tenaga, Nathan berdiri dan melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi.
         Tak lama setelah itu, ia keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit sebagian tubuh nya. Dengan wajah yang masih mengantuk, ia berjalan menuju lemari baju nya. Beberapa kali Nathan terlihat menguap dan mengusap wajah nya.

        Setelah mengenakan seragam batik sekolah yang lengkap. Nathan berjalan  menuju meja belajar. Dimana ia meletakkan sabuk dan jam tangan hitam milik nya. Sekaligus ia mengambil tas dan buku. Selesai bersiap diri, Nathan meraih handphone dan keluar dari kamar nya.

      Pukul enam lebih empat puluh lima menit. Masih terlalu pagi untuk ia berangkat ke sekolah.
       Ketika sampai di bawah, Nathan melihat meja makan sudah disiapkan sepiring nasi goreng lengkap dengan susu, air putih dan juga buah buahan. Tapi Nathan tak melihat ibu nya disana. Ia mengedikkan bahunya acuh, mungkin dia sudah pergi bekerja.

     Nathan mendorong kursi nya lalu duduk disana. Ia menyimpan tas dikursi yang berada disamping. Baru saja ia mengangkat sendok yang berisi nasi goreng penuh yang akan ia makan, tiba-tiba saja sebuah panggilan menghentikan nya.
       Diwaktu pagi begini ia tak kan salah. Pasti teman somplak nya itu yang menelpon.

      Dan benar saja, nama seorang Budi terpampang jelas di handphone nya . Awalnya Nathan mematikan panggilan itu, hingga Budi dengan sengaja menelpon nya berkali kali. Mengganggu aktivitas sarapan nya. Dengan kesal Nathan mengangkat telpon nya, dengan mengumpat keras padanya.

"Apaan onta! Gue lagi sarapan lo ganggu aja daritadi, lo gak bisa liat situasi apa? Nanti dong kalo mau nelpon gue pas gue nya lagi santai!"

Terdengar suara orang tertawa disana, dan itu membuat Nathan kesal setengah mati.
"Anjing! Seneng lo hah gangguin gue! "

"Kalem Nath, kalem. Gue gak maksud gangguin lo"

"Terus apaan! "

'Cepetan kesekolah, gue ada berita penting nih. Beneran ini gak bohong, '

Nathan mengernyit bingung, tumbenan sekali Budi berbicara seperti itu. Apa iya ada yang benar-benar penting?.

"Gak usah maksa maksa gue, gue otw sekarang"

'Gue tunggu'

    Nathan buru buru menghabiskan minum nya dengan cepat. Ia menyambar tas nya dan segera pergi menuju sekolah.

_________________________
______

Gimana tanggapan kalian?
Please respon!

Tinggalkan jejak!

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang