24 | Risa

9.8K 339 2
                                    


"Membiarkan mu menjauh dan membenciku rasa nya seperti menangis dalam diam. Tak terluka, tapi cukup menyakitkan."


🍁

     Hari mulai menunjukkan perubahan warna yang mulai kentara. Langit yang mulai berwarna kuning ke oranye . Waktu senja yang sebentar lagi akan tergantikan oleh malam, Senja yang menghangat kan dengan suhu udara kota yang menghangat.

      Sore ini, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Nathan. Mereka berkumpul dirumah Nathan untuk mengerjakan tugas kelompok mereka. Tentunya dengan David, Budi, Satya, Azzyra, Laras dan Nala. Kelompok mereka beranggotakan tujuh orang termasuk Nathan didalam nya.

"Kita mau bikin apa jadinya? Mind map atau PowerPoint? " Tanya Nathan sesaat setelah dirinya ikut bergabung dengan yang lain.

"Mind map aja lah, biar lebih bebas berkreatifitas" usul Laras dengan semangat.

"PowerPoint lah! Ini udah jaman canggih, udah gak jaman pake mind map" ucap Budi

"Biasa aja sih, jangan ngegass ngomong nya! " Ketus Laras dengan mendelik tajam ke arah Budi.

"Gue setuju sama Budi sih, biar simple dan gak ngeluarin duit buat beli bahan-bahan nya" Ucap Satya.

"Gue ikut aja" Jawab David.

"Jadi mau pake apa nih? Mind map atau PowerPoint? "

" Saran dari gue, mending kita cari referensi aja dulu dari berbagai sumber. Misal kayak internet, koran, ataupun majalah.  Setelah dapat referensi baru kita tentuin mau pake apa. Biar mempersingkat waktu juga, ini kan udah sore lagian kalo terus debat gak akan beres juga. Menurut gue gitu sih" Ucap Nala memberi saran.

"Gue setuju" Ucap Nathan yang pertama menyetujui saran dari gadis berpostur kecil itu.

"Gue juga setuju" lanjut Satya setelah Nathan.

" Lo gimana Vid? Laras? Zyra? "

"Gue ikut aja" Jawab David.

" Yaudah gue setuju" kesal Laras.

       Sedari tadi semuanya mengobrol merencanakan untuk tugas nya, terkecuali dengan Azzyra. Ia hanya duduk menjauh dari yang lain dan sibuk sendiri dengan memainkan handphone nya. Sesekali kepalanya mendongak melihat ke-enam teman nya yang tengah mengobrol.

"Zyra! Disini duduk nya, jangan mojok gitu ish" Ucap Laras setengah berteriak.

       Azzyra hanya mendongak kan kepalanya melihat ke arah laras, setelah itu kembali fokus pada handphone nya.

"Azz,,, "

"Hai Tante, "

     Ucapan Laras terpotong oleh Budi dan Satya yang menyapa seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki rumah. Lengkap dengan pakaian kantor dengan menenteng sebuah tas laptop dan tas kecil, ia memasuki rumah nya.

      Mendengar sapaan dari Budi dan Satya, membuat senyum nya terbit perlahan.
Yah, dia Risa. Ibu dari Nathan.

       Kedatangan nya membuat suasana menjadi canggung. Apalagi dengan keadaan Nathan yang berubah menjadi pendiam. Risa masih berdiri disana, menatap satu persatu wajah teman dari Nathan. Namun, ketika melihat ke arah Azzyra senyum nya mendadak hilang dari wajah nya.

      Tak ada lagi senyum hangat seperti sebelumnya. Yang ada hanya garis wajah datar yang dingin dan gelisah. Gerak wajah nya pun sudah sangat kentara dengan kegelisahan yang melanda nya. Tatapan matanya menajam kala Azzyra menatap nya balik.

      Berbeda dengan Risa, Azzyra malah menatap nya dengan santai dan sopan sambil tersenyum singkat. Tidak ada masalah apapun.
Entah ada hal apa yang membuat Risa berubah demikian.

      David, Budi, dan yang lainnya pun menatap heran ke arah Risa dan Azzyra. Cukup lama keduanya saling menatap hingga Laras memecah ketegangan diantara mereka.

"Tante baru pulang kerja yah? " Tanya Laras.

   Mendengar pertanyaan dari Laras yang langsung menyadarkan nya, seketika senyum hangat itu kembali terbit "Iyah"

"Yasudah kalian lanjutkan kegiatan kalian, tante mau ke kamar dulu yah" lanjut Risa sambil berlalu meninggalkan ruang tamu yang dijadikan tempat mereka mengerjakan tugas.

      Setelah kepergian Risa, mereka langsung menatap ke arah Azzyra.
Azzyra yang bersikap cuek pun mengkerutkan kening nya dengan bertanya langsung,
"Ada apa? "

"Lo, gak ada masalah apa-apa kan sama nyokap nya  Nathan? " tanya Budi dengan curiga.

"Ketemu pun baru kali ini" Jawab Azzyra malas.

    Mendengar jawaban dari Azzyra membuat mereka saling berpandangan.


________________________________________________

TBC 🔜


UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang