harusnya

1.3K 158 5
                                    

Aku tersenyum mengamati seseorang yang dengan bodohnya menunggu seseorang yang tidak muncul. Menunggu seseorang yang yang sudah bersama dengan orang lain, bodoh dia menunggu orang tersebut tapi tidak melihat dirinya.

Dan lebih bodoh lagi diriku yang menyukai dia yang hanya mengaggap aku sahabatnya.

Aku yang mengenalnya lama, aku yang menjadi tempat sampah untuk semua curhatan-curhataannya. Dan aku yang terluka karena dirinya, sungguh miris bukan.

Sekarang siapa yang terlihat menyedihkan dan bodoh.

Kenapa aku harus mencintainya? Kenapa aku harus merasakan perasaan tanpa balasan ini. Aku yang tersakiti tapi tetap dia.

Aku berjalan mendekatinya yang melamun dengan segelas kopi yang terlihat dingin, sudah tiga hari dai seperti ini. Menunggu seseorang yang tidak pernah datang

"aku tadi melihat temanku sendirian disini, jadi aku kesini. Bukankan aku orang baik"

Dia terlihat tersenyum melihat kehadiranku

"aku benar-benar tidak mengerti kenapa kamu terus menunggunya"

"aku tahu dia tidak datang hari ini, tapi percaya dia akan menemuiku kalau bukan sekarang tapi besok"

"bodoh"

"aku tahu Joy"

"ayo kita pulang, aku kasian denganmu karena aku baik aku akan mengantarmu"

"terimakasih"

Dia berdiri lalu meninggalkan tempat itu tapi baru saja dia baru saja keluar seorang permpuan memanggil namanya

"Junhoe maafkan aku" ucap perempuan itu memeluk tubuh Junhoe dan perempuan menatap kearahku dengan tatapan sinis.

Aku yang tahu diri segera pergi dari tempat itu, satu lagi goresan tertoreh dihatiku.

Bodoh memang aku yang bodoh, joy bodoh batinku

.

.

Aku adalah seorang penuh wattpat, didunia orange tersebut aku bisa menulis sesukaku, mencurahkan semua isi hatiku, rasa sakit yang aku dapatkan, rasa sakit yang dia torehkan untukku.

Baru saja aku memperoleh seberkas cahaya

tapi dia telah kembali dengan seorang yang dicintai.

Kenapa aku harus menyukai dia?

Rasa sakit yang terus tertoreh dihati

Aku mencoba untuk menghapus semuanya

Tapi semakin lama rasa itu semakin dalam

Aku menutup laptopku dan melirik jam, saatnya aku bersiap untuk beranngkat kuliah.

.

.

Sore harinya kau kembali kerumah, aku melihat motor yang tidak asing bagiku. Aku berlari kedalam rumah, terllihat ibuku yang sedang memasak.

"ibu , Junhoe kesini?" tanya ku

"iya tadi dia ingin mengeprint jadi ibu ijinkan masuk kekamarmu"

"ibu kenapa ibu izinkan" ucapku lalu segera berlari kekamarku.

Terlihat Junhoe yang sedang tiduran sambil memeluk boneka kesayanganku.

"kamu sudah pulang?" tanyanya

"pergi tidak baik lelaki masuk kekamar perempuan"

"kenapa? Bukannya waktu kecil aku sering masuk kesini"

"itu dulu sekarang kita sudah dewasa"

"iya kita dewasa dan kamu tidak bercerita tentang lelaki yang kamu sukai tapi menyakitimu"

Deg

Jantungku rasanya mau berhenti mendengar ucapannya.

"aku tidak sengaja membaca di akun dunia orangemu, kenapa kamu mencintai lelaki sekejam itu"

"aku tidak mencintainya"

"bohong"

Dia berdiri, aku berharap dia tidak akan pernah tahu.

Junhoe berdiri lalu membisikan sebuah kata kepadaku membuat jantungku berdetak kencang

"kenapa kamu tidak bilang menyukai lelaki bodoh sepertiku" ucapnya

"dari mana kamu tahu itu kamu"

"jadi benar aku ya, maafkan aku" ucapnya tersenyum sendu memandanku.

"lupakan semua lagian kamu sudah bahagia bersama Rose bukan?" ucapku

"aku tidak kembali dengannya"

"lalu kenapa kamu menunggu dia dengan bodoh"

"mungkin hanya aku belum ikhlas dan penasaran kenapa dia memilih bersama dengan orang lain tapi sekarang sudah tidak apa-apa, apa aku harus berusaha mencintaimu? aku mencobanya" ucapnya Junhoe lalu pergi meninggalkan diriku yang terpatung.

Rasanya sangat membingungkan dan canggung pastinya. Aku telah merusak persahabatanku dengan Junhoe, aku tidak ingin dia merasa kasihan kepadaku. Aku tidak ingin dia terpaksa dan harusnya ini tetap menjadi rahasia.

Harusnya dia tidak boleh tahu, harusnya aku tidak menulisnya.

Harusnya aku tetap diam dan menikmati semua perasaan sakit itu.

Semuanya rusak, tidak seharusnya dia mencintai Junhoe lebih dari sahabat.

Harusnya cinta dalam diam tetap diam.

THE JOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang