Hari sudah mulai larut malam, ditambah hujan yang semakin deras. Seorang perempuan cantik duduk disebuah café dengan beberapa gelas didepannya. Selalu begini, selalu dirinya yang menunggu. Janji hanya janji yang dibuat dengan kekasihnya untuk menghabiskan malam minggu bersama tapi sudah hamper 3 jam perempuan itu menunggu.
Beberapa kali menelpon sang kekasih tapi tidak diangkat dan pesan yang dirinya kirim tidak ada satu balasan satupun. Bunyi lonceng pintu café terdengar membuat perempuan itu menoleh tapi lagi-lagi kecewa karena itu bukan kekasihnya
Dirinya melihat sekelilingnya, dirinya merasa sangat iri. Dia tahu akan begini tapi dengan bodohnya dirinya mau menunggu yang tidak pasti.
Waktu terus berlalu, semakin lama café semakin sepi membuat peremuan bermarga Park tersebut menghembuskan nafas kasar. Satu persatu orang telah meninggalkan café tersebut.
Dirinya bangkit lalu membayar minuman yang dirinya minum.
Rintikan hujan masih cukup deras tapi Park Joy tetap berjalan dengan pandangan kosong. Lagi-lagi begini, terkadang dirinya berfikir lelaki tersebut menjadikan dirinya kekasih hanya untuk pamer kepada mantan kekasihnya.
Rasanya sangat Lelah dirinya begini, Joy yakin besok dia akan bersikap seolah tidak terjadi apapun. Marah pun tidak ada gunanya, dia hanya tersenyum dan minta maaf.
.
.
Apartemen dan café jaraknya lumayan jauh membuat Joy cukup Lelah tapi ini sudah biasa. Rasa Lelah tubuhnya tidak sebanting dengan rasa Lelah dihatinya.
Rasanya Joy ingin mengakhiri semua ini tapi orang tuanya sudah terlanjur suka dengannya. Berharap kalau dia akan menjadi suaminya kelak.
Joy merebahkan badannya dikasur Kasur, memandang obat tidurnya yang berada dimeja. Sudah hamper tiga bulan Joy meminum obat tersebut. Joy tahu itu tidak baik mengonsumsi obat tersebut.
Joy bangun mengambil obat tersebut menelannya beberapa butir makin lama Joy meminum melebihi dosis yang dianjurkan.
Mata Joy semakin lama makin berat membuatnya tertidur, berharap kalau besok dirinya bisa melupakan yang terjadi hari ini.
.
.
Siang hari yang sangat cerah, Joy mengaduk-ngaduk makananya tampa minat untuk memakannya. Didepannya seorang lelaki yang dari tadi sibuk dengan laptopnya.
"kamu sudah selesai makan. Kalau sudah ayo kita ke perpus , aku ingin mencari referensi" ucap lelaki itu
"kak Wonwoo " sapa seorang adik kelas, membuat Joy menoleh siapa yang memanggil kekasihnya tersebut
"terimakasih kak kemarin malam sudah membantu aku mengerjakan tugas" ucap perempuan itu dengan ceria.
Joy tersenyum getir lagi-lagi dirinya terabaikan. Kenapa kekasihnya selalu bersikap baik dengan orang lain dan selalu tidak menepati janji dengan dirinya. Rasanya perih dan sesak.
Brak
Joy mengebrak meja membuat mereka berdua kaget
"joy kamu tidak punya etika" ucap Wonwoo menatap tajam kekasihnya.
"kebiasaan burukmu harus dikurangi" Lanjut Wonwoo tapi Joy tidak memperdulikan dirinya sudah terlanjur Lelah.
.
.
Wonwoo meminta bantuan salah satu temannya untuk membantu dirinya memilih cincin untuk melamar kekasihnya. Joy adalah perempuan yang paling sabar selama dirinya kenal, dirinya benar-benar mencintai perempuan itu.
