"kak yong yong main bareng yuk" ucap seorang bocah usia 6 tahun kepada bocah yang lebih tua satu tahun darinya.
"kak " ucap Sooyoung sambil memegang tangan Taeyong dan mengoyang-goyangkannya. Taeyong mendengus nafas kesal dirinya sangat malas untuk bermain dengan Sooyoung tetangganya. Dirinya bosan bermain dengan Sooyoung, Sooyoung selalu mengajaknya bermain rumah-rumahan.
"kak" ucap Sooyoung lagi
"males aku main sama bocah bodoh kaya kamu" ucap Taeyong melepaskan tangan Sooyoung dengan kasar lalu meninggalkan Sooyoung yang menangis kencang.
Satu minggu kemudian Sooyoung berlari kerumah Taeyong tidak peduli tersandung dirinya berlari. Sooyoung tersenyum tapi senyumnya luntur melihat Taeyong sedang sibuk bermain game dengan seseorang.
"kak Yong yong" ucap Sooyoung, Taeyong hanya melirik sebentar lalu kembali main game bersama teman perempuannya.
"kak lihat Soo dapat nilai A" ucap Sooyoung sambil memperlihatkan nilainya tapi Taeyong tidak peduli.
"kak ayo main" ucap Sooyoung
"males gue main sama anak jelek gendut nyebelin kaya kamu" ucap Taeyong
"yuk ren kita pergi ada anak jelek" ucap Taeyong. Lagi-lagi meninggalkan Sooyoung sendirian.
.
.
18 tahun kemudian
Kenangan-kenangan masa kecil Sooyoung terputar diotaknya, dirinya benar-benar membenci laki-laki bermarga Lee tersebut yang sekarang menjadi tunangannya. Sejak Taeyong mengejeknya jelek semua teman-temannya memanggilnya jelek. Banyak anak-anak yang sering membullynya, hidupnya benar-benar terpuruk semua anak menjauhinya.
Dan beruntunglah Sooyoung karena ayahnya ditugaskan ke luar negeri sehingga sekeluarga pindah. Tapi sakit hati itu masih tertanam dihatinya.
"maaf menunggu lama" ucap Taeyong yang baru datang dengan senyum yang menyebalkan bagi Sooyoung.
Taeyong tersenyum memberikan bunga untuk Sooyoung, berharap perempuan itu tidak bersikap dingin padanya. Pertunangan mereka adalah perjodohan tapi sejak pertama Taeyong melihat Sooyoung dirinya bahagia sekali. Sejak Sooyoung pindah Taeyong benar-benar merasa kelihangan perempuan itu. Tidak ada yang menganggunya lagi dan saat dirinya tahu Sooyoung adalah Soo-ie nya dirinya merasa bahagia. Walau sikap Sooyoung tidak seperti dulu.
Sooyoung memandang bunga yang ditangan Taeyong tanpa menerimanya, dirinya terlalu membeci lelaki itu. Jika bukan karena ayahnya yang menyuruh dirinya tidak akan datang. Dirinya lebih baik pergi tidur.
Terlihat diwajah Taeyong dirinya kecewa tapi dirinya tetap tersenyum.
"kamu mau pesan apa?"
"kamu tidak lihat, aku sudah pesan makanan" ucap Sooyoung dingin
"setelah ini mau menonton denganku"
"jika aku bilang tidak pasti kamu menelpon ayahku bukan" Sooyoung meminum minuman dihadapannya, tersenyum meremehkan ke arah Taeyong.
.
.
Sooyoung melempar barang-barang dikasurnya, dirinya merasa sangat gila sekarang. Bagaimana dirinya bisa membiarkan Taeyong mencium bibirnya dan dirinya merasa menikmatinya. Harusnya dirinya menendang Taeyong.
"arggg" teriak Sooyoung ,
"Taeyong sialan.. sialan " teriak Sooyoung lagi
Dret dret
