Joy menatap ponsel yang dari tadi berkedip menandakan ada pesan masuk dan telpon, Joy mengambil tanpa sepengetahuan pemiliknya lalu menghapus semua pesan dan kontak panggilan setelah itu mematikan ponsel.
Joy tidak tahu kenapa dirinya berubah menjadi licik begini, padahal dirinya yang menjodohkan sahabatnya dengan seorang perempuan. Ada rasa sesak yang tidak dapat dijabarkan didalam hatinya.
"Joy buku yang ini" ucap seorang lelaki dengan senyum manis yang tergambar jelas diwajahnya menyerahkan buku yang sahabatnya inginkan.
"iya betul yang itu habis ini ayo beli es krim" ucap Joy tersenyum memeluk lengan sahabatnya, mereka bersahabat dari kecil membuat Joy terlalu bergantung dengan lelaki itu.
"malem-malem jangan makan es krim nanti sakit" lelaki itu tersenyum mencubit pipi Joy .
"gak mau pokoknya es krim es es kriiim eth klimmm " ucap Joy mengerakan-gerakan tangan sahabatnya seperti anak kecil membuat lelaki itu merasa gemas dan memegangi pipi Joy lalu mengecupnya
"baiklah, ayo tapi jangan banyak-banyak"
"aye aye capten" Joy tersenyum memberi hormat membuat lelaki tersebut merasa bahagia sekali, dirinya sangat senang Joy bersikap manja kepada dirinya tapi terkadang dirinya kesal kalau Joy bermanja-manja dengan kakaknya ada sedikit tidak rela.
.
.
Pagi harinya Joy mendapatkan sebuah kejutan yang membuat dirinya shock, bagaimana tidak kekasih sahabatnya diperkosa saat akan pulang. Joy benar-benar merasa bersalah dan tertekan hanya mengurung dirinya dikamar tanpa ada yang tahu sebabnya.
Sedangkan Brian sahabat Joy sedang menemani kekasihnya yang shock, dirinya merasa bersalah. Kenapa dirinya lupa menyalakan ponsel dan tidak mengabari Sana kekasihnya kalau akan menemani Joy membeli buku.
"sayang kamu jangan nangis ada aku disini" ucap Brian memeluk Sana yang terlihatan ketakutan memeluk erat tubuh kekasihnya yang sangat nyaman.
Ponsel Brian berdering, Brian sangat bingung sekali mau mengangkat atau tidak.
"jangan pergi" ucap Sana memeluk Brian membuat lelaki itu mengurungkan niatnya mengangkat pangilan ponselnya dari kakak Joy. Sedangkan Sana tersenyum tanpa arti merasa menang.
.
.
Ditempat lain Jae kakak Joy merasa frustasi melihat adiknya tidak mau keluar kamar, dirinya juga sudah menelpon Brian tapi lelaki itu tidak mengangkatnya.
Apa keduanya sedang ada masalah, apa yang terjadi dengan adiknya.
"Joy ayo keluar ya, kakak belikan es krim rasa stoberi kamu bisa pesan sepuasmu" ucap Jae didepan kamar Joy.
Sedangkan Joy dari tadi menangis, dirinya benar-benar takut dan merasa bersalah. Dirinya merasa menjadi orang yang paling berdosa didunia ini, air mata terus mengalir diwajah cantiknya.
Semakin hari kondisi Joy semakin buruk dirinya benar-benar despresi dan ketakutan membuat kakaknya bingung sekali setiap ditanya Joy akan menangis.
Tidak ada lagi sifat ceria dari Joy, dirinya hanya mengurung diri dikamar.
"dek, ada kakak jangan sedih lagi" ucap Jae menyisir rambut adiknya, mereka berdua memang sering bertengkar tentang hal-hal kecil tapi melihat adiknya begini membuat dirinya ingin marah, siapa yang berani membuat adiknya menderita.
.
.
Brian memang mendapat kabar kalau Joy sakit sehingga tidak bisa berangkat kuliah, Brian fikir Joy hanya tidak enak badan dan berharap sahabatnya lekas sembuh. Dirinya ingin menjenguk Joy ada rasa khawatir dihatinya tapi dirinya tidak bisa meninggalkan Sana yang terlihat begitu tertekan.
![](https://img.wattpad.com/cover/132103512-288-k361867.jpg)