Village

1.2K 168 40
                                    





Joy perempuan cantik yang sedang duduk menunggu kepulangan suaminya sambil menonton televisi. Banyak yang mencibir dirinya mau-mau menikah dengan seseorang seperti Hanbin, tidak jelas siapa ayahnya sedangkan ibunya pergi keluar negeri meninggalkan Hanbin sendirian dan tidak pernah ada kabar sama sekali walau begitu Hanbin mengenyam pendidikan sampai SMA. Yang menurut banyak orang tidak sebanding dengan dirinya. Keluarga Joy termasuk keluarga yang mampu didesanya, sehingga bisa menyekolahkan Joy hingga jenjang D3 keguruan.

Joy adalah salah satu guru SD didesanya memang bayarannya sangat kecil tapi setidaknya ilmu yang dirinya dapat bisa bermanfaat. Joy memang disuruh orang tuanya untuk kerja dikota tapi melihat ayah dan ibunya sudah renta menjadi kasian, apalagi dirinya anak satu-satunya.

Joy tidak ingin menyesal dikemudian hari dan benar saat dirinya pulang kerumah ternyata ibunya sakit karena jatuh dari tebing dan yang menolongnya adalah Hanbin.

Hanbin juga yang membantu dirinya sedangkan ayahnya sudah meninggal beberapa waktu yang lalu dan dirinya baru mendapatkan kabar satu bulan kemudian karena susahnya komunikasi, bahkan yang mempunyai ponsel jarang beda sekali dengan kota.

Joy sangat senang ibunya kembali sehat dan menyuruhnya menikah dengan Hanbin, Joy ingin menolak tapi mengingat jasa lelaki tersebut dirinya menjadi merasa enggan. Selang satu bulan mereka menikah ibunya mennghembuskan nafas terakhir.

Joy benar-benar drop tapi lelaki itu yang merawat dirinya, memang penghasilan Hanbin memang bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak pasti. untung orang tuanya masih meninggalkan sedikit lahan yang dirinya bisa tanami beberapa sayuran-sayuran.

"udah pulang kang, kok sampai jam segini" ucap Joy berdiri lalu salim kepada suaminya.

"tadi dapet pekerjaan tambahan dari juragan Wonwoo" ucap Hanbin duduk dikursi rotan, Joy kedapur membuatkan kopi panas dan singkong goreng kesukaan suaminya.

"maaf ya dik, akang Cuma dapet segini doang" ucap Hanbin menatap Joy menyesal memberikan uang yang dirinya dapat,

"gak apa-apa kok, segini juga sudah bersyukur" ucap Joy tersenyum

"tapi akang malu dik, kasian kamu diomongin trus. Maaf ya" ucap Hanbin

"gak apa-apa kok, kita harus bersyukur jangan peduliin omongan orang toh mereka Cuma bisa ngomong doang, gak bantu apa-apa" ucap Joy memijat tangan suaminya

.

.

Malam harinya Hanbin tidak bisa tidur mengingat perkataan juragan Wonwoo tadi siang, dirinya akui Joy sangat cantik sekali berbeda dengan perempuan desa lainnya, kulit yang lembut seperti dirawat dan perangkaiannya yang sopan tidak seperti anak lain yang pergi ke kota jadi kemayu saat kembali kedesa, jadi sok tapi Joy tidak dia sangat ramah dengan siapapun.

Andaikan dirinya tidak menikah dengan Joy mungkin hidup Joy tidak semenderita ini, tidak dicibir. Waktu itu dirinya sempat berniat kabur dari pernikahannya, Hanbin merasa sangat tidak pantas bersanding dengan Joy. Tapi mengingat ibu Joy yang memperlakukan dirinya dengan baik dan memintanya menikahi putrinya membuat dirinya mengurungkan niatnya. Dirinya juga tidak tahu kenapa ibu Joy malah menyuruh dirinya menikahi Joy padahal dirinya bukan lelaki yang kaya.

Joy cantik dan baik, andaikan dirinya kaya pasti bisa membelikan apa yang Joy inginkan. Tapi jangankan membelikan sesesuatu, membeli kebutulan lain saja dirinya belum mampu.

THE JOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang