Aku tidak bisa menyalahkan dirinya yang berhenti mencintaiku, aku juga tidak tahu sejak kapan dia tidak mencintaiku lagi. Aku tidak tahu apa salahku sehingga dia berubah. – Joy
.
.
.
"Jenuh " sebuah alasan yang tidak logis bagi Joy saat lelaki itu memutuskan dirinya, Joy kira hubungannya denganya baik-baik saja.
"maafkan aku Joy, lebih baik kita akhiri saja. Aku jenuh dengan hubungan kita dan aku menemukan seseorang yang membuat hidupku kembali berwarna" ucap lelaki itu masih menatap mantan kekasihnya dengan tatapan sendu.
Dia memang tidak berbohong kalau waktu itu hanya Joy satu-satunya perempuan yang membuat dirinya merasa bahagia, tapi entah sejak kapan perasaan jenuh itu muncul dan seseorang masuk kedalam hidupnya.
"jangan salahkan dia, dia tidak salah Joy" ucapnya, mungkin terdengar egois tapi lelaki itu tidak ingin Joy menyakiti kekasihnya yang sedang duduk dan tangannya dirinya genggam.
"ini bukan salahnya Joy, kita saling mencintai dan aku harap persahabatan kalian tidak rusak karena ini" lanjutnya lagi.
Joy tersenyum getir mendengar ucapan itu, dirinya merasa terkhianati.
"aku tidak peduli, aku tidak ingin bersahabat dengan dia"
"Joy jangan keras kepala, bukan dia yang salah. Tolong mengerti" ucapnya lagi
"aku tidak ingin kamu menjadi orang jahat, tetap jadi Joy yang aku kenal dulu "
Jahat sekarang siapa yang menjadi orang jahat kenapa dirinya yang seolah-olah melakukan perbuatan dosa yang tak termaafkan, padahal dirinya juga sakit hati.
Joy ingin menangis tapi dirinya tidak bisa menunjukan kalau dirinya lemas, untuk apa menangisi penghianat seperti mereka.
Hancur tentu hati Joy yang lebih hancur.
"aku tidak peduli" Joy berdiri meninggalkan mereka, air mata yang dirinya tahan tidak terbentung lagi.
Sekuat-kuatnya dirinya, dirinya adalah perempuan yang mempunyai perasaan.
Marah, kecewa dan benci menjadi satu, memaafkan itu hal yang mudah tapi untuk melupakan semua itulah hal yang tersulit.
Joy menatap undangan yang satu minggu lagi akan mereka berdua sebar, pernikahan yang tinggal menghitung hari. Tapi lelaki itu tiba-tiba berkata kepada dirinya kalau tidak mencintainya lagi dan memilih sahabatnya.
.
.
.
Satu minggu setelah kejadian itu, semua terllihat berjalan normal tapi tidak dengan dirinya.
"Joy" ucap seorang perempuan tersenyum cerah kepada dirinya.
"kamu tidak apa-apa kan? Ayolah Joy. aku juga tidak ingin merasakan ini, aku mencintainya jangan buat aku seperti orang jahat yang merebut calon suami sahabatnya" ucap Jennie menggenggam tangan Joy berharap kalau Joy mengiklaskan semua untuknya.
"kamu mengenalku?" ucap Joy melepaskan genggaman tangan Jennie secara kasar meninggalkan Jennie yang menatap sahabatnya sendu.
Salahkan cinta yang membuat dirinya menjadi gelap mata.
Dirinya juga tidak bisa melepaskan kebahagiaannya, dan berharap seiring berjalanya waktu sahabatnya menemukan penganti Taeyong.
.
.
End ?