Jatuh dan cinta adalah sebuah paket komplit, jika berani merasakan cinta mereka harus jatuh tapi siapa yang bisa mengendalikan hati bahkan diri sendiripun tak sanggup.
Sooyoung menatap foto-foto pernikahannya dengan Minhyun, rumah ini yang menjadi kenangan terakhirnya dengan lelaki itu. Walau sebentar tapi rasanya begitu menyakitkan, Sooyoung sudah menguatkan hatinya tapi dirinya ingin bisa tapi hatinya tidak dapat berkompromi.
Sooyoung menatap cermin didepannya, hari ini adalah sidang percerainnya dengan Minhyun. Pernikahan yang masih seumur jagung tandas menyisahkan kesakitan hati yang begitu mendalam.
Mungkin Minhyun merasa sangat bahagia sekarang, apalagi dirinya mendengar kalau lelaki itu keluar dari perusahaan ayahnya dan bekerja dirumah sakit milik pemerintah yang katanya gajinya dua kali lipat dari dulu.
Sooyoung harus terlihat kuat bukan walau itu hanya topeng saja. Dirinya harus menunjukan kepada lelaki tidak tahu diri itu kalau dirinya tidak lemah.
.
Ditempat lain Minhyun sama terpuruknya dengan Sooyoung, dirinya lelaki yang jarang menangis dan sejak beberapa hari ini dirinya merasa sangat kacau sekali. Dirinya menatap jam tangan pemberian Sooyoung, jam tangan yang Sooyoung berikan saat dirinya ulang tahun.
Minhyun melapas cincin dijarinya memasukannya kedalam kotak dan jam tangan tersebut.
"kenapa kamu membuatku jatuh cinta?" monolog Minhyun
.
.
Minhyun sekilas menatap Sooyoung, perempuan itu semakin mempesona. Dirinya benar-benar merindukan Sooyoung, ingin sekali mendekap perempuan tersebut.
Tatapan mereka beradu tapi kemudian Minhyun memutuskan tatapan mereka, meninggalkan denyutan nyeri dihati Sooyoung. Rasanya Sooyoung seperti terserap dalam tatapan Minhyun tapi kemudian dihempaskan.
Tubuh Sooyoung benar-benar lemas sekarang, ketukan palu menandakan semuanya selesai tidak dapat didengar oleh Sooyoung. Rasanya ingin menghentikan waktu sekarang juga tapi nampaknya waktu mendukung karena tiba-tiba pandangan Sooyoung menjadi gelap dan pingsan.
Tidak heran jika Sooyoung pingsan, kondisinya yang hamil dan stres menjadi pemicu. Seakan anak dalam kandungan Sooyoung tidak terima akan perceraian orang tuanya, membuat sidang percerain tersebut ditunda.
"cih hanya akting" batin seorang perempuan yang duduk disamping Minhyun melihat Sooyoung pingsan digendong oleh Minhyun.
Minhyun segera berlari menuju mobilnya, dirinya benar-benar panik sekarang. Rasa bencinya terkalahkan dengan rasa cinta yang masih dalam dihatinya. Melihat Sooyoung yang pingsan ditambah darah keluar dari hidung perempuan itu membuat dirinya sangat panik dan merasa nyeri dihatinya.
Minhyun melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata, tapi sialnya kandisi jalanan macem membuat dirinya merasa frustasi. Dirinya melihat darah mengalir dikaki Sooyoung membuatnya menekan klakson berkali-kali.
"aku mohon baik-baik saja" ucap Minhyun membelai wajah Sooyoung
Tin tin tin
"sial" ucap Minhyun lalu memukul stir mobilnya.
Bagai sebuah keajaiban, Minhyun melihat teman sekampusnya dulu Daniel sedang berboncengan dengan entahlah siapa mungkin Author. Minhyun pun meminta bantuan Daniel, Daniel mengendari motor, Sooyoung ditengah dan Minhyun dibelakang meninggalkan Author kedinginan dimobil Minhyun karena tidak tahu cara mematikan AC mobil.
Daniel mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata-rata, salip kanan salip kiri melewati truk-truk beroda banyak dan tidak butuh waktu 5 menit sampai dirumah sakit. Tanpa mengucapkan terimakasih Minhyun berlari sambil mengendong Sooyoung yang masih pingsan.