Kamu dan Felix adalah teman.
Tapi, itu hanya untuk kamu. Tidak untuk Felix.
Felix menyukaimu, sudah lama, dari sebelum kamu memiliki pacar, dia sudah lebih dulu menyukaimu.
Tapi, yang mendapatkan posisi sebagai pasanganmu adalah pacar kamu sekarang, Jeno.
Felix tidak bisa berbuat apa-apa karena kamu lebih memilihnya.
Yang bisa Felix lakukan adalah, tetap menjadi temanmu dan selalu ada disampingmu saat kamu butuh atau tidak membutuhkannya.
Akhir-akhir ini, hubunganmu dengan Jeno tidak begitu baik.
Kamu dan Jeno lebih sering bertengkar hanya karena masalah sepele.
Tapi, Felix selalu disana, selalu nenangin kamu.
Jika kamu telfon dia tengah malam pun karena gelisah mengkhawatirkan Jeno yang belum ada kabar, Felix akan menjawab telefon itu.
"Lix, Jeno kok belum ada kabar ya dari jam tujuh tadi. Gue khawatir." Ucapmu dengan nada yang cemas.
Sebenarnya Felix sudah ingin terlelap, tapi dia batalkan karena kamu disana, menelfonnya.
Bagimu, mendengarkan suara dan ceritamu itu adalah menenangkan.
Mengapa harus pakai narkoba jika suara mu mampu membuatku tenang? - Felix
"Hoam, masih ngumpul kali dia. Udah lo nggak usah khawatir kali, Jeno udah gede, anak laki lagi, bisa jaga diri dah tuh." Felix menjawab dengan suara beratnya disertakan dengan dirinya yang menguap kecil.
"Tapi, ya, gimana sih. Ini kan udah setengah satu, Lix."
"Nah tuh tau, udah tengah malam jam setengah satu gini harusnya lo tidur bukan malah nungguin Jeno."
"Ck. Lix, apa gue telfon aja ya dia?"
"Ya, terserah sih, kan pacar lo bukan pacar gue." Jawab Felix cuek.
"Ish, Felix maaaah."
"Udah lah, lo tuh harusnya bisa dapetin yang lebih baik lagi dari Jeno, dia udah nggak mau dengerin lo lagi, sama aja dia nggak ngehargain lo sebagai ceweknya."
Kamu terdiam. Mencerna kata-kata Felix satu satu.Setelah jeda beberapa detik, setelah mengucapkan kata kata pamit dan menyuruh Felix tidur, kamu mematikan telfonnya.
Keesokan paginya, jam delapan pagi kamu sudah melipir ke rumah Felix dan niat membangunkan si bayi beruang yang masih terlelap dengan puas.
Setelah mendapat izin dari mama nya Felix, tanpa basa basi kamu langsung menuju kamarnya.
Menampilkan Felix yang sedang tidur dengan posisi yang random.
Kamu mengguncang-guncang kan badannya Felix dan meneriaki namanya.
Felix menggerutu.
"Lo ada masalah apa sih sama gue, pagi pagi udah kesini aja." Kata Felix kesal.
Sementara kamu tertawa dengan yang sangat dipaksakan. Karena suasana hatimu yang sedah sedih itu.
Felix pun bersandar dikasurnya.
Setelah melihatmu dengan mata jernihnya, Felix terbelalak.
"Muka lo kenapa? Anjir, woi, bengkak banget mata lo." Tanya Felix sambil memegang pipimu. Gerakan sahabat yang spontanitas, pegangan pipi, kaga papa.
Kamu menunduk.
"Gue, p-putus, Lix."
Felix terkejut. Ada satu perasaan bahagia yang muncul didalam hatinya.
Namun, ada perasaan sedih juga melihat kamu sedih.
"Yaudah, bagus lah, jadi lo sekarang baru sadar Jeno nggak pantes sama lo?"
Kamu berdecak, "Jangan gitu dong, Lix. Masa jadi marah-marahin gue, sih. Harusnya lo ngehibur gue, dong."
"Hah, bodo amat, lo dibilangin dari kemarin batu sih." Balas Felix malah makin mengomelimu.
Kamu menangis lagi, namun lebih pelan.
"Lo nangis, gue tidur lagi, ye." Felix kembali mengambil posisi berbaring dikasurnya.Kamu makin terisak.
"Lix, kok gitu sih lo jadi temen gue." Katamu masih sambil menangis.
"Gue belum tidur nih dari semalem." Lanjutmu dengan cemberut.
Tiba-tiba, kamu merasa tanganmu ditarik oleh Felix, membuat badanmu lebih dekat dengannya.
"Yaudah kalau belum tidur, sini ayo tidur sama gue." Ajaknya.
Kamu melepaskan tangan Felix, lalu, menata rambutmu yang berantakan.
"Lix, bangun dong. Ayo sarapan, gue kesini bukan mau nontonin lo tidur apalagi tidur sama lo." Katamu sambil mengguncang-guncangkan badan Felix.
Sementara si Felix masih anteng meluk gulingnya.
Kamu pun kesal lalu beranjak dari tempat tidur.
Baru jalan sedikit, tiba-tiba kamu merasa tanganmu ditahan olehnya.
"Lo, nggak usah mikir si Jeno itu lagi. Masih banyak yang mau sama lo, contohnya gue. Gue udah nggak mau jadi temen lo lagi, so, would you be my girl?"
Bayangin dong itu Felix bilangnya dengan suara dia yang dalem trus baru bangun tidur lagi
Ngigo ni anak kali ya
WKWKWK
Pusing
Anw, imagine req by Tiararizkyamelia
Hope you'll like it, dear!❤
Hyunjin nya menyusul heheh😍
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018