Pernah satu malam kamu harus terpaksa pulang larut karena menyelesaikan tugas dirumah teman.
Waktu itu kamu harus pulang sekitar jam setengah dua belas malam, beruntungnya di kos-kosanmu ada satpam yang jaga didepan rumah, jadinya kamu tidak khawatir untuk tidak dibukakan pagar.
Saat kamu sampai didepan kos - kosan, ada satu mobil yang terparkir didepan dan ada seorang laki - laki berdiri didepan mobil tersebut, ternyata itu adalah Yeonjun. Lengkap dengan jaket bomber hitamnya, Yeonjun yang berpakaian serba hitam itu tengah memasukkan tangannya kedalam saku jaket, mungkin guna untuk menghangati tangannya dari angin malam.
Kamu pun keluar dari mobil yang terparkir bebas didepan pagar, padahal pagar sudah dibuka oleh Pak Tono, satpam rumah pemilik kos dan juga kos - kosan.
"Neng, udah dibuka pagernya." Kata Pak Tono yang melihat kamu keluar dari mobil.
"Iya Pak, bentar ya. Aku ngobrol bentar sama Yeonjun." Kamu pun jalan menuju tempat Yeonjun berdiri.
"Hey, kamu ngapain, kok disini malem malem?"
"Kamu darimana?" Tanpa menjawab pertanyaanmu Yeonjun malah melemparkan pertanyaan kepada kamu.
"Aku kan tadi sore udah bilang, Jun. Buat tugas sama kerja kelompok, ya ini aku baru pulang."
"Jam berapa sekarang? Nggak tau ya ini udah malem?" Ucap Yeonjun setenang mungkin.
"Aku baru selesai banget, Jun, buat tugasnya, ya makanya harus pulang jam segini."
"Setidaknya kabari aku bisa kan?"
"Hp ku mati, Jun. Udah deh, ginian doang kamu masa lebay gini sih?"
Yeonjun tertawa renyah.
"Lebay? Aku lebay? Serius nih? Aku khawatir ke kamu, kamu bilang lebay? Aku salah khawatir sama pacar aku sendiri? Aku takut kamu kenapa-napa, udah itu doang. Tapi kamu bilang lebay? Hahahaha."
Kamu merasa pusing mendengar segala omongan Yeonjun. Kamu baru saja pulang dan rencana yang sudah kamu susun sepanjang perjalanan tadi adalah ingin langsung istirahat.
Kamu mengusap rambut kasar.
"Yaudah ya Jun, aku capek, baru pulang, aku mau istirahat. Mending kamu juga pulang, udah malem."
Tanpa ucapan apa-apa lagi kamu pergi meninggalkan Yeonjun menuju mobil lalu langsung memasukkan mobil kedalam parkiran yang disediakan oleh pemilik kosan.
Yeonjun pun begitu, setelah kamu memasukkan mobil dia langsung menancap gas nya pergi dari kosan.
Kamu tau, kamu dan Yeonjun baru saja bertengkar. Pertengkaran kalian biasanya tidak pernah sampai membuat Yeonjun pergi begitu saja tanpa meminta maaf dulu.
Yeonjun itu tipe cowok yang bukan salah dia tapi meminta maaf. Kadang kamu merasa bersalah membuat dirinya seperti itu. Tapi, bagaimana, kodrat cewek sepertinya ditakdirkan begitu.
Hingga tiga hari berikutnya kamu dan Yeonjun tak kunjung bertegur sapa dan juga tak ada bertemu.
Gedung fakultasmu dan dia sedikit jauh, maka dari itu kamu jarang bertemu dia jika disekitar kampus. Kadang saja kalian bertemu di gedung rektorat, karena kamu harus ke perpustakaan disana, dan Yeonjun juga.
Kamu baru saja keluar dari perpustakaan rektorat, dan cuaca sedang hujan, meskipun tidak deras jika kamu pergi tanpa payung dapat membuat basah juga.
Dari lobi rektorat menuju parkiran jaraknya sedikit jauh, tapi kamu ingin segera pulang ke kosan karena ingin istirahat.
Saat kamu memutuskan untuk pergi tanpa payung menuju parkiran, tiba-tiba ada tangan yang menahan.
Kamu pun terhenti karenanya, dan segera melihat siapa orang yang telah menahan tanganmu itu.
Jika Yeonjun sampai melihatnya, maka habislah ia.
Tidak usah dikhawatirkan, ternyata yang menahan kamu adalah Yeonjun sendiri.
"Hujan. Kamu nggak liat?" Kata nya singkat.
Suara yang kamu rindukan selama 3 hari ini. Karena kalian tidak ada komunikasi semenjak kejadian malam dimana pertengkaran kemarin.
Kamu menatapnya tidak percaya. Tak dapat berbohong karena kamu sangat merindukannya.
Kalau bisa kamu ingin memeluknya sekarang, karena tau Yeonjun mungkin masih marah dengan sikapmu kemarin, maka dari itu kamu menahannya.
Yeonjun membuka payungnya lalu meminta tanganmu untuk dia pegang. Kamu pun menurutinya. Dia menyuruh kamu untuk lebih dekat dengannya agar tidak kena hujan meskipun dirinya sendiri kena hujan, sedikit.
Sampai dekat mobilmu, dia membawa kamu ke kursi sebelah kemudi, padahal harusnya kamu yang duduk di kursi kemudi. Karena Yeonjun biasanya suka males nyetir.
"Biar aku yang nyetir. Aku mau bicara sama kamu."
Kamu hanya menurut saja. Apapun yang Yeonjun lakukan hari ini kamu akan menurut, karena kamu sedang rindu padanya.
Duduklah Yeonjun disebelahmu.
Sudah sekitar lima menit mobil belum jalan, kamu dan Yeonjun juga masih diam. Enggan membuka suara satu sama lain. Hanya terdengar suara hujan yang jatuh diatas atap mobil.
"Kamu mau sampai kapan kaya gini terus?" Tak lama Yeonjun mulai membuka suara dengan melontarkan pertanyaan yang membuat kamu bingung.
"Gini gimana, Jun? Aku nggak ngerti."
"Ya begini, kamu sadar nggak, kita udah diem-dieman tiga hari."
Kamu tersenyum.
"Aku minta maaf ya. Aku tau, kemaren aku berlebihan, aku udah buat kamu khawatir terus nggak merasa bersalah. Maaf ya." Kata kamu sambil mendekatkan wajah ke wajah Yeonjun yang sedang serius melihat hujan itu.
Kamu melihatnya gemas. Yeonjun kalau sudah marah wajahnya akan terlihat serius dan menggemaskan.
"Iya, aku maafin. Ada syaratnya."
"Apa?"
Yeonjun merentangkan tangannya minta dipeluk. Kamu pun tertawa dan langsung memeluknya.
Begitulah Yeonjun, rasanya tidak tega harus dia yang selalu minta maaf kepadamu padahal dia tidak pernah salah.
Tapi rasanya lucu juga jika kamu harus meminta maaf padanya, ia selalu memiliki syarat-syarat yang luar biasa. Yang kadang kamu merasa tidak adil jika syarat itu merugikan diri kamu, tapi melihat Yeonjun senang saja rasanya cukup bagimu.
Heheh emang kalo ujan butuh nya yg anget
Kaya teh anget gt^^
Anw, this imagine req by seo_nahee127 shefnanaa_
Hope you guys like it!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018