Setiap pagi memang sudah menjadi tugas Sehun untuk mengantar anaknya pergi ke sekolah.
Biasanya keluarga ini jam setengah enam pagi sudah bangun. Itu sih baru kamu saja, lalu kamu akan menyibukkan diri dengan menyiapkan segala perlengkapan suami—Sehun bekerja dan juga anak kalian, Maudy, untuk pergi sekolah.
Tepat jam enam, kamu baru membangunkan Sehun.
"Yah, ayah, bangun yuk. Udah siang nih, nanti ayah telat ke kantor." Katamu sambil membangunkan Sehun dengan cara menepuk-nepuk pelan tangannya.
Sehun membuka matanya, hanya untuk melihat istrinya sebentar. Lalu, ia menutup matanya lagi.
"Ih, yah. Ayo dong bangun, nanti kalau telat ngantor jangan salahin mama ya." Kamu mulai sebal melihat tingkah suaminya yang selalu sama, susah dibangunkan.
Tapi, tetap menggemaskan. Hehehe.
"Iya, iya, bangun ini kok, ma. Kok nggak kayak biasa sih banguninnya, ma?" Sehun mengucek - ngucek matanya.
Semetara kamu memasang wajah yang bingung, "Emang yang biasanya gimana?"
Sehun memonyongkan bibirnya, atau maksud lainnya adalah minta dicium.
Bukannya mengabulkan kode si bapak satu anak itu namun kamu malah melempar bantal kepadanya.
"Cium bantal dulu, ya. Ayah baru bangun, masih bau iler. Udah ah, bangun gih. Oh iya, si Ody bangunin juga sekalian ya, yah. Mama mau bikinin sarapan." Sehun memasang wajah cemberut karena istrinya itu malah mengerjainya.
Meskipun begitu ia selalu tersenyum di pagi hari. Ia masih dapat melihat pemandangan istrinya yang selalu membangunkan ia di pagi hari, meskipun dengan segala godaan-godaan.
Godaan karena ingin terus stay in bed everytime bersama istrinya yang selalu dicintainya itu.
Sehun pun mulai meregangkan otot-ototnya lalu bangun, dan pergi ke kamar anaknya.
Perlahan ia membuka gorden kamar anaknya, masuklah cahaya pagi hari yang mulai terang itu karena sebentar lagi matahari akan muncul.
Sehun tersenyum melihat anaknya yang masih terlelap.
"Anak ayah, ayo bangun nak." Ia mengambil tempat disamping anaknya.
"Maudy sayang, yuk bangun yuk. Nanti kamu telat ke sekolahnya, terus kalau kamu telat nanti ayah telat juga, sayang." Kali ini ia lebih dekat dengan anaknya dan mulai merapikan rambut Maudy yang berantakan menutup wajahnya.
Maudy mengerang karena masih ingin tidur.
"Ayaaah, Ody masih ngantuk, ayah."
"Tapi kan udah pagi sekarang, nak. Waktunya bangun. Ayo dong bangun, ayah sama mama aja udah bangun. Masa Ody sendiri yang belum bangun." Maudy pun bangun dengan sangat terpaksa, ia mulai mengucek-ngucek matanya pelan. Persis seperti bapaknya.
Maudy melihat ayahnya yang berada didepannya itu dengan cemberut. Begini terus rutinitas pagi mereka, yang satu senyum bahagia melihat anaknya bangun, yang lainnya bangun - bangun sudah cemberut, sebal karena masih ngantuk sudah harus bangun.
"Yah, anaknya udah bangun?" Kamu berada diambang pintu melihat kedalam kamar Maudy.
Suami dan anakmu pun melihat kamu dari tempat tidur.
"Oh udah ya. Maudy sayang, mandi ya nak. Siap-siap ke sekolah, mama udah buatin sarapan sama bekal buat Maudy disekolah." Kamu berkata dengan lembut dan menghampiri Maudy diatas tempat tidur.
Kamu mengusap rambut Maudy lalu mencium kening putrinya itu.
"Yuk nak, mandi ya. Kata bu guru disekolah harus nurut kata orangtua kan, sayang." Sehun menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018