Sore ini angin berembus dengan lembut membuat siapa saja yang menikmatinya akan merasakan angin-angin dingin yang menyentuh kulit. Tidak hanya dingin, rasa ketenangan juga dapat dirasakan, karena angin selalu menyampaikan musik paling tenang ditelingamu.
Kamu menyisip teh hangat yang baru saja dibuat lima menit lalu. Saat ini kamu sedang berdiri di balkon apartemen lelaki paling spesial dihidupmu setelah ayah—ialah Han Seungwoo. Si pemilik apartemen sedang mandi saat kamu datang tadi.
Sambil memegang mug dengan tangan kanan dan tangan kirimu memegang pagar besi yang ada pada balkon, tiba-tiba tubuhmu menghangat karena seseorang telah memelukmu dari belakang.
Han Seungwoo, dengan rambutnya yang masih basah, bahkan wangi akan shampoo dan sabun yang ia gunakan dapat tercium olehmu. Seungwoo menenggelamkan wajahnya dilehermu. Rambut-rambutnya yang tajam menusuk lehermu dan membuatnya terasa geli.
Seungwoo-mu yang kuat itu sedang bersedih, makanya kamu datang untuk menemani dan menghibur lelaki yang selalu berfikir positif itu. Kamu tahu, dia—Seungwoo sedang dalam keadaan yang tidak baik, makanya kamu ada disana tanpa menanyakan apa-apa, melainkan kamu hadir disana untuk dia agar tidak merasa sendiri, agar dia tidak menyalahkan dirinya sendiri, agar dia tahu bahwa dia sudah melakukan yang terbaik.
Kamu mengelus rambut Seungwoo yang masih basah itu dengan lembut lalu memegang tangannya yang sudah melingkar sempurna di pinggangmu. Kamu memutar badanmu tanpa melepaskan tangan Seungwoo dan saat ini kamu sudah berhadapan dengan lelaki yang memiliki senyuman indah itu.
Kamu mengamati wajah Seungwoo. Matanya yang teduh yang selalu tertusuk dengan rambutnya yang panjang, hidungnya yang mancung nyaris sempurna, bibirnya yang selalu tersenyum bahkan disaat seperti ini, ia memaksakan dirinya tersenyum padahal dalam hatinya ia menangis.
"You can cry, if you want." Ujarmu lembut sambil mengusap halus pipinya.
Kamu menaruh mug yang berisi teh hangat itu diatas meja yang disediakan oleh Seungwoo di balkon apartemennya, lalu mengambil handuk kecil yang tergantung pada lehernya dan mulai mengeringkan rambut Seungwoo.
Seungwoo diam, mencoba menikmati kegiatanmu yang tengah mengeringkan rambutnya itu.
"Orang-orang...tau nggak ya...aku udah berusaha keras." Seungwoo menatap langit kosong sambil bergumam.
Kamu melingkarkan tanganmu pada leher Seungwoo, menatap matanya yang selalu indah.
"Masuk yuk, angin nya dingin banget. Kamu abis keramas lagi, ntar masuk angin." Kamu mengajak Seungwoo masuk kedalam apartemen.
Setelah kamu dan Seungwoo sudah duduk di sofa ruang tengah, Seungwoo menatap ruangannya itu dengan tatapan kosong.
Akhir-akhir ini Seungwoo ada masalah dalam dunia pekerjaannya, dan beberapa hari yang lalu masalah itu sampai pada puncak nya hingga membuat Seungwoo menjadi stress.
"Bang," Panggilmu pada Seungwoo yang sedang melamun.
"Bang..." Sekali lagi kamu mencoba untuk memanggilnya dengan sebutan 'abang'. Itu adalah panggilan sayangmu padanya. Karena beberapa bulan setelah kamu dan Seungwoo meresmikan hubungan, Seungwoo cerita kalau dia suka banget dipanggil abang dengan junior-juniornya.
Seungwoo anak bungsu, dia tidak memiliki adik. Malah dirumah dia yang dipanggil adik dengan keluarganya.
"Hei, sayang," Kali ini kamu memanggil sambil mengusap tangannya lembut agar ia tersadar dari lamunannya.
Seungwoo menoleh pandangannya padamu. Kamu kembali melihat matanya, disana terpancar kesedihan. Mata Seungwoo masih indah namun disana tersimpan suatu cerita yang sedih, Seungwoo tidak pernah begini dia akan kuat dan menguati dirinya sendiri lalu akan bangkit kembali menjadi Seungwoo yang semangat.
Namun, kali ini, si lelaki kuat itu sudah cukup menguatkan diri nya sendiri hingga sampai pada batasnya.
"Bang, you've already worked hard all these days. Everyone would agree about it. Gini ya, sayang, manusia itu ibarat tangga, untuk mencapai ke puncak tangga, kamu harus naik pelan-pelan. Saat naik tangga itu pasti ada capek dan lelah nya, karena kamu lagi menuju keatas, makanya kamu butuh istirahat..."
"Bang, dalam proses kita naik tangga itu ada Tuhan, kamu tau kan, Tuhan selalu bersama kita dimanapun dan kapanpun. Kalau Tuhan ngizinin kamu buat sampai ke puncak, kamu pasti sampai pada tahap yang paling atas. Tapi, kalau Tuhan nyuruh kamu istirahat dulu ditengah-tengah, apa boleh buat? Toh, manusia hanya bisa berencana, selebihnya Tuhan yang bekerja..."
"Kamu itu manusia, sayang, bukan superhero. Manusia itu punya batas kekuatannya, batas kamu sampai sini. Kamu harus sabar, nggak boleh melewati batas yang sudah Tuhan tentukan..."
"Nothing is permanent. Don't stress yourself too much, because no matter how the bad situation is, it will change. Stop trying to calm the storm. Calm yourself, the storm will pass. Kamu selalu bilang gitu ke aku kalau aku lagi stress kuliah..."
"Ayo, Bang, semangat. Han Seungwoo yang aku kenal adalah orang yang kuat, kamu pasti bisa melewati ini. Aku tau kamu terjatuh dan itu sangat melukaimu, but it's alright, orang kuat terbuat dari rasa sakit yang selalu bersedia bangkit kembali..."
"Kita sama-sama berjuang ya, sayang. Aku selalu disini, disamping kamu sesulit apapun keadaan kamu."
Kamu tersenyum dan melihat Seungwoo yang saat ini juga sedang menatapmu nanar. Kamu meletakkan tanganmu diatas tangannya Seungwoo, dan ia melihatnya.
Tiba-tiba, Seungwoo menarik tanganmu untuk membuatmu lebih dekat dan tangannya yang lain menarik dagumu lalu menepis jarak diantara kalian.
It's a gentle kiss and wasn't that long, but throughout the kiss you can feel warm tears flowed down his cheeks.
Seungwoo menempelkan dahi nya denganmu, dan ia berbisik, "I love you." Kemudian ia menangkup wajahmu dengan tangannya dan kembali menciummu.
Dear X1, the beautiful souls, you guys are awesome people that i've ever known.You guys don't deserve this treatment.
You guys are so strong, talented, amazing, and please remember that you are loved. I wish you have a lot of happiness rather than sadness, have a lot laughter than tears.
Fly high, higher, my dearest, X1. We will always support you.
Since we cannot support them as a group, please support them individually.
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018