Didunia ada banyak hal-hal yang menyakitkan jika dirasa. Ah, jangankan dirasa, dibayangkan saja sudah menyakitkan.
Seperti hal nya sakit gigi, hey, rasanya lebih sakitan sakit gigi daripada sakit hati. Nggak bohong.
Itu salah satu contohnya, masih banyak lagi hal yang menyakitkan lainnya.
Salah satunya lagi adalah, menyukai seseorang yang berbeda dari kita.
Perbedaan fisik diantara manusia, mungkin masih bisa diterima.
Namun, jika perbedaan nya sudah mencakup tentang keyakinan, rasanya itu menyakitkan.
Karena urusan kita bukan lagi dengan sesama manusia, tapi dengan Tuhan. Tuhan yang telah menciptakan kita, yang telah menciptakan dunia ini, dan juga yang telah mempertemukan kamu dan Minho.
Kamu dan Minho adalah teman dekat, sangat dekat, namun tidak sampai ke tahap yang melenceng menjadi pasangan. Ya, cukup berteman.
Berteman yang sama sama mengorbankan perasaan. Karena perbedaan tersebut.
Perbedaan bukanlah membuatmu dan Minho untuk saling menjauh, malah menjadi lebih dekat.
Kamu dan Minho berteman sejak ospek. Pertemuan pertama kalian sangat random, yaitu bertemu di satu kelompok saat ospek fakultas.
Setelah mengetahui bahwa kalian berada di jurusan yang sama, kamu dan Minho menjadi teman dan teman yang lengket seperti sekarang.
Sudah banyak yang mengira bahwa kalian berpacaran. Namun, jika ada seseorang yang bilang seperti itu, cepat cepat dibantah oleh kamu ataupun Minho.
Intinya, dimana ada kamu disitu pasti ada Minho. Begitu sebaliknya. Meskipun tidak berpacaran, tidak ada yang berani mengganggu hubungan kalian.
Azan asar berkumandang dari masjid kampus. Kegiatan pun dihentikan oleh Minho.
"Baiklah, adik-adik sekalian, karena azan shalat asar sudah berkumandang ada baiknya kegiatan kita dihentikan sejenak. Kita akan kembali berkumpul disini pada pukul empat sore. Semuanya boleh bubar, dan bagi yang muslim silahkan shalat asar." Minho adalah ketua BEM yang sedang menyampaikan materi ospek.
Kerumunan para maba pun satu persatu berhamburan bubar.
Minho tengah berjalan sedikit cepat ke suatu tempat, namun ia baru teringat sesuatu dan melihat kebelakang, mencarimu.
Dari jarak yang sedikit jauh, Minho berteriak sedikit memanggil namamu.
"Mukena lo ada di tas gue, tas gue di sekre. Ambil aja ya, gue mau ke toilet." Begitu isi dari perkataan Minho barusan.
Kamu memang tadi menitipkan mukena di tas nya Minho, karena tas kamu tidak muat untuk memasukkan mukena lagi. Minho menyuruhmu untuk menaruh mukena nya didalam tas dia saja, jadi, yaudah deh.
Minho itu emang galak banget kalau soal ibadah. Begitu juga kamu terhadapnya.
Jika dia malas bangun di hari minggu, padahal ada kegiatan ibadah, kamu akan menelfon seratus kali atau menggrebek langsung ke kosan nya Minho hanya untuk membangunkannya dan menyuruhnya ke gereja.
Kamu juga menyuruh Minho untuk aktif dalam kegiatan lembaga agama di kampus.
Sepulang kegiatan ospek, hari sudah menjelang petang. Kamu dan Minho pun segera pulang.
Namun, bukan ibukota namanya jika tidak macet, apalagi di jam jam rawan sore seperti ini, bisa saja terjebak macet, dan nyampai di kosan lebih lama.
"Eh, udah adzan magrib tuh. Mampir masjid dulu, kalau nunggu sampe kosan lo ntar telat magribnya." Kamu pun menurut saja. Karena itu memang demi kebaikanmu.
Kamu pun sholat magrib di mesjid, sementara Minho hanya berdiam dimobil saja.
Setelah selesai sholat, kamu kembali ke mobil dan mendapati Minho senyum senyum sendiri.
"Kenapa sih?"
"Lo tau nggak, tadi ada cewek yang ngaca di kaca mobil, dia benerin kerudungnya. Dia nggak tau kali ya kalau didalem ada orang. Santai aja dia mah ngacanya. Untung nggak gue buka tuh kaca tiba-tiba, kalau nggak kan, tengsin." Jelasnya sambil tertawa. Kamu pun ikut tertawa karenanya.
"Untung tuh mbak mbak cantik. Lo ulangtahun nanti gue kadoin kerudung aja ya? Pasti cantik deh." Terjadi senyuman canggung yang kamu berikan pada Minho.
Pernah terjadi perang dingin antara kamu dan Minho, saat itu kalian habis mengutarakan perasaan masing-masing. Namun, tiada yang bisa berbuat banyak karena satu hal.
Sejak saat itu, kamu dan Minho berjanji akan selalu berada disisi masing-masing.
"Tuhan mempertemukan kita karena ada tujuannya. Semua yang terjadi didunia ada alasannya, termasuk aku dan kamu. Jadi, jangan salahkan siapa siapa kalau kita sama sama memiliki perasaan ini, apalagi menyalahkan Tuhan. Jangan." Kata Minho yang mencoba menenangi kamu saat itu yang menangis.
"Biarkan aku selalu ada disisi kamu, dan juga kamu, selalu ada buat aku, karena kita sama sama tau kalau kita nggak akan pernah bisa bersama."
Tuhan memang satu, kita yang tak sama😢
Anw, imagine req by istrinya_daniel
Hope you'll like it, dear!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018