Bagaimana rasanya bertemu kembali dengan seseorang yang dulu dekat denganmu namun sekarang kalian seperti orang asing?
Marah? Rasanya tidak pantas sekali untuk marah, dia berhak melakukannya jika dia ingin.
Sedih? Jika memikirkan banyak kenangan yang kita lalui bersamanya, mungkin perasaan ini adalah yang paling tepat.
Kecewa? Ini juga, rasanya kita akan benar - benar kecewa jika bertemu dengannya lagi. Apa dia memang sengaja melupakanmu, atau memang dia bodoh, dia menganggap segala kenangan yang kalian lalui bersama itu tidak penting.
Tapi, jika takdir meminta untuk kalian bertemu kembali, apa yang harus kita perbuat?
Setelah hampir lima tahun kamu tidak pernah bertemu dengannya, orang yang sudah kamu masukkan dalam daftar orang - orang yang dibenci itu hadir lagi.
Dia adalah Rowoon. Si brengsek yang sudah meninggalkanmu tanpa kabar dan meninggalkan luka manis untuk dirimu.
Rowoon pergi tepat sehari setelah perpisahan sekolah kalian. Lebih parahnya lagi, ia menyatakan perasaannya padamu pada hari perpisahan itu, sekaligus mencuri ciuman pertamamu.
Luka yang manis bukan?
Jika memang dia akan pergi setelah itu, lantas apa gunanya dia menyatakan perasaanya saat itu, dan juga menciummu? Dia memang brengsek.
Orang - orang seantero sekolah tau sekali bagaimana hubunganmu dan Rowoon. Sangat dekat. Terlebih lagi, Rowoon adalah ketua OSIS dan kamu adalah ketua ekskul cheers. Siapa yang tidak kenal kalian disekolah?
Mereka menganggap kalian adalah pasangan serasi.
Hari ini, kamu akan menghadiri resepsi pernikahan teman sekolahmu. Itu tandanya, acara ini adalah ajang reuni kecil - kecilan bersama teman - teman.
Ah, by the way, teman - temanmu tidak ada yang tau kalau kamu dan Rowoon tidak berteman lagi. Kamu tidak pernah cerita.
Kamu datang bersama beberapa temanmu, saat sedang sibuk melihat ada apa saja di dessert corner tiba - tiba ada yang memanggil, dan kamu pun menoleh.
Ternyata itu adalah Doyoung, teman sekolahmu yang lainnya.
"Gila udah lama banget gak temu!" Katanya sambil memelukmu sebentar. Pelukan kangen katanya. "Datang sama siapa lu?" Tanya Doyoung.
Belum sempat menjawab, si sotoy ini sudah berkata lagi. "Oh, Rowoon ya? Langgeng juga lu yak!"
Deg. Saat nama itu disebut, jantungmu berdebar kencang.
Anak ini memangnya ngomong apa sih? Laki - laki itu bukannya pindah ke Australia ya?
"Apaan sih. Nggak lah, gue sama temen - temen yang lain, tuh." Tunjukmu kearah teman - temanmu yang sedang duduk, karena pengantin belum datang.
Aku dan teman - temang adalah tim bridesmaid jadi kami harus datang duluan dan nantinya akan menyambut kedatangan si pengantin menuju pelaminan.
"Lah, kok nggak ama Rowoon sih? Dia kan udah balik, nyet." Jantungmu makin nggak karuan.
Satu hal yang kamu khawatirkan. Apa hari ini kamu akan kembali bertemu dengan Rowoon?
"Nggak tau ya gue, Young. Udah mending lo rapihin dulu deh kemeja lo bener - bener, dasi lo juga kurang rapi." Kamu mengusir Doyoung, karena sudah cukup untuk topik tentang Rowoon.
* * *
Pengantin sedang berjalan sambil bergandengan tangan menuju pelaminan dengan diiringi oleh beberapa pemusik yang sedang memainkan biola. What a beautiful night seeing your bestfriend married to her man. Rasanya kamu akan meneteskan air mata.
Para bridesmaid berdiri di sisi sebelah kiri, sementara para groomsmen di sisi sebelah kanan atau didepan para bridesmaid. Kamu bisa melihat siapa saja yang menjadi groomsmen rata - rata temam sekolahmu, dan ada beberapa teman dari suami temanmu ini.
Tiba - tiba, matamu tertuju pada seorang laki - laki yang juga melihatmu saat ini.
Shit. Umpatmu dalam hati.
Kamu buru - buru melihat kearah yang lain, karena menolak untuk eyecontact with him. Orang itu adalah, si brengsek yang sudah meninggalkan luka manis pada dirimu.
Sekali lagi, kamu melihatnya untuk memastikan apa benar itu dia. Ternyata, iya. Dan, dia juga masih melihatmu.
Seketika kamu menjadi lemas. Tidak memiliki energi untuk mengikuti acara resepsi ini sampai akhir rasanya.
Di pertengahan acara, kamu memutuskan untuk mencari udara segar dan menuju balkon di kawasan hotel yang menjadi tempat acara. resepsi.
"Hei," Sapa seseorang dan kamu melihat kesebelah, siapa yang sudah menghampirimu.
Setelah mengetahui itu siapa, kamu memutar badan dan hendak meninggalkan tempat itu namun tanganmu ditahan olehnya, Rowoon.
"Look, I just want to talk to you. Can we?" Katanya.
"I don't want to talk with you, so please let me go." Kamu menjawab ketus.
Rowoon menyebut namamu, "Tolong dengerin aku dulu, aku mau minta maaf." Kamu semakin lemas.
Karena Rowoon berkata dengan lembut, kamu memutuskan untuk mendengarkannya.
"Aku minta maaf, untuk perbuatanku selama ini." Kata Rowoon lagi. "Aku nggak seharusnya ngelakuin itu, lima tahun lalu. Aku nggak seharusnya rusakin persahabatan kita dengan cara bilang aku sayang sama kamu, dan aku juga nggak seharusnya ci..." Rowoon belum selesai melanjutkan kata - katanya.
"Stop. Aku nggak mau denger lagi."
Rowoon menunduk, mengembuskan nafasnya berat.
"Kamu pikir dengan kaya gini, aku bisa maafin kamu dengan gampang?"
Sekali lagi, Rowoon mengembuskan nafasnya dengan berat.
Kamu menunduk, dan tidak sadar ternyata kamu menangis.
"Aku kira, setelah kamu pergi aku bisa lupain kamu dan bisa benci kamu. Tapi, nyatanya aku nggak pernah membenci kamu sepenuhnya. Aku yang sulit nerima kenyataan kalau kamu ternyata pergi. Aku marah, Rowoon. Aku benci kamu. Aku benci." Kamu menangis sambil memukul lengan Rowoon.
Rowoon pun menahan tanganmu untuk memukulnya, lalu Rowoon memelukmu. Kamu tidak peduli lagi jika makeup mu luntur saat masuk kembali ke ballroom. Yang penting, kamu dan Rowoon kembali bersama.
Didalam pelukannya, Rowoon berbisik.
"Maaf, kamu pantes untuk marah dan benci sama aku."
Kamu semakin menangis dan juga pelukan Rowoon semakin erat. Pada intinya kamu tidak pernah benar - benar membenci Rowoon.
"Kita ulang lagi ya, kita sama - sama mulai kenangan dan petualangan baru, aku dan kamu."
this imagine req by raceels
sorry for the late post:(
hope you'll like it!♡
happy holiday everyone!🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018