Bandara Soekarno Hatta, 2020.
"Perhatian perhatian, para penumpang pesawat udara Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA208 tujuan Yogyakarta dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu A12."
Suara petugas bandara bergema diseluruh ruangan di bandara siang itu dengan tujuan memberi info kepada seluruh penumpang agar segera naik ke pesawat.
Pengumuman itu memiliki banyak arti bagi semua orang. Seperti mereka yang sedang pergi berlibur, tentunya akan merasa sangat senang dan gembira bahwa sebentar lagi pesawat yang akan mereka naiki segera membawa mereka ke tempat liburan.
Arti lainnya adalah untuk orang yang akan melaksanakan perjalanan bisnis, terkadang mereka senang bahwa mereka akan mengunjungi suatu tempat yang belum pernah dikunjungi. Meskipun begitu mereka akan tetap berpikir bagaimana caranya untuk menyelesaikan pekerjaan disana, tanpa memikirkan liburan sama sekali. Karena tujuan mereka pergi adalah bekerja.
Tapi, bagi Doyoung panggilan dari petugas bandara ini adalah satu langkah ia menuju rumah. Satu langkah untuk ia bertemu dengan tempat pulangnya. Yaitu, Yogyakarta.
Doyoung memang tinggal dan lahir di ibukota, tapi separuh hatinya berada disini, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mengapa? Karena Yogyakarta selalu memiliki cerita, Yogyakarta akan selalu spesial untuknya, Yogyakarta selalu memiliki hatinya. Karena, Yogyakarta adalah saksi cinta pertamanya.
Dengan pengumuman itu pun Doyoung bergegas menggeret koper kecilnya menuju pintu keluar yang disampaikan pada pengumuman tadi.
***
Jogja selalu begini, panas. Siapapun yang sedang berada dibawah sinar terik matahari pasti ingin segera mencari tempat paling teduh agar terhindar dari sinarnya.
"Kapan sih Mas Doyoung terakhir pulang?" tanya Jungwoo sambil menyetir, membawa Doyoung untuk pulang kerumah eyang.
Doyoung yang tenggelam dengan jalanan Jogja itupun menoleh kearah Jungwoo. Ia terlihat sedikit berpikir, mengingat kapan ia terakhir kali menginjakkan kaki di kota yang dijuluki kota pelajar ini.
"Hmm, lulus SMA kali ya? Mas kan lulus sekolah langsung kuliah diluar, dek."
Yap, memang benar. Doyoung sempat bersekolah di Jogja, tinggal bersama pakle dan bule nya serta sepupunya—Jungwoo dirumah eyang. Itupun permintaan nya sendiri untuk tinggal di Jogja.
Jungwoo hanya manggut – manggut mendengar perkataan sepupu favoritnya itu.
"Oh ya Mas, warung ayam geprek yang biasa kita makan dekat lampu merah udah tutup," kata Jungwoo lagi.
"Yah, kok tutup?" tanya Doyoung.
"Nggak tau, aku udah jarang makan disitu semenjak Mas nggak di Jogja lagi. Eh pernah sih, awal masuk kuliah sekali sama temen – temen kampus. Tapi, setelah itu nggak pernah lagi, eh pas mau kesana lagi, udah tutup." Lanjut Jungwoo yang sambil cerita sekaligus menyetir.
Doyoung pun menyayangkan tutupnya tempat makan ayam geprek kesukaan ia dan Jungwoo itu. Meskipun sekarang banyak sekali tempat makan yang menyediakan ayam geprek, namun yang satu itu akan selalu berada di hatinya karena cah jamur nya yang paling enak disitu.
" Mas, reuni nya Sabtu ini kan?" tanya Jungwoo kembali.
Senyuman tipis pun tergambar pada wajah Doyoung yang kemudian menjawab pertanyaan Jungwoo dengan anggukan dan kembali melihat jalanan Jogja.
Yogyakarta, 2017.
Sabtu siang kamu merasa sangat uring – uringan, entah apa alasannya. Nggak jelas. Kamu sedang datang bulan, jadi mood bisa berubah dalam hitungan detik. Maka dengan kegiatan yang nggak jelas ini, kamu memutuskan untuk mengirim pesan pada Meta, teman dekatmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018