point of view: kamu.
.
.
.Pernah nggak sih kalian pengen marah dan nangis dalam waktu bersamaan?
Aku pernah. Sekarang.
Kenapa ya rasanya kayak nggak sah aja kalau setiap semester tuh nggak nangis.
"Tugas kelompok lagi?"
Itu suara Jaemin yang masuk kedalam rumahku tiba-tiba, sebelum akhirnya duduk bersamaku diruang tengah ia pergi ke dapur terlebih dahulu mencuci tangannya serta kaki.
Karena nggak mau ketahuan bahwa habis nangis, aku buru - buru mengelap air mata dan mencoba untuk terlihat semangat, meskipun itu tidak natural.
Jaemin duduk disebelahku, didepan sofa yang sedang menghadap layar laptop diatas meja.
"Assalamualaikum dulu kali," Kataku.
"Waalaikumsalam," Jawabnya asal yang sekarang sedang melihat layar laptopku. Satu tab buka microsoft word dan satu tab lagi membuka microsoft powerpoint.
"Emangnya pada kemana sih? Kenapa sampe lo semua yang borong," Jaemin tahu aku anaknya nggak pernah ambis, makanya tiap lihat aku kelimpungan ngerjain tugas dia selalu kesal.
Aku diam, enggan menjawab pertanyaan Jaemin karena mau dijawab atau nggak dijawab, dia bakal ngomel ke aku habis ini.
"Gue datengin satu satu trus gue tonjok, mau nggak? Orang kaya gitu gedenya jadi sampah doang. Nggak guna." Kata Jaemin yang memang sama kesalnya denganku.
Aku tetap diam. Daripada tiba - tiba banjir, jadi aku sebisa mungkin untuk mengatur emosiku.
"Lo tau nggak sih self pace lo tuh gimana?" Jaemin mengambil botol minuman dari tas nya kemudian ditaruh dihadapanku. "Nih, gue jelasin. Coba bayangin ini botol adalah diri lo, nih kan airnya cuma setengah, airnya itu adalah kecepatan lo, "
"Trus, kalau misalnya lo paksain isi penuh ini botol, jadinya airnya gimana?" Tanya Jaemin.
"Tumpah," Jawabku.
"Bener. Air dipaksain penuh ke botol ini bakal tumpah, jadinya berantakan. Begitu juga lo, kecepatan diri lo kalau dipaksa terus jadinya juga bakal berantakan, Sayang,"
"Kecepatan setiap orang tuh beda - beda. Kalau lo emang sanggupnya cuma setengah air gini, yaudah, nggak usah dipaksa buat penuh. Lo tau sendiri kan, sesuatu yang dipaksa itu nggak baik jadinya?"
"Jadi, mending lo jujur aja, ngerjain tugas gantian, gue cuma bisa sampai sini, tolong bantu ya yang lain. Sederhana. Lo cuma nggak berani jujur dan lebih seneng nyiksa diri lo sendiri. Lo nggak kasian apa sama diri lo?"
Benteng yang kubangun dengan susah payah untuk tidak menangis didepan Jaemin ternyata runtuh juga. Akhirnya aku menitikkan air mata didepannya.
Jaemin memang keras, tapi semua perkataannya benar. Meskipun begitu, pada akhirnya dia tetap menyemangatiku.
"Hei, denger ya, semua yang lo lakuin sekarang itu nggak ada yang salah. Yang salah itu cuma lo maksain diri. Lo harus buang jauh - jauh sifat nggak enakan itu sebelum lo dimanfaatin." Jelas Jaemin panjang lebar sebelum akhirnya membawaku pada dekapannya karena aku yang sudah banjir air mata.
Sambil mengusap pelan kepalaku, Jaemin juga menepuk pelan pundakku dan mengatakan semuanya baik - baik aja. Badai pasti berlalu.
Jaemin, namanya bagus kan? Banyak sekali yang berkata bahwa ia mirip dengan Dilan. Hmm, okay, aku terima saja. Karena dari segi rupanya dia memang tampan, ya seperti Dilan Dilan itulah.
Tapi, aku menolak jika orang - orang berkata aku adalah Milea nya Jaemin. Karena pada ceritanya, Dilan dan Milea tidak berakhir bersama. Jelas aku sangat menginginkan berakhir bersama Jaemin.
Romantis? Jaemin tidak terlalu romantis, namun ia paham bagaimana memperlakukan wanita. Bagaimana ia selalu membuatku tertawa, bagaimana sikapnya yang sederhana selalu membuatku merasa istimewa.
Jaemin memang jagoanku.
Dia selalu memahami segala kejadian - kejadian ironi yang kualami namun pada akhirnya dia selalu bangga dan menyemangatiku.
"Udah ya, jangan nangis lagi. Tujuan aku kesini tuh bukan liat kamu nangis gini, Sayang." Jaemin masih sibuk membujukku. Dan juga, Jaemin menggunakan kata aku dan kamu, ia termasuk jarang berbicara aku kamu karena baginya itu terlalu formal dan serius. Jaemin adalah seseorang pemegang prinsip so fun and santay. Jadi saat dia sudah menggunakan aku kamu, tandanya dia benar - benar serius, ini hanya berlaku jika berhadapan denganku.
Wajahku sedikit merah akibat menangis, ngomong - ngomong Jaemin paling sering mengolokku jika sudah seperti ini.
"Liat, bibirnya udah kaya bebek, mukanya udah kaya udang rebus. Kamu nih seneng banget emang ya cosplay jadi binatang," Lantas kamu makin memajukan bibirmu mendengar ejekan Jaemin.
Si pelaku tak lama tertawa melihat ekspresiku yang lucu menurutnya, kemudian kembali membawaku kedalam dekapannya.
"Engga lah, kamu mah pantesnya cosplay jadi pasanganku,"
Aku melepaskan pelukan, lalu melihat wajah Jaemin dengan ekspresi yang terheran - heran. Because Jaemin being cringe just now, when he's not used to do it.
"Hahahaha, sinis banget. Aku bisa tuntut kamu karena melanggar Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia loh, dimana setiap orang bebas untuk mempunyai, mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya," Jelas Jaemin, mahasiswa Fakultas Hukum.
"Okay okay, aku percaya kok kamu nggak bakal nuntut." Aku menjawab, mengalihkan pandanganku darinya.
Jaemin tertawa lagi, "Iya, kalau lo yang gitu nggak apa - apa. Kecuali Haechan, baru gue kepret palanya."
Aku dan Jaemin tertawa bersama. Mengingat dimana Haechan adalah salah satu saksi - saksi bagaimana hubunganku dengan Jaemin.
Pada akhirnya, aku selalu percaya kepada lelaki disebelahku saat ini. Karena, tidak ada alasan untuk tidak mempercayai seseorang yang kita sayangi, dimana dia juga sepenuhnya mempercayai kita.
Karena, faktor hubungan yang kuat adalah saling percaya satu sama lain. Jika kepercayaan kita padanya sudah runtuh, maka selamanya kita tak akan pernah bisa mempercayainya lagi. Kecuali, memang diberi kesempatan kedua.
Dan, aku percaya Jaemin takkan pernah memintaku untuk memberikannya kesempatan kedua itu. Karena aku dan dia saling percaya.
selamat malam semua, semoya tetap dalam keadaan sehat dan waras ya.
meskipun sudah berbulan - bulan dalam situasi 'mencekam' yang dimana kita masih dalam pandemi virus gila ini
tetap jaga kesehatan, pakai maskernya, cuci tangan, dan juga minum air putih yang banyak!
oh ya! tolong cek works ku yang lain juga ya mentemen, siapa tau suka hehehehe.
this imagine was a req by aera_ravelly
semoga kamu suka❤
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018