warn: tolong baca sampe abis kebawah dan mohon komen sarannya🙏
.
Kecintaan Hui terhadap musik itu tidak ada yang bisa menandingi.
Baginya musik adalah segalanya. Dia rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membuat musik.
Didalam hidupnya, musik adalah nomor dua yang sama pentingnya. Nomor satu sudah pasti keluarga.
Setelah lulus kuliah, Hui lebih banyak menghabiskan waktu di studio musiknya. Kadang ada hasilnya, kadang juga tidak ada.
Hui memang sudah lumayan banyak dikenal sama musisi, maka dari itu dia sangat semangat jika sedang membuat musik. Karena jika ia menghasilkan sebuah musik yang bagus, banyak yang akan mendengarkan musiknya, lalu diajak bekerja sama dan membuat musik yang lebih bagus lagi.
Hingga suatu hari, perkataan dari mama nya membuat ia berpikir keras, dan susah berpikir untuk membuat lagu.
"Bang, sampai kapan sih abang mau habisin waktu di studio terus?"
Hui yang saat itu sedang makan pun mendongakkan kepalanya dan melihat mamanya sedang menatapnya dengan tatapan yang penuh harapan.
"Ma, buat abang, musik udah sama pentingnya kaya mama, papa, dan adik. Jadi, musik adalah bagian dari hidup abang." Jawab Hui santai.
Mama nya Hui mengembuskan nafas berat.
Hui pun kembali melihat mama nya, kali ini lebih serius tatapannya. Karena ia mengerti, ada perasaan yang mengganjal pada mama nya itu.
"Ada apa, Ma? Mama bisa bilang sama abang."
"Bang, abang udah nggak muda lagi, begitu juga mama dan papa, sudah waktunya abang punya pasangan bang, mama pingin liat abang bahagia."
"Tapi, ma, abang udah bahagia sekarang."
"Abang, mama ngerti abang udah bahagia, tapi mama pingin liat abang bahagia sama seseorang."
Setelah itu, Hui selalu kepikiran kata-kata mamanga itu. Perkataan dari mama nya itu adalah sebuah permintaan yang ditujukan kepadanya untuk segera menemukan pasangan.
Tapi, apa daya untuk seorang Hui, yang sebagian hari-harinya hanya dihabiskan didalam studio musik.
***
Minggu ini ada acara festival musik di gedung daerah kota. Kebetulan yang menyelenggarakan acara tersebut adalah temannya Hui, Hongseok. Jadinya Hui diundang untuk datang ke acara itu.
Acara tersebut diikuti oleh banyak peserta yang ingin menampilkan keterampilan musik mereka. Termasuk juga sanggar musik yang kamu ajari.
Tapi, untuk acara festival ini, kamu diikutsertakan untuk menjadi panitia penyelenggara, karena kebetulan kamu sudah banyak dikenal juga untuk pelatih-pelatih musik di kota.
Acara akan dimulai jam sepuluh pagi, saat ini jam masih menunjukkan jam tujuh pagi. Gedung belum terlalu menunjukkan keramaian, hanya ada beberapa orang yang bertugas saja.
Kamu sudah berada di gedung itu. Sambil menunggu Hongseok datang ke gedung, kamu berkesempatan untuk bermain piano yang diletakkan di atas panggung theater.
Hui, yang pada saat itu juga datang cepat sempat menikmati permainan piano yang kamu mainkan. Mungkin ada setengah jam kamu memainkan bermacam-macam lagu pada grand piano tersebut.
Hui pun menikmatinya dengan keheningan, tanpa membuat suara agar kamu tidak tahu jika ada seseorang yang menikmati permainan pianomu.
Sesekali kamu menekan tuts piano dengan sangat keras, lalu memainkannya dengan penuh gairah hingga membuat rambutmu kadang terjatuh, lalu menutup wajahmu. Kamu menyisipkan rambutmu ke belakang telinga agar tidak mengganggu pandangan selagi kamu bermain piano.
Tanpa kamu sadari, Hui memperhatikan itu semua dari sudut atas kursi penonton.
Hingga, suara Hongseok menginterupsi permainanmu dan juga aksi nonton Hui.
Hongseok memanggil namamu, yang bisa didengar Hui dengan jelas. Karena gedung theater masih sepi.
"Iya kak?" Jawabmu sambil menghentikan permainan pianomu.
"Yuk bantu gue buat angkatin barang-barang dari mobil. Oh iya, gue tadi udah bawain sekalian konsumsi tuh, ntar lo taruh aja di atas kursi penonton ya, minta bantuan siapa kek gitu di belakang panggung nih ya." jelas Hongseok sambil menunjuk ke kursi penonton. Dan tiba-tiba melihat Hui.
"Woi, Hui! Udah disini aja lo pagi pagi, bang. Kaga bilang bilang lagi lo." Hongseok mencoba menghampiri Hui yang duduknya diatas.
Hui hanya tertawa renyah. Sesekali matanya melihat kearahmu, dan juga kearah Hongseok.
"Kecepetan lo datang, bang. Acara masih tiga jam lagi."
"Nggak apa, gue dateng cepet siapa tau ada yang bisa gue bantu disini."
"Banyak sih, bang. Kalau lo ikhlas bantuin gue, yuk gue ajak nih."
Hui dan Hongseok pergi ke parkiran untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai untuk acara festival musik ini.
Hui pun melihat kamu sedang kesusahan mengangkat kantong berisi kotak-kotak snack konsumsi yang untuk dibagikan pada para audience yang datang.
Dengan sigap, Hui langsung menghampiri kamu.
"Mari, saya bantu." Hui sudah mengambil alih untuk membawa kantong tersebut.
"Nggak apa-apa, kak. Aku bisa bawa sendiri kok."
"Udah, mending kamu bawa yang lain aja. Kan audience nya banyak, jadi kita sama sana taruh ke kursi audience, jadi cepat selesai."
Kamu pun menuruti perkataan Hui.
Kamu dan Hui membagikan snack yang dikemas di kotak bersama-sama. Hui tidak bisa menyembunyikan pandangannya dari kamu. Sesekali ia mencuri pandang untuk melihatmu, yang sangat serius dalam bekerja apapun.
Hui tidak tahu, ternyata ada kegiatan yang lebih jauh menggetarkan hatinya selain mempersiapkan diri saat ingin sidang skripsi. Yaitu, melihatmu yang sedang bekerja.
Selesai membagi-bagikan kotak konsumsi, Hui menghampirimu dan menanyakan apa yang ada bisa dia bantu lagi apa tidak.
"Ada yang bisa saya bantu lagi?" Tanya Hui.
Kamu melihat sekeliling, mencoba mencari pekerjaan yang bisa dikerjakan lagi.
"Hmm, kayanya belum ada, kak. Kak Hongseok juga belum ada bilang ke aku apa lagi yang harus aku kerjain." Jawabmu.
Hui pun tersenyum. Lalu, berkata.
"Saya lihat permainan piano kamu tadi." Kamu terkejut, namun tetap memilih diam.
Hui mengulurkan tangannya.
"Nama saya Hui, dan kamu?"
.
halo bagaimana harinya?
guys btw,,,,judul buku ini,,,sounds cringe gak sih? ada saran ganti judulnya gak? emang judul bukanya using oppa tapi i swear gak ada di imagineku yg tokohnya manggil dengan sebutan 'oppa'
karna,,,,aku ga bisa baca dan nulis yg nyebut begitu,,,,maaf ga maksud nyindir siapa2,,,,it just my opinion
dan,,,aku juga ga mau ganti tokoh 'kamu' dengan sebutan 'y/n'.....
oh ya, btw ini imagine request dari tifanione
semoga kamu suka❤
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018