Kecintaan Youngmin pada langit sudah tidak diragukan lagi. Hal itu bisa dilihat pada instagram nya, dimana hampir post instagram nya berisi tentang ia dan langit.
Terkadang gambar ia dengan kamera kesayangannya memotret keindahan sang langit semesta yang tak pernah bosan untuk dilihatnya.
Youngmin mencintai langit bukan tanpa alasan, menurutnya langit adalah lambang kesederhanaan. Langit tak butuh warna-warni untuk membuatnya menjadi indah, cukup putih dan biru saja sudah membuatnya sangat menawan.
Langit juga menggambarkan keteguhan dan kesetiaan, langit selalu disana apapun yang terjadi. Langit tidak pernah pergi, sekalipun hujan turun, ada petir dan gemuruh, dan juga panas terik. Langit akan tetap berdiri kokoh diatas sana.
Dan, last but not least, langit adalah simbol ketenangan. Siapapun yang memandang langit, pasti akan tenang. Karena, kita bisa menikmati keindahannya dengan tenang, melihat awan yang berjalan mengitari bumi, melihat burung-burung yang bertebangan dengan bebas.
Itulah sedikit kata-kata bucin Youngmin kepada langit.
Youngmin selalu mendapat ketenangan setelah dia melihat langit, seburuk atau sesibuk apapun harinya.
Setelah Youngmin bertemu dan memilikimu, ia semakin semangat untuk menikmati pemandangan langit denganmu. Karena, ia selalu ingin menceritakan bagaimana indahnya langit dalam pandangan matanya, ia juga akan menceritakan bagaimana persamaanmu dan juga langit itu.
"Emangnya persamaan aku sama langit apa?" Tanyamu yang saat ini duduk disamping Youngmin yang sibuk memotret langit senja dengan kamera nya.
Youngmin mengalihkan kameranya dan sekarang terlihat sibuk sok memikir. "Hmm, langit itu luas. Sama kaya kamu," Youngmin mengarahkan tangannya untuk menyibak sedikit poniku yang menutup kening. "Keningnya luas, hehehe." Ucap Youngmin bercanda.
"Apasih, body shaming nih. Kan jidatku luas pemberian Tuhan." Katamu tidak menerima perkataan Youngmin yang masih menertawaimu. Kamu pun diam, malas mendengar tertawa si lelaki menyebalkan disebelahmu ini.
Youngmin berhenti, ia melihatmu yang tidak lagi melihatnya melainkan ke arah yang berlawanan. Youngmin tahu, kamu pasti sedang ngambek.
Youngmin mendekatkan duduknya padamu, lalu melingkarkan tangannya dibahumu. Ia sedikiit menarik badanmu dan saat ini memaksamu untuk kembali melihatnya.
"Hei denger, aku bercanda doang kok. Tuhan ngasih kamu kening luas itu tandanya untuk begini," Youngmin mencium keningmu. Tak perlu waktu lama untuk memunculkan semburat merah pada wajahmu.
"Ye, bisa amat nyari kesempatan." Kamu buru-buru mengalihkan pandangan dari Youngmin agar ia tidak melihat mukamu yang sudah merah ini.
Youngmin pun tersenyum dan kembali ia sibuk dengan kamera nya. Merekam dan mengambil gambar keindahan langit.
"Langit sama kamu itu sama-sama buat aku jatuh cinta, itu dia persamaannya." Ucap Youngmin tiba-tiba tanpa melihatmu melainkan sibuk memencet-mencet tombol kamera untuk mengambil gambar.
Wajahmu semakin memerah.
"Kamu sadar nggak, kita itu dapat melihat langit. Tapi, sering mengabaikan. Sebelum aku memahami bahwa banyak sekali filosofi tentang langit, aku sering banget nggak peduli. Padahal banyak yang bisa kita nikmati dari langit, meskipun ia tak dapat berbuat apa-apa. Makanya, aku nyamain kamu sama langit. Karena aku nggak mau mengabaikan kamu, dan juga langit."
"Kamu itu indah, seperti langit. Jadi, sayang, kalau kamu lagi stress atau capek, coba aja lihat langit ya. Dia akan selalu mengingat kamu, dan juga aku. Aku juga bakal selalu ngingat kamu. Makanya, kalau ada masalah jangan dipendem ya? Ada aku dan langit yang bisa kamu bagi cerita." Youngmin dan segala filosofinya, bercerita bagaimana indahnya langit yang katanya memiliki persamaan denganmu.
Ah, Youngmin, anak itu memang tidak pernah gagal untuk mencuri hatimu untuk yang kesekian kalinya. Lagi-lagi, ia berhasil membuatmu kembali jatuh cinta padanya.
near the end of the year
how was your days in 2019? mine is pretty sucks and fine at the same time
by the way, this imagine req by djenar_a
hope you'll like it!
KAMU SEDANG MEMBACA
K-IDOL IMAGINE 2.0
FanfictionA little bit fluffy. Hati hati kegemasan. cover by: Canva ©nadvilerra, 2018