p.s: maaf kalo semisal foto di mulmed buka hongjoong:( karna aku cari di pinterest:((((
Hongjoong's point of view
imajinasikan si Hongjoong sedang bercerita saat pertama kali dia bertemu denganmu
- - -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fakultas sedang ramai saat ini, karena sedang ada bazar yang digelar oleh BEM fakultas untuk menggalang dana yang nanti nya akan diberikan ke panti asuhan.
Aku tersenyum melihatnya serta mengambil tempat duduk di salah satu bangku. Fakultas sedang ramai adalah pemandangan yang tidak asing bagi mahasiswa. Dan juga untukku, karena keramaian fakultas lah yang membawaku untuk bertemu dengannya.
Masih lekat sekali dalam ingatanku, tepat enam bulan yang lalu, saat BEM sedang menggelar acara donor darah di fakultas, aku melihatnya, gadis berambut panjang yang sengaja digerainya. Memakai kemeja putih dan juga celana krim. Wajahnya terlihat begitu cemas, entah itu karena takut akan donor darah atau karena alasan yang lain.
Si gadis itu sedang mengantri, menunggu gilirannya untuk segera diambil darahnya.
Pada saat itu, aku tau suasana di fakultas sedang ramai dan riuh akan mahasiswa yang heboh dengan acara BEM ini, namun rasanya gadis itu mampu menguasai segala perhatianku. Gadis itu mencuri duniaku. Dan aku menerima jika duniaku telah dicuri olehnya.
Masih dengan memperhatikan gadis itu yang raut wajahnya masih terlihat cemas, tiba-tiba temannya memanggilnya.
Bingo!
Aku jadi tahu nama gadis itu. Untuk teman si gadis yang sudah mencuri duniaku, terima kasih sudah memanggilnya, karena rasanya aku berhutang padamu.
"Hey, muka lo jangan cemas gitu dong, ah. Kan cuma donor darah aja, gue nggak ngambil darah lo semua kok." Kata teman si gadis sambil tertawa kecil.
Dari tempat yang berjarak dekat itu, aku dengan jelas mendengar suaranya yang indah juga lembut.
"Gue takut, ini kan pertama kali gue donor darah huhuhu." Gadis itu meringis sambil menyenderkan kepalanya ke bahu temannya. Bersyukur temannya adalah seorang perempuan juga.
Setelah aku mengetahui kebenarannya jika gadis itu takut donor darah, aku terkekeh. Ya, memang, saat pertama kali donor darah semua orang pasti akan takut, begitu juga aku yang pernah takut donor darah.
"Udah, bawa tenang aja ya. Nggak kenapa-kenapa kok."
Meskipun sudah ditenangi oleh temannya, kecemasan gadis itu berangsur-angsur mengurang.
Tibalah gilirannya untuk diambil darahnya. Si gadis itu menguncir rambutnya yang membuat gadis itu lebih cantik dan lucu diwaktu bersamaan.
Pada saat itu rasanya aku mengerti, bagaimana duniamu hanya menangkap seseorang padahal saat itu sedang ramai, dan pandanganmu sepenuhnya tersita olehnya.
Beberapa minggu kemudian, ada seminar terbuka yang diadakan oleh fakultas. Acara diadakan di auditorium.
Kurang lebih, sepuluh menit lagi acara akan dimulai.
Aku sudah duduk ditempat dan hanya menunggu saja kapan seminar ini akan dimulai.
Lalu, tiba-tiba seorang gadis menyapaku. Dan gadis itu, adalah dirinya. Yang sudah mencuri duniaku dikeramaian.
"Permisi, ini ada orangnya nggak?" Sapanya.
Bibirku kelu, dan lagi, aku diam melihatnya. Seolah terhipnotis akan kehadirannya.
"Hey." Gadis itu membawaku kembali ke alam sadar.
"Oh, nggak. Duduk aja." Aku mempersilahkannya untuk duduk disebelahku.
Apakah dewi fortuna hari ini akan berpihak padaku? Apapun itu, saat ini aku hanya ingin menikmatinya.
Selama seminar berlangsung, aku tidak bisa fokus, karena si pencuri duniaku sedang duduk disebelahku. Ingin sekali aku menuntutnya bahwa ia telah mencuri hatiku, dan ia harus bertanggungjawab akan hal itu.
Tapi, untungnya aku masih cukup sadar untuk tidak melakukan hal itu di saat seminar seperti ini.
Seminar pun selesai. Para panitia membagikan konsumsi untuk para peserta seminar. Tibalah kesempatanku untuk berkenalan dengannya.
Aku melihat ke sebelah, gadis itu sedang membereskan barang-barangnya. Dalam hati aku berteriak "tolong jangan pergi dulu".
"Eum, permisi. Aku Hongjoong." Gadis itu melihatku serta menjabat tanganku dan memperkenalkan dirinya.
Setelah perkenalan singkat itu aku pikir hanya sampai disitu saja, dan berasumsi lagi bahwa dewi fortuna masih belum berpihak padaku. Tapi ternyata aku salah.
"Menurut kamu, seminar tadi gimana?" Dia memulai pembicaraan sambil membuka kotak yang berisi kue-kue yang dibagikan tadi.
Aku pun mulai mengeluarkan pendapatku, karena kami berada di departemen yang sama. Yaitu departemen sastra, aku Sastra Inggris, dan dia Sastra Jerman.
Terima kasih dewi fortuna, sudah berpihak sepenuhnya padaku pada hari itu.
- - -
"Hey." Itu dia, suara yang menjadi suara favoritku sejak enam bulan lalu.
"Hey, udah siap kelasnya?" Aku bergeser dan menyuruhnya untuk duduk disampingku.
"Iya udah. Tapi, aku mau ke bazar dulu yah bentar. Kamu mau nunggu kan?" Katanya lagi sambil melihatku. Dimatanya terpancar sinar kelelahan, tapi ia tetap semangat.
"Yaudah, yuk bareng. Aku juga belum kesana." Aku berdiri dan menarik tangannya untuk berdiri.
Di keramaian bazar, aku senantiasa menggenggam tangannya agar ia tidak terlepas dariku. Serta menjaganya dari orang-orang. Memang kesannya seperti protektif, tapi aku suka itu, tujuanku hanya ingin membuat gadisku merasa aman saat bersamaku.
Di dalam mobil, aku sudah siap akan mengantarnya pulang. Tapi, si gadisku itu, masih asyik bercerita bagaimana dia terkesan sama bazar tadi yang nanti dana yang didapat akan diberikan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan.
Selama dia bercerita, aku hanya memandang matanya, yang tadi nya terpancar sinar kelelahan sekarang berubah menjadi binar-binar keantusiasan.
Tepat setelah dia bercerita, aku berkata padanya.
"Kamu tau, dari awal aku ketemu kamu sampai sekarang, aku masih nggak bisa ngitung alasan kenapa aku jatuh cinta sama kamu."
Gadisku berubah menjadi kepiting rebus yang merah.
stay healthy ya temen2!
tetep masker kemana mana, dan selalu cuci tangan setelah berpergian hehehe
