Part 5

251K 11.2K 589
                                    

Pagi hari Hani sudah siap dan langsung menuju meja makan. Di sana sudah terdapat mamanya dan Rayhan.

"Morning ma," ucap Hani lalu mencium kedua pipi Rani.

"Too sayang." balasnya.

"Gue gak di sapa nih," sindir Rayhan.

"Eh lupa, morning kak."

"Too."

Setelah itu mereka bertiga sarapan bersama. Terkadang juga diselingi dengan obrolan ringan.

"Udah belum kak makannya, kalo udah ayo berangkat nanti gue telat lagi."

"Udah kok dek, ya udah ma kita jalan dulu ya."

"Assalamualaikum." salam mereka berdua.

"Waalaikumsalam, hati-hati ya Ray bawa mobilnya."

"Siap ma."

- - -

Dua puluh menit kemudian Hani sudah sampai di SMA Bakti Guna.

"Kak gue males nih mau masuk," keluh Hani.

Rayhan mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa?"

"Karena ketosnya nyebelin!"

"Udah gapapa kok, nanti kalo lo diapa-apain bilang aja sama gue. Gue kan dulu juga mantan ketos." ucap Rayhan.

"Hufftt ... ya udah deh kalo gitu gue masuk dulu ya dan jangan lupa jemput gue nanti."

"Iya iya udah sana masuk nanti di hukum lagi loh,"

"Ok see you."

"Too."

Hani turun dari mobil dan ia langsung ditatap sinis oleh murid-murid yang lain.

Eh itu yang kemaren di atas panggung sama kak Ivan bukan sih?

Cantik banget njir.

Nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan.

Ihh sok kecantikan banget sih.

Seperti itu lah bisikan-bisikan yang Hani dengar, tapi ia acuh saja anggap saja itu adalah angin lalu.

Hani berjalan menuju aula dan tiba tiba...

"Hai!!" seru beberapa orang.

"Eh anjir, siapa sih!" Hani menengok ke belakang dan yang ia dapati adalah sahabat-sahabatnya. Ia langsung melirik tajam ke mereka bertiga.

"Elah sans dong mbaknya, gausah gitu juga kali liatin kita." ucap Cinta dengan pedenya.

"Heh! Kalo gue jantungan gimana? Lo mau tanggung jawab? Kalo gue mati gimana? Gue belum punya pacar tau!" ucap Hani panjang lebar.

"Iyain, iya-iya kita minta maaf."

"Ok gue maafin, awas aja kalo kek gini lagi. Oh iya siapa yang punya ide gila kek gini?"

"Dia." ucap Oliv dan Tasya sambil menunjuk Cinta.

"Loh kok gue? Bukannya lo ya," elak Cinta sambil menunjuk Oliv.

"Enak aja lo kali yang punya ide." sahut Oliv tak mau kalah.

"Udah udah berisik tau gak dengerin kalian debat. Jadi gue putusin yang salah itu Cinta keliatan dari raut wajahnya." ucap Hani dengan senyum smirknya.

"Lah kok jadi gue?"

"Udah trima aja kalo lo yang salah."

"Hmm."

Married With Ketua OSIS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang