Gadis itu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Ivan jika ia ada di halte. Namun suara deruman motor berhasil mengalihkan perhatiannya.
Ia mendongak dan melihat siapa orang dibalik helm itu. Seseorang itu melepas helmnya dan berjalan kearah Hani.
Minuman yang Hani pegang pun jatuh dengan sendirinya. Tangannya gemetar dan tubuhnya menjadi kaku. Matanya memanas melihat seseorang yang ada dihadapannya ini.
Cowok itu tersenyum manis dan menyapa Hani.
"Hai,"
"Gilang."
"Masih inget sama aku?"
Gadis itu bungkam tetapi matanya terus menatap manik mata Gilang yang hitam itu. Ia sangat rindu akan sosok yang berdiri di hadapannya ini.
Gilang tersenyum manis yang membuat siapa saja pasti akan terpesona.
"Masih inget sama aku?"
Diam. Hanya itu yang dapat Hani lakukan sekarang. Rasanya ia ingin membalas pertanyaan dari Gilang. Namun lidahnya terasa kelu barang mengucapkan satu kata saja.
"Pergi." kata Hani dingin dan datar.
Senyuman yang awalnya terukir indah di wajah tampan Gilang. Kini perlahan luntur hanya dengan satu kata yang meluncur dari mulut Hani.
Gilang mendekat dan tanpa aba-aba ia langsung memeluk Hani dengan erat. Hani berusaha berontak tapi tenaganya kalah telak dengan Gilang.
"Maafin aku, Ta, aku ngaku salah."
"Lepas!" ucap Hani sambil berusaha melepaskan diri.
"Enggak, Ta! Aku gak bakal ngelepasin kamu. Aku bakal lepasin kamu kalo kamu mau maafin aku."
Dengan sekuat tenaga akhirnya Hani dapat melepas pelukan itu. Ia memandang Gilang dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.
Gilang menangkup wajah Hani. Dapat ia lihat jika sorot mata itu sangat teduh dan sepertinya sedang menahan air mata yang sebentar lagi akan keluar.
"Ta, tolong maafin aku. Aku bener-bener nyesel selama ini. Coba aja dulu aku tetep tinggal di Indonesia. Mungkin hubungan kita masih jalan." sesal Gilang.
Tes
Benteng pertahanan Hani runtuh sudah. Ia terisak kecil dan menggeleng pelan.
"Ke-kenapa k-kamu baru balik sekarang? Kenapa? Dan kenapa baru minta maaf setelah tiga tahun lamanya kamu gak ada kabar? Kenapa, Lang? Kamu jahat! Aku benci sama kamu!!" teriak Hani frustrasi.
Gilang kembali memeluk Hani dan refleks Hani pun membalas pelukan itu.
Tangan Gilang terulur mengusap puncak kepala Hani.
"Maaf, Ta, maaf banget. Aku ngaku kalo aku pengecut. Dan kamu pantes buat benci sama aku."
Hani mengurai pelukan itu. Ia mengusap air matanya dengan kasar.
"Iya emang kamu pengecut! Kalo kamu emang cowok sejati gak bakalan kamu tinggalin aku. Apa lagi waktu itu aku juga baru kehilangan papa! Dan dengan gampangnya kamu bilang kalo kita cukup sampai disini. Kalo itu jalannya mending dulu aku gak terima kamu di hidup aku!!"
"Iya seharusnya kita emang gak ada hubungan lebih dari sahabat, Ta. Tapi tolong buat kali ini aja aku minta maaf."
Hani tertawa mengejek. "Gak guna! Mulai sekarang kita gak ada hubungan apa-apa! Oh gue lupa, bahkan sejak tiga tahun yang lalu gue udah gak nganggep lo sahabat gue lagi. Sekali lagi gue tegasin sama lo, Lang. Gue benci banget sama lo!! Jangan pernah deketin gue lagi." ucap Hani dan berlalu dari hadapan Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...