Part 16

189K 7.5K 90
                                    

Pagi harinya Hani bangun pukul 05.00 am. Sebenarnya ia sudah bangun dari tadi subuh, tepatnya pukul 04.00 am. Namun setelah salat subuh, ia kembali tidur. Sekarang ia bergegas untuk menjalankan ritual paginya, yaitu mandi.

Lima belas menit kemudian ia keluar dari kamar mandi sudah berseragam lengkap. Ia berjalan kearah meja rias untuk menyisir rambutnya dan memakai bedak.
Ia mengambil tasnya dan berjalan ke luar kamar menuju ruang makan.

Sesampainya di ruang makan ia tak menjumpai mamanya maupun kakaknya. Grandpa serta grandma nya juga tidak ada disana. Tanpa pikir panjang, ia pun segera ke dapur untuk menemui mamanya.

Dan benar saja, sesampainya Hani di dapur, ia melihat sang mama yang tengah memasak sarapan untuk pagi ini.

"Pagi ma," ucapnya sambil memeluk Rani dari belakang.

"Astaghfirullah, kamu itu sukanya bikin orang kaget aja." omel Rani kepada putrinya.

"Hehe, maaf ma."

"Iya-iya, pagi juga sayang." balasnya lembut.

"Oh iya ma, kak Rayhan mana? Kok gak ada? Grandpa sama grandma juga gak ada?" tanya Hani.

"Kakak kamu belum bangun. Kalau grandpa sama grandma pergi ke Bandung, katanya ada meeting mendadak."

"Pantesan rumah sepi," ucap Hani sambil manggut-manggut.

"Mending kamu ke kamar kakak kamu aja sana, bangunin nanti kesiangan. Soalnya dia mau ke airport nanti jam 10."

Hani mengernyit bingung. "Emang kak Rayhan mau kemana?"

Rani mematikan kompor lalu berbalik menghadap putrinya. "Kakak kan besok lusa mau balik ke Amerika"

"Loh? Kok cepet banget sih, katanya masih seminggu lagi."

"Dimajuin sayang, soalnya ada tugas yang nggak bisa dikerjain dari sini."

"Emang tugas apasih sampe-sampe harus balik kesana?"

"Mama kurang tau sayang, mending kamu tanya aja langsung sama kakak kamu." ucap Rani sambil mengelus puncak kepala putrinya.

"Ya udah deh, aku bangunin kakak dulu." ucap Hani sambil tersenyum paksa.

"Iya. Mama juga mau siapin sarapan dulu. Nanti kalo udah selesai banguninnya langsung turun aja."

"Siap ma." ucap Hani semangat.

Setelah itu Hani langsung menuju ke kamar Rayhan yang berada di lantai dua. Sedangkan Rani hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya tersebut.

~~~

Tok ... Tok ... Tok ...

Tak ada sautan dari pemilik kamar tersebut. Tidak ingin menyerah begitu saja, Hani masih terus berusaha membangunkan kakaknya.

"Kak!! Bangun! Udah pagi!!"

"Kak Rayhan!!!"

"Gue bilangin mama nih ya kalo lo gak mau bangun?!"

Masih sama seperti tadi. Hani mulai berpikir untuk mendapatkan cara yang ampuh untuk kakaknya itu.

Jika saja pintu kamarnya tidak dikunci, pasti ia sudah masuk kedalam dari tadi. Tapi takdir berkata lain, pintunya dikunci dari dalam.

Tak lama setelah itu, ia tersenyum penuh kemenangan karena mendapatkan ide. Ia berjalan kearah laci dan mulai mencari sesuatu.

Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, segera ia berjalan kearah kamar Rayhan.

Married With Ketua OSIS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang