Kring ... Kring ...
Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Para siswa SMA Bakti Guna berhamburan keluar kelas meninggalkan sekolah tercinta mereka.
"Baik anak-anak, bapak cukup kan sekian materi pembelajaran hari ini. Selamat siang," ucap Pak Adi guru Bahasa Inggris.
"Siang Pak. " seru murid kelas X Ipa 2.
"Balik sama siapa Han?" tanya Oliv.
"Gak tau, paling naik taksi." balas Hani sambil memasukkan buku pelajaran ke dalam tas.
"Bareng gue aja yuk"ajak Tasya.
"Makasih Sya, tapi gausah. Gue bisa pulang sendiri kok." tolak Hani halus.
"Jelas gak mau bareng lah. Orang udah dijemput sama calon pacarnya." ucap Cinta.
"Maksud lo?" tanya Hani.
"Tuh!" tunjuk Cinta pada Ivan yang berdiri di ambang pintu.
Kemudian Ivan melangkah ke dalam kelas Hani. Ia tersenyum dan bertanya.
"Udah selesai kan?" tanya Ivan.
"Iya udah, lo ngapain kesini?" tanya Hani bingung.
"Jemput lo, gak ada penolakan. Berani nolak gue laporin kak Rayhan!" ancam Ivan.
"Iya-iya yaudah gue duluan ya, kalian hati-hati pulangnya."
"Siap bosqu!!"
"Duluan," ucap Ivan dan menggenggam tangan Hani. Tidak ada bantahan dari Hani kali ini.
"Iya kak." balas Oliv, Cinta, dan Tasya.
Dan mereka pulang ke rumah masing-masing. Namun saat di tengah jalan menuju ke parkiran, Hani tiba-tiba kebelet buang air kecil.
Lalu ia melepaskan genggaman tangannya dan berhenti. Ivan pun menunduk untuk melihat ke arah Hani. Ia pun menaikkan satu alisnya.
"Lo duluan aja, gue mau ke toilet dulu bentar." pamit Hani dan langsung ngacir ke toilet kelas 10.
Ivan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Hani yang seperti itu. Dan seperti permintaan Hani tadi, Ivan pun langsung menuju ke parkiran terlebih dahulu.
Disisi lain.
"Uh ... leganya." ucap Hani pada dirinya sendiri.
Namun saat ia ingin keluar dari toilet, ada Vina dan juga Farah yang sudah stay disana.
"Udah lega kan?" tanya Vina dengan nada sinis nya.
"Ehh, " Hani terlonjak kaget.
Ia bingung akan menjawab apa. Jika diladeni pasti runyam. Apa lagi tidak diladeni, pasti akan mendapat masalah lebih besar lagi.
"Kenapa? Kaget ya?" tanya Farah.
"E-enggak kak," balas Hani gugup.
"Oh, enggak yaa?"tanya Vina dan ....
Byuurrr
Vina dengan santainya menyiram Hani dengan air yang berada di tangannya.
Wajah Hani sudah merah padam. Namun ia berusaha mati-matian untuk tidak menumpahkan amarahnya pada kedua makhluk dihapannya ini.
"Kenapa? Mau marah?" tanya Vina dengan senyum miring.
"Nggak kok." balas Hani.
"Itu belum seberapa sama apa yang udah lo lakuin ke Vina!!" semprot Farah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...