Setelah kejadian dimana Hani dianiaya oleh Vina, Farah, dan Tyas. Sekarang ia sudah kembali ke sekolah seperti biasanya.
Kegiatan belajar mengajar sudah aktif seperti sedia kala. Hari ini rencananya Hani dan yang lain akan menjenguk Tyas di rumah sakit. Memang Tyas belum diperbolehkan pulang oleh dokter.
"Abis ini jadi kan?" tanya Tasya.
Hani yang sedang mengemasi buku-bukunya pun menoleh dan mengangguk. Mereka berempat segera keluar karena sudah ditunggu oleh para cowok.
"Gimana tadi belajarnya?" tanya Ivan pada Hani saat di jalan menuju parkiran.
Hani mendongak dan tersenyum. "Alhamdulillah baik-baik aja. Tadi waktu PH juga bisa jawab semua kok soalnya."
Ivan tsrsenyum dan mengacak rambut Hani. "Belajar yang rajin biar nanti bisa ngajarin anak-anak kita." bisik Ivan sembari memakaikan helm pada Hani.
Pipi Hani merona merah. "Bisa aja, emang udah yakin kalo aku jodoh kamu?"
"Kenapa gak yakin? Kan kamu udah terima perjodohan ini. Dan sekarang kamu udah cinta sama aku. Pastinya nanti kita jadi nikah lah." jawab Ivan dengan pedenya.
Hani mencubit lengan Ivan. "Sok tau banget, sih, jadi orang. Pedenya dikurangin ya masnya."
"Aw sakit, Han, gapapa ngehalu dulu. Gak ada yang tau kalo suatu saat nanti bisa jadi nyata. Cewek aja boleh halu masa cowok gak boleh. Lagian sama tunangan sendiri ini." Ivan tak mau kalah membalas ucapan Hani.
Ia naik terlebih dahulu dan membantu Hani untuk naik di jok belakang.
"Iyaudah aku ngalah, lagi males debat sama kamu." ucap Hani yang baru saja duduk di jok belakang.
Ucapannya hanya dibalas kekehan kecil dari Ivan. Lalu motor mereka berempat segera keluar dari halaman sekolah menuju ke rumah sakit.
☆☆☆
Mereka berdelapan mulai memasuki ruang rawat inap Tyas setelah tadi Ivan mengetuknya terlebih dahulu. Sebelum kesini, mereka menyempatkan untuk membeli buah tangan. Tidak enak jika kemari dengan tangan kosong.
"Assalamualaikum," salam mereka semua.
"Waalaikumsalam." jawab yang ada di dalam.
Mereka semua menyalimi orang tua Tyas. Disana ada Dahlia dan Fajar yang sedang duduk di sofa.
"Maaf om, tante, ini kita ada buah tangan untuk Tyas. Semoga Tyas cepat sembuh." ucap Radit sopan.
"Terima kasih kalian sudah mau menjenguk Tyas. Padahal yang cewek-cewek kayaknya tante gak kenal deh." balas Dahlia sambil meyipitkan matanya.
"Eh iya kenalin tan, ini sahabat-sahabat Hani."
Ketiganya mulai memperkenalkan diri.
"Wah ternyata kalian tingkat pedulinya sangat tinggi ya. Buktinya kalian tidak terlalu akrab dengan Tyas. Tetapi sekarang mau menjenguk putri om." puji Fajar.
"Terima kasih atas sanjungannya om. Sesama manusia harus saling tolong menolong. Karena kita ini juga makhluk sosial yang masih membutuhkan satu sama lain." jawab Oliv.
"Iya benar apa kata kamu nak." balas Dahlia.
"Mama," panggil Tyas dengan suara lemah.
Semua menoleh ke arahnya dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Hani dan yang lain berada disini. Wajahnya langsung bertambah pucat. Keringat dingin sudah bercucuran disekitar pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...