Hari ini adalah hari Senin dimana seluruh sekolah akan mengadakan upacara bendera. Pagi ini Ivan tidak menjemput Hani. Karena memang itu permintaan dari Hani sendiri.
"Han, bangun!" ucap Dita sambil mengguncangkan bahu Hani.
Dita dan Rayhan memang belum kembali ke Amerika karena mereka mengambil cuti satu minggu.
"Bentar lagi kak, aku masih ngantuk." racau Hani.
"Pokoknya kalo lima menit lagi belum bangun, kakak bilangin mama loh ya."
Mau tidak mau Hani pun bangun tetapi nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.
"Ayo bangun terus mandi. Ini kan hari Senin, nanti kamu telat dihukum baru tau rasa loh." peringat Dita.
"Iya-iya ini aku bangun."
Setelah itu Hani berjalan gontai menuju kamar mandi untuk menjalankan ritual paginya.
~~~
"Morning semua," sapa Hani sambil mencium pipi keluarga satu persatu.
"Morning sayang." balas Rani.
"Sarapan dulu, Han," ucap Sinta.
"Iya grandma, eh bentar ini jam berapa sih?"
"Tujuh kurang 15 menit dek." ucap Rayhan malas.
Ia tau pasti sebentar lagi Hani akan berteriak dan yang lebih tepatnya lagi ia akan terlambat masuk sekolah.
"Apa?!! Kok gak bilang dari tadi sih kak? Yaudah kalo gitu anterin gue yuk! Mepet banget nih soalnya."
"Gak sarapan dulu sayang?" tanya Bima.
"Gak ada waktu grandpa. Kalo gitu aku berangkat dulu semuanya. Assalamualaikum,"
○○○
Akhirnya Hani telah tiba di SMA Bakti Guna. Namun naas, dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya. Ia sampai tidak tepat waktu. Dengan kata lain ia terlambat mengikuti upacara bendera pagi ini.
"Yah, udah masuk lagi. Kak Ray udah pergi, ini lagi gerbang ngapain di gembok sih." ucapnya bermonolog.
Ia pun memilih bersender pada tembok. Dikarenakan satpam tersebut sedang tidak berada di post jaganya dan jadilah Hani tidak bisa masuk.
Lama ia bersender di tembok tersebut. Hingga sebuah suara menginstrupsinya.
"Ngapain disitu?" tanyanya dingin.
Hani pun kembali berdiri tegak. "Lo gak liat apa gue lagi ngapain?"
"Telat lagi?" tanyanya sambil menghembuskan napas gusar.
"Menurut lo?"
"Lo kena hukuman!"
Hani melotot tidak percaya. "Enak aja main hukum. Lagian gue cuma telat lima menit doang ini."
"Gak ada penolakan! Lari lima putaran lapangan basket. Terus hormat bendera sampe bel istirahat pertama." perintah Ivan tegas.
Walaupun mereka sudah bertunangan, bukan berarti Ivan tidak akan menghukum Hani. Disini dia menjabat sebagai ketua osis yang harus memberikan contoh yang baik untuk yang lain.
"Dasar es batu!"
Lalu Hani pergi meninggalkan Ivan yang berdiri seperti patung. Ia mengusap wajahnya gusar. Pasti ujung-ujungnya Hani akan marah padanya.
~~~
"Huh, capek banget ya ampun. Niat banget elah kalo ngehukum gue." ucap Hani sambil duduk selonjoran di bawah pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...