Part 30

168K 6.5K 304
                                    

Mulmed: gaun, high heels, dan jas yang dipake Hani sama Ivan waktu tunangan kemarin.

                                           ♡♡♡

"Ikut gue." ucap Ivan dan menggenggam tangan Hani dengan lembut.

"Mau kemana?"tanya Hani.

"Nanti lo juga tau,"

"Bentar, gue mau pamit dulu." ucap Hani dan berhenti melangkah.

Ivan pun juga berhenti. "Gausah, tadi gue udah izin sama keluarga besar lo".

"Temen-temen gimana?"

"Gue juga udah pamit tadi sama Radit."

"Yaudah deh, tapi jangan lama-lama."

"Iya."

Lalu mereka berjalan kearah depan,tepatnya menuju mobil Ivan yang terparkir di halaman kediaman Wijaya.

Hani pun mengernyitkan dahinya bingung. Apa tujuan Ivan membawanya ke sini?

"Mau kemana?" tanyanya bingung.

"Nanti lo juga bakal tau." balas Ivan sambil tersenyum.

"Lo gak bakal ngapa-ngapain gue kan?" tanya Hani mengintimidasi.

Ivan tersenyum kecil. "Ya nggak lah, kurang kerjaan banget. Ayo masuk," ucapnya sambil membukakan pintu mobil bagian depan.

Karena Hani sudah lelah berdebat dengan Ivan, jadilah ia langsung masuk ke dalam. Lalu Ivan menutupnya dan ia segera menuju ke bagian kemudi.

Di dalam mobil hanya ada keheningan. Walaupun mereka sudah resmi bertunangan, namun tetap saja rasanya ada yang aneh.

Dua puluh lima menit kemudian mereka berdua sampai di suatu tempat. Hani pun memperhatikan sekitarnya. Disana banyak kendaraan roda empat dan juga beberapa motor sport yang sudah terparkir rapi. Hani pun tambah dibuat bingung dengan semua ini. Ia belum pernah kesini sebelumnya. Sebenarnya tempat apakah ini?

"Van," panggil Hani.

"Kenapa?"

"Sebenernya kita dimana sih?"

"Disuatu tempat yang lo belum pernah kesini sebelumnya."

Hani pun menoleh dan tatapannya bertemu dengan manik mata Ivan. Mereka berdua saling beradu pandang cukup lama. Sampai akhirnya Hani dulu yang memutus kontak mata dengan Ivan.

"Tinggal jawab aja kok ribet banget sih." kesal Hani.

"Lo pengen tau kita lagi dimana?"

"Ya iyalah!"

"Tapi sebelumnya gue mau lo tutup mata lo dengan kain ini." perintah Ivan sambil memberikan sehelai kain berwarna merah.

Dilihatnya kain tersebut dan seketika Hani pun melotot tidak percaya. Ia menatap kearah Ivan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lo gila ya?!" teriak Hani.

Ivan sedikit terkejut dengan tingkah Hani barusan. Memangnya ada yang salah dengan kain itu?

"Siapa yang gila? Oh gue tau lo pasti mikirnya udah kejauhan nih, iya kan? Ngaku aja," tebak Ivan sambil menyentil dahi Hani.

"B-bukannya maksud lo mau nyulik gue ya? Terus lo-"

Ivan segera menempelkan jari telunjuknya di bibir Hani. "Ssttt ... gausah mikir yang aneh-aneh."

Kemudian Ivan merebut paksa kain itu dan menutup mata Hani dengan kain tersebut.

Married With Ketua OSIS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang