Part 9(A)

229K 9.6K 88
                                    

Hani selesai berganti baju terlebih dahulu. Kemudian ia menuju ke parkiran untuk menunggu yang lainnya. Saat sudah sampai di parkiran ia melihat ada sesosok orang yang sepertinya sangat familiar baginya. Tapi ia tidak tau siapa kah orang itu, karena dia berdiri membelakangi Hani. Hani terus melangkah dengan pasti. Tepat tinggal satu langkah lagi Hani sampai di depan mobil Cinta, orang itu berbalik damn.

Dia adalah Ivan. Seorang ketua OSIS yang menurut Hani gila:v

Hani mematung di tempatnya. Ia membeku seketika, dan tidak jadi melanjutkan langkahnya.

"Nga-ngapain lo disini?"

Satu alis Ivan terangkat lalu dia membalas pertanyaan Hani tadi.

"Kenapa? Ini kan parkiran umum," balasnya enteng.

Good Han! Pertanyaan macam apa itu. Itu adalah pertanyaan terbodoh yang pernah ia lontarkan.

"G-gak-gak papa." ucap Hani tergagap.

"Ya udah makanya kalo tanya pikir dulu!"ucap Ivan dengan nada sedikit membentak.

"Lo kok jadi sewot sih?!"

"Hak gue."

"Ketos macam apaan lo? Omongannya kok nyolot banget sih!"

"Kenapa?"

"Ya gak boleh lah."

Dari kejauhan Oliv, Cinta, dan Tasya yang melihat akan ada perang dunia ke tiga, langsung berlari menghampiri Hani dan Ivan.

"STOP!!!" teriak Oliv dari kejauhan.

"Kalian kenapa sih setiap kali ketemu gak pernah bisa akur." ucap Oliv yang sudah memisahkan mereka.

"Gak papa."

"Lo juga Han, kenapa sih bawaannya marah mulu?"

"Terserah gue lah."

Dan saat Oliv ingin melanjutkan pertanyaannya sudah dipotong lebih dulu oleh Radit.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Radit.

"Gak tau nih kak, tiba-tiba mereka berantem tanpa alasan yang jelas."

"Kenapa lo berantem sama cewek?" tanya Radit pada Ivan.

"Dia duluan yang mulai."

"Enak aja orang lo dulu juga, malah nyalahin orang lain." ucap Hani tak mau kalah.

"Udah stop!! Kalian tuh udah dewasa gak perlu ribut kayak anak kecil. Mending sekarang kalian maafan aja."

"Gak mau." ucap keduanya serentak.

"Ngapain lo ikutin gue?"

"Eh kulkas yang ada lo kali yang ikutin gue!"

Saat Ivan ingin bicara sudah dipotong oleh Cinta. "Berisik tau gak!! Panas kuping gue lama-lama disini. Mending saling maafan aja apa susahnya sih."

Hani ingin menolak tapi Cinta sudah melotot ke arahnya, seolah memberi isyarat untuk ia cepat-cepat minta maaf.

"Maaf," ucapnya ketus.

"Gak." balas Ivan tak kalah ketus.

"Tuh kan gue udah minta maaf, dianya aja yang songong gak mau nerima maaf dari gue!" ucap Hani mulai ngegas.

"Van udah lah, lo gak usah kek anak kecil. Ingat kan lo itu ketua OSIS disini." ucap Arif angkat bicara.

"Oke gue maafin, dengan satu syarat."

"Apa?"

"Besok pagi lo harus keliling lapangan basket 20 kali. Gak ada penolakan."

"Apa hubungannya coba?" tanya Hani tak percaya.

Married With Ketua OSIS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang