"Kenyang juga gue," ucap Arif sambil mengusap-usap perutnya.
Cinta melempar kulit kacang kearah Arif, "Aduh, siapa sih yang ngelempar kulit kacang ke gue?" tanya Arif.
"Gue! Mau apa? Makanya ya kak, kalo abis makan itu alhamdulillah. Bukannya cuma bilang kenyang doang!" ucap nya sewot.
"Tumben tuh adek kelas alim," ucap Arif pada Aldi.
"Kesurupan kali." jawab Aldi santai.
Cinta yang mendengar itu langsung melotot tidak percaya, "Enak aja gue dikatain kesurupan!" jawabnya ngegas.
"Lha terus lo kenapa tiba-tiba jadi alim gitu. Sok-sokan suruh bilang alhamdulillah segala,"
"Karena gue mau bersyukur aja. Soalnya kali ini makanan kita dibayarin sama Hani dalam rangka buat diem biar gak ember kemana-mana, ya gak Han?" tanya Cinta keceplosan.
Hani, Oliv, dan juga Tasya langsung menatap tajam Cinta. Dengan tatapan itu seolah-olah berkata.
"Bego kok dipelihara."
"Dasar tukang ember."
"Begonya gak ketulungan."
Cinta yang ditatap sedemikian rupa menaikkan sebelah alisnya, "Kalian kenapa? Kok ngeliatin gue sampe segitunya?" tanyanya sambil melihat kearah sahabatnya.
"Punya mulut tuh dijaga Cinta, jangan ember." bisik Tasya.
Seketika Cinta sadar akan ucapannya. Lalu nyengir kuda kearah Hani, "Peace Han."
Ivan dkk yang melihat itu bingung dibuatnya. Ralat! Lebih tepatnya Radit, Arif, dan Aldi. Karena Ivan sudah tau apa yang disembunyikan oleh Hani dkk kepada sahabat-sahabatnya.
"Dek? Ada apa sih?" tanya Radit yang sudah akrab dengan Oliv.
"E-eh anu kak..i-itu," jawabnya gugup takut jika ia menjawab Hani akan marah padanya.
Hani yang mengerti kegugupan Oliv pun langsung berujar, "Bilang aja, gue gak papa." ucapnya datar.
Hani memilih untuk jujur sekarang dari pada nanti-nanti. Walau pun nantinya ia tidak jujur, pasti ujung-ujungnya tetap aja ketahuan. Karena so pasti sahabat Ivan akan meminta penjelasan entah itu padanya langsung, lewat sahabatnya, atau memaksa Ivan sendiri yang berbicara.
"Yakin?"
"Iya."
"Jadi alasan Hani traktir kita-kita itu karena dia nyuruh kita untuk tutup mulut buat gak ember kemana-mana." jelas Oliv.
"Alasannya apa?" tanya Aldi.
"Tadi pagi Hani kepleset di tangga arah ke kelas. Untung disitu ada kak Ivan yang nolongin Hani. Dan mereka saling tatap-tatapan. Tapi gak lama, soalnya kita dateng dan ngagetin mereka, tepatnya si Cinta." jelas Tasya.
"Dan disitu kita ledekin mereka, terus kak Ivan nya pergi duluan. Setelah kak Ivan pergi Hani bilang sama kita. Jangan bilang siapa-siapa tentang kejadian tadi. Ya disitu kita cuma nurut, tapi ada syaratnya. Yaitu Hani harus traktir kita-kita. Terus dia setuju dan sampai akhirnya Cinta keceplosan soal tadi." jelas Oliv sekaligus menyindir Cinta yang hanya nyengir kuda.
"Ya sorry sih, lo kan tau kalo mulut gue ember bocor." ucapnya meminta maaf.
"Ohh..gitu ceritanya, bilang dong dari tadi biar gak bikin penasaran." ucap Aldi.
"Iya kalo kalian cerita dari tadi kita kan langsung tau apa masalahnya." ucap Radit.
"Kalo cewek-cewek ditraktir sama Hani, berarti cowok-cowok ditraktir sama Ivan dong?" tanya Arif sambil menaik turunkan kedua alisnya seraya melirik Ivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...