Yang lalu biarlah berlalu. Alangkah baiknya sekarang mengejar masa depan. Sudah hampir dua bulan semenjak kejadian itu. Saat ini delapan orang sedang duduk dibangku kantin.
"Gak kerasa besok senin udah PAS aja." ucap Tasya sedih.
"Kenapa sedih?" tanya Aldi yang berada di sampingnya.
Tasya menggeleng pelan. "Kan berarti kalian bentar lagi kelas dua belas. Abis itu lulus dan ninggalin kita, huuaa."
"Masih lama kali, baru PAS." ucap Oliv.
"Alay banget deh, Sya." cibir Cinta.
"Diem ember bocor! Lo juga alay ya, lebih dari gue malah. Kemarin aja kak Arif gak hubungin satu hari udah uring-uringan gak jelas." balas Tasya.
"Diem elah, Sya, bongkar aib mulu dah lo."
"Bener, Cin?" tanya Arif sambil tersenyum.
Terpaksa Cinta mengangguk. "Lagian gak ada kabar. Bilang kek kalo kuota lo abis."
"Ya sorry lah, Cin. Lagian gue mau ngabarin gimana coba? Orang kuota aja gak punya."
"Samperin rumah kek."
Mendengar ucapan Ivan barusan membuat Hani tersedak bakso yang sedang ia makan. Ivan yang melihat itupun langsung memberikan air mineral pada Hani.
"Gapapa?" tanya Ivan khawatir.
Hani menggeleng pelan.
"Ciee ... flashback ya, Han." goda Cinta.
"Apaan deh, gak ya."
"Flashback apa sih?" tanya Radit bingung.
"Jadi gini loh kak, dua minggu yang lalu itu kak Ivan gak ada hubungin Hani sama sekali. Hani nya mah bodo amat ya. Tapi kak Ivan malah langsung samperin rumahnya. Terus minta maaf karena gak ada kabar."
"Oh gitu, pantesan keselek." balas Aldi.
"Ya iyalah, kan jadi keinget." balas Oliv.
"Emangnya waktu itu lo kemana, Van?" tanya Arif.
"Gak kemana-mana, cuma banyak tugas OSIS aja."
"Cielah, romantis amat dah." sindir Tasya.
"Gak kayak gue, sad story."
"Halah bilang aja lo tuh ngode kak Aldi." sindir Cinta.
"Enak aja, gak ya."
"Udah gausah berantem, lanjutin aja makannya." perintah Ivan.
Semua langsung diam tak berkutik sama sekali. Mereka memang seperti itu, karena mereka sudah pacaran semua. Tetapi terkadang masih suka adu argumen. Sekalipun itu sama pasangannya sendiri.
Awalnya hanya Cinta dan Arif yang menjalin hubungan. Namun semakin kesini yang lain memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya. Dimulai dari Aldi dan Tasya. Disusul Radit dan Oliv. Hanya satu, Ivan dan Hani yang belum.
Mereka memang terikat, tetapi tidak sebagai sepasang kekasih. Tetapi hanya terikat dengan pertunangan.
"Balik kelas yuk," ajak Hani.
"Yoklah." balas Oliv.
"Duluan, ya, pacar-pacar orang." ucap Cinta dan Tasya berbarengan sambil tertawa.
"Iya bidadariku." jawab Arif dan Aldi.
Ivan dan Radit hanya geleng-geleng kepala. Lalu mereka kembali ke kelas masing-masing.
~~~
Disisi lain.
Tiga orang gadis sedang duduk di meja kantin paling pojok. Mereka yang sedari tadi mendengar perbincangan Ivan dan yang lain pun merasa tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...