Keluarga Wijaya telah tiba di restoran yang telah dipesan oleh keluarga Dirgantara.
Yap! Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Dirgantara. Pengusaha sukses no. 1 di Indonesia. Dirgantara Company merupakan perusahaan milik mereka.
Jika kalian bertanya mengapa keluarga Dirgantara yang memesan restoran ini? Jawabannya hanya satu. Laki-laki yang akan dijodohkan dengan Hani ialah anggota keluarga Dirgantara.
Back to topic.
Keluarga Wijaya mulai berjalan beriringan masuk ke dalam restoran tersebut.
Mereka mengedarkan pandangan ke semua titik yang ada di dalam restoran ini. Tetapi nihil mereka tidak menemukannya. Hani jadi bingung sendiri, karena Bima masih belum membuka suara."Grandpa, mejanya yang mana sih?"
"Gak tau sayang, mereka tidak memberi tau grandpa."
"Ya udah aku tanya sama pelayan dulu ya." setelah mengucap itu, tanpa babibu Hani langsung pergi menuju salah pelayan.
"Permisi mbak,"
"Eh iya mbak ada yang bisa dibantu?" tanya pelayan seramah mungkin.
"Meja yang udah dipesan atas nama keluarga Dirgantara dan keluarga Wijaya dimana ya?"
"Oh meja atas nama keluarga Dirgantara dan Wijaya ada di rooftop mbak."
Kening Hani berkerut dan bertanya, "Kok di rooftop mbak?"
"Kurang tau mbak kalo masalah itu. Jika tidak ada lagi yang ingin ditanyakan saya pamit dulu. Masih banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan." ucap pelayan tersebut dengan sopan dan panjang lebar:v
"Oh nggak ada lagi kok mbak. Ya udah makasih informasinya." setelah mengucapkan itu Hani berbalik dan menuju ke keluarganya berada.
"Gimana sayang? Apa kata pelayan itu?" tanya Rani.
"Katanya ada di rooftop ma."
"Loh kok di rooftop sayang?"
"Gak tau ma, pelayan tadi cuma bilang kek gitu."
"Ya udah gak papa. Mending sekarang langsung ke sana aja, takutnya tambah telat ini." ucap Rani dan mendapat anggukan oleh mereka semua.
Sesampai nya di rooftop, Bima langsung menyapu seluruh titik. Dan tanpa disengaja pandangan Bima dan Tio bertemu. Ya! Tio Dirgantara. Kakek dari laki-laki yang akan dijodohkan dengan Hani.
Langsung saja Bima melangkahkan kakinya ke meja tersebut. Dan diikuti yang lain.
"Tio?" tanya Bima.
"Bima?" tanya Tio.
Mereka saling menganggukan kepala mereka dan langsung berpelukan ala laki-laki.
"Sudah lama kita tidak berjumpa." ucap Tio sambil melepaskan pelukan mereka.
"Ya, dan ternyata banyak yang berubah dari mu." ucap Bima.
"Bisa saja kau. Mari kita duduk dulu."
"Bagaimana kabar mu sekeluarga?" tanya Tio memecah keheningan.
"Baik seperti yang kau lihat. Bagaimana dengan keluarga mu sendiri?"
"Baik juga. Oh iya kau juga banyak yang berubah."
"Bisa saja kau. Oh iya dimana cucu mu itu?"
"Dia sedang di perjalanan. Tadi katanya banyak tugas di sekolah."
"Ngomong-ngomong cucu mu sekolah dimana?"
"SMA Bakti Guna."
Keluarga Wijaya tidak menyangka bahwa Hani dan laki-laki itu satu sekolahan. Apa lagi Hani, rasanya seperti mimpi di siang bolong. Dapat jodoh yang satu sekolah dan hanya beda kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...