Part 38

132K 5.9K 430
                                    

Hari ini adalah hari pertama seluruh siswa SMA Bakti Guna menjalani PAS. Setelah bel pulang berbunyi, Hani baru bisa bernapas lega.

Ia keluar dari kelas dan menunggu Ivan. Tak lama Ivan datang bersama yang lainnya.

"Gimana tadi?" tanya Ivan.

"Alhamdulillah, gampang Van. Yah kecuali matematika sih."

"Tapi dijawab semua kan?"

"Iya tapi gak yakin aja gitu. Gue tuh lemahnya di mapel itu. Kalo bahasa inggris sama bahasa perancis mah gue bisa."

"Yaudah berdoa aja, semoga jawaban lo bener semua."

"Aamiin ... lo sendiri gimana?"

"Alhamdulillah, bisa."

"Aduh, nyamuknya banyak banget sih. Gatel-gatel deh gue kelamaan disini," sindir Cinta.

"Iya nih, pulang aja yuk," ajak Tasya.

"Kenapa, Cin? Jadi nyamuk ya?" tanya Oliv.

"Iya nih, Liv, cabut skuy!"

Hani menghela napas panjang. "Kalian nyindir gue?"

Tasya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf 'V'.

"Hehe, peace Han. Gak maksud sih, tuh si Cinta duluan."

"Lah kok jadi gue sih?" tanya Cinta tidak terima.

"Stop! Kalian kalo ketemu berantem mulu kerjaannya," kata Arif.

"Bodo!" balas Cinta dan Tasya bersamaan.

Sebelum mereka adu argumen lagi, Aldi dan Arif sudah membawa pasangan masing-masing menjauh dari sana.

"Duluan bro," ucap Aldi.

Radit, Ivan, Oliv, dan Hani mengangguk sambil terkekeh pelan.

"Kita juga pulang duluan," pamit Radit.

"Iya, hati-hati."

Setelah mereka semua pulang,sekarang Ivan yang mengajak Hani ke parkiran.

Ia memakaikan helm pada Hani. Tak ada penolakan sama sekali. Namun saat akan naik, suara Tyas menghentikan aktivitas mereka.

"Van," panggil Tyas.

Ivan menaikkan sebelah alisnya.

"Cuma mau bilang, abis PAS selesai anggota OSIS kumpul buat rapat."

"Siapa yang suruh?"

"Kepala sekolah, katanya disuruh bahas acara setelah PAS."

"Ya."

Tyas menelan ludah dengan susah payah. Ia diam mendengar kata-kata Ivan yang seperti tidak suka padanya.

"Ayo, Han."

Hani yang sedari tadi hanya melamun tersadar dan segera naik. Ivan yang masih melihat ada Tyas disitu pun meraih tangan Hani. Ia melingkarkan tangan itu pada pinggangnya.

"Biar gak jatuh," kata Ivan.

Hani hanya mengangguk dan tersenyum.

Tyas yang melihat itu panas bukan main. Ia menitikkan air mata setelah motor Ivan beranjak keluar dari area sekolah.

"Apa kamu sengaja bikin aku cemburu kayak gitu Van? Tapi itu sekarang, suatu saat nanti aku yang akan bikin Hani cemburu buta sama kedekatan kita," ucap Tyas lirih.

                         
     ♡♡♡


"Makasih ... mau mampir?"

Married With Ketua OSIS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang