Dan akhirnya Hani turun kebawah. Setibanya di ruang tamu ia terkejut karna yang datang adalah ....
"Grandpa!! Grandma!!" teriak Hani dan berlari menghampiri kakek dan neneknya.
Ia langsung menghambur kepelukan keduanya. Tepatnya Hani yang berada di tengah-tengah kakek dan neneknya.
"Hani kangen banget sama grandpa dan grandma." ucap Hani senang sambil mencium pipi mereka secara bergantian.
"Kami juga kangen kok sama kamu sayang. Apa lagi grandma mu itu. Dari dua hari yang lalu ngerengek minta pulang cepet," ucap Bima sambil melirik sang istri.
"Kamu tuh ya, sukanya bongkar aib orang." ucap Sinta sambil mencubit lengan Bima.
"Ekhem! Kalo mau mesra-mesraan jangan disini dong. Masih ada yang dibawah umur nih," sindir Hani.
"Hahaha, ya ampun sampe lupa kalo masih ada cucu grandpa disini." ucap Bima sambil mengacak-acak rambut Hani.
"Iihh, grandpa jangan diacak-acak dong. Nanti gak cantik lagi gimana?"
"Iya iya maaf sayang, cucu grandpa masih cantik kok, banget malah."
"Iyalah orang cucu grandpa sama grandma yang cewek kan cuma aku. Gimana sih?" ucap Hani sedikit kesal.
"Oh iya ya, grandpa lupa sayang."
"Udah gak usah debat terus. Mending kamu buka aja itu salah satu kopernya. Itu ada oleh-oleh dari Bandung." ucap Sinta.
Mata Hani seketika berbinar, "Beneran grandma?" tanyanya tak percaya.
"Tentu dong sayang, apasih yang nggak buat cucu grandma ini." balas Sinta sambil mencubit gemas pipi Hani.
"Makasih grandpa, grandma, makin sayang deh sama kalian."ucap Hani dan kembali memeluk keduanya dengan erat.
"Gini nih kalo ada maunya. Dibaik-baikin dulu." cibir Rayhan yang tiba-tiba datang dari arah dapur.
Hani pun mengerucutkan bibirnya kesal, "Apaansih kak?! Ganggu ae lo, gak bisa gitu liat adeknya seneng?"
"Sayangnya nggak tuh," balas Rayhan sambil meminum jus jeruk yang ia ambil di kulkas tadi.
Saat Hani hendak membalas ucapan kakaknya, mamanya datang dari dapur karena baru saja selesai memasak makan malam.
"Kalian ini ya, sehari aja nggak berantem bisa gak? Capek mama dengernya,"ucap Rani sambil geleng-geleng kepala.
"Ya salahin kak Rayhan dulu lah ma. Orang dia yang cari gara-gara sama aku." balas Hani dan menatap Rayhan sinis.
"Enak aja, lo kali dek. Main salah-salahin orang seenak jidat lo aja." ucap Rayhan tak kalah sinis.
"Sudah-sudah jangan bertengkar terus, nggak baik. Mending langsung ambil aja oleh-olehnya." ucap Sinta menengahi.
Langsung saja Hani berjalan menuju kearah koper-koper yang terletak di dekat pintu utama. Ia menyeret salah satu koper berwarna merah dan dibawa ke kamarnya.
Namun sebelum itu ia mengucapkan terima kasih terlebih dahulu kepada Bima dan Sinta.
"Grandpa, grandma makasih ya buat oleh-olehnya. Makin sayang deh sama kalian." ucap Hani dan memeluk keduanya kemudian mencium pipi mereka bergantian.
"Sama-sama sayang." balas Sinta.
"Yaudah aku ke kamar dulu ya semua," pamitnya.
"Iya, jangan lupa turun buat makan malam ya sayang." pesan Rani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...