"Tata!" panggil seseorang dari arah belakang.
Namun yang dipanggil tetap saja melanjutkan jalannya menuju parkiran. Dan saat akan masuk kedalam mobil Ivan. Seseorang menarik pergelangan tangan Hani.
Gadis itu menoleh terkejut mendapati Gilang yang ada disana sambil menampilkan senyumannya.
"Ngapain?" tanya Hani dingin.
"Aku mau minta maaf sama kamu, Ta. Tolong maafin aku atas semua kesalahan aku sama kamu."
"Gue udah maafin lo dan tolong jangan ganggu hidup gue lagi!" balas Hani datar.
"Makasih, Ta, makasih banget. Sekarang ayo aku anter pulang."
Tanpa diduga Ivan keluar dari dalam mobil dan menarik tangan Hani. Sontak mereka berdua menghentikan langkahnya.
"Gue udah bilang kalo Hani itu pacar gue! Dan lo gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia!" ucap Ivan dingin sekaligus tajam.
"Gue gak percaya."
"Dia emang pacar gue." balas Hani yang berdiri di belakang Ivan.
Gilang tertawa remeh. "Kamu bercanda, kan, Ta?"
"Buat apa? Gak ada gunanya juga buat gue!"
Ivan tersenyum miring. "So? Jauhin Hani atau nyawa lo yang jadi taruhannya."
Setelah itu Ivan dan Hani masuk kedalam mobil dan meninggalkan Gilang yang menatap kepergian Hani.
"Apa cuma sampai sini aja, Ta, hubungan kita? Kalo iya aku akan berusaha ikhlasin kamu sama cowok itu. Asalkan kamu bahagia, aku rela lepasin kamu."
~~~
Malam hari pun tiba. Saat ini Hani sedang memasak makan malam untuk dirinya dan juga Ivan.
"Eh!" kaget Hani karena tiba-tiba saja sebuah tangan besar melingkar di pinggangnya. Ia menoleh ke samping dan mendapati Ivan yang sedang memeluk dirinya.
"Kamu ngapain?"
"Peluk kamu," jawab Ivan sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Hani.
"Ih, Van, geli tau." ucap Hani karena merasakan hembusan napas Ivan di leher jenjangnya.
"Biarin kayak gini, aku kangen sama kamu."
Hani mematikan kompor dan berbalik. Ia menatap Ivan sambil tertawa.
"Kangen dari mananya?"
"Dari mana aja." jawab Ivan asal.
"Aneh, padahal setiap hari ketemu ini." jawab Hani sambil membawa makanan yang telah tersaji ke atas meja makan.
"Biarin,"
"Udahlah, mending sekarang makan aja ya."
"Iyaudah."
♡♡♡
Waktu demi waktu telah mereka lewati dengan suka dan duka. Tak terasa hari ini adalah hari pertama untuk kelas dua belas melaksanakan ujian nasional.
Soal Gilang, ia sudah berdamai dan meminta maaf pada semua pihak. Dan ia sekarang pun sudah lebih akrab dengan Ivan dan yang lain.
"Semangat, ya, Van. Semoga kamu diberi kemudahan buat ngerjain soal-soal itu. Dan aku berdoa supaya kamu dapet nilai yang memuaskan." doa Hani setelah selesai memakaikan dasi Ivan.
Ivan tersenyum pada Hani. "Makasih sayang, doain aku semoga bisa ngerjainnya."
"Pasti, yaudah gih berangkat sana. Nanti telat loh, setengah jam lagi kan masuknya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...