Saat sampai di depan motor sport milik Ivan, Hani hanya diam saja tak berminat sedikit pun untuk naik.
Ivan meyerahkan helm satu nya kepada Hani,namun yang ia dapati Hani malah melamun.
Tanpa ba bi bu Ivan langsung saja memakaikan nya dan seketika membuat Hani tersadar dari lamunan nya.
Hani dibuat takjub dengan pemandangan di depan nya. Ya! Hani akui bahwa Ivan itu ganteng. Tetapi sikap dari Ivan lah yang tak ia sukai.
"Gausah ngelamun,cepet naik" perintah nya.
Hani pun langsung naik tanpa membantah perintah dari Ivan. Setelah itu motor yang dinaiki mereka melaju membelah jalanan ibu kota menuju SMA Bakti Guna.
~~~
10 menit kemudian mereka telah sampai di SMA Bakti Guna. Ternyata kedatangan mereka di pagi hari ini menjadi pusat perhatian bagi seluruh siswa.
Ada yang menatap dengan tatapan iri,senang,kagum,dll. Tetapi itu semua tidak diperdulikan oleh Ivan.
Lain hal nya dengan Hani. Ia sudah tidak bisa menahan rasa malu,kesal,dan juga takut. Kesal karna ia mau diantar oleh Ivan sampai di sekolah. Dan sekarang menjadi pusat perhatian seluruh siswa.
Serta malu dan takut,pasal nya ia ditatap sedemikian rupa oleh kaum hawa. Terutama kakak kelas nya, seperti ingin memakan Hani hidup-hidup.
Saat Hani turun dari motor,segera ia melepaskan helm yang ia kenakan dan diberikan pada Ivan.
Ketika ia ingin berbalik,tiba-tiba saja lengan nya dicekal oleh seseorang. Tentu Hani sudah tau siapa pelaku nya. Dengan malas ia berbalik dan tak segan-segan untuk menatap Ivan dengan tatapan tajam nya.
"Apa?!" sewot Hani.
"Mau kemana?"
"Yah lo pikir mau kemana hah? Toilet? Gudang? Ya ke kelas lah,makanya kalo nanya dipikir dulu" balas Hani ngegas:)
"Bareng gue" perintah nya.
"Ogah gue bareng sama lo. Gak liat apa tuh manusia semua udah kek gak dikasih makan setahun?"
"Biarin"
Setelah itu Ivan langsung menggandeng tangan Hani dan berjalan dengan santai melewati semua siswa yang berada di koridor. Hani tidak menolak tangan nya digenggam oleh Ivan.
Dijalan Hani hanya mampu menundukkan kepala nya. Bukan berarti ia takut dengan mereka,hanya saja disini ia masih berstatus sebagai adik kelas. Kan tidak sopan jika ia balas menatap mereka. Apa lagi tatapan nya uuhhh..setajam silet:)
"Ihh beruntung banget sih jadi Hani bisa deket sama kak Ivan"
"Alah palingan dia ngemis-ngemis dulu,abis itu Ivan baru kasihan sama dia"
"Sweet banget sih"
"Coba gue yang jadi cewek itu"
"Ganjen banget sih jadi adik kelas doang"
Seperti itu lah bisikan-bisikan yang mereka dengar. Tapi lagi-lagi hanya dianggap angin lalu oleh Ivan.
Tiba-tiba Hani berhenti melangkah saat sudah mencapai anak tangga yang pertama. Dan ia melepas genggaman nya dari Ivan.
"Kenapa berhenti?" tanya Ivan.
"Gue bisa ke kelas sendiri. Dan gue juga bisa berangkat dan pulang sendiri. Gue udah SMA bukan anak TK lagi yang apa-apa harus sama orang tuanya. Gue ingetin sekali lagi,gue nerima perjodohan ini dengan terpaksa! Dan jangan harap gue bakal suka dan luluh sama lo" setelah mengucapkan itu Hani pergi dari hadapan Ivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...