Part 50

132K 5.1K 193
                                    

Kemarin Ivan dan timnya memenangkan pertandingan basket antar provinsi. Mereka mendapat juara satu. Dan sekarang adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu. Yaitu pengambilan raport untuk seluruh siswa SMA Bakti Guna.

Vera dan Rani sudah keluar dari kelas anak-anak mereka. Saat ini mereka berada di parkiran menemui putra-putri mereka.

"Gimana, ma?" tanya Hani pada Rani.

Rani hanya diam saja dan itu membuat jantung Hani berdetak dua kali lebih cepat.

"Kamu peringkat satu sayang." ucap Rani akhirnya dengan senyum memgembang sempurna.

Wajah yang tadinya cemas berubah menjadi bahagia. Hani langsung memeluk Rani dengan erat.

"Beneran, kan, ma?"

"Bener lah sayang, buat apa mama bohong."

"Selamat, ya, sayang." ucap Vera.

"Makasih mama Vera."

"Mama bangga sama kamu." ucap Rani sembari mengusap puncak kepala putrinya.

"Eh iya Ivan peringkat berapa ma?"

"Sama kayak kamu."

"Wah selamat, ya, sayang." ucap Rani.

"Makasih, ma."

"Yaudah mama mau pulang duluan. Kalo masih mau main hati-hati." pesan Rani.

"Siap ma!" jawab Hani.

Para orang tua sudah berlalu dari hadapan mereka. Hani mendekat dan memeluk Ivan saking senangnya.

"Congrats, ya." ucapnya sambil mencium pipi Ivan kilat.

Senyum Ivan mengembang dan membuat murid perempuan yang kebetulan lewat langsung menjerit histeris.

"Makasih, kamu juga congrats. Pertahanin prestasi kamu." balas Ivan sambil mengacak rambut Hani gemas.

"Pasti."

"Ekhem!" deheman dari Aldi sukses mengalihkan perhatian Ivan dan Hani.

"Kalo mau mesra-mesraan jangan di sekolah." sindir Tasya.

"Kalian aja boleh kenapa gue nggak?" tanya Hani kesal.

"Elah becanda doang kali." kekeh Oliv.

"Hm."

"Kita mau kemana, nih?" tanya Arif.

"Pulang." jawab Ivan.

"Kok pulang?" tanya Hani bingung.

"Kamu lupa? Kita harus fitting baju."

"Oh iya lupa hehe."

"Dah lah males. Yang udah mau married ya gitu sibuk." ucap Cinta.

"Duluan,"

Ivan dan Hani segera masuk ke dalam mobil Ivan dan pergi menuju butik Rani.

Sesampainya disana Hani langsung digiring ke kamar ganti oleh Rani dan Vera.

Sudah empat gaun belum juga ada yang pas dengan kemauan Hani. Hingga gaun yang kelima ini menjadi pilihan Hani yang sesungguhnya.

"Van,"

Ivan mendongak dan terpaku pada penampilan Hani yang ada di depannya.

Ia berdiri dan menatap Hani dari atas sampai bawah.

"Jelek ya?"

"Enggak kok, cantik banget malah." puji Ivan.

"Makasih, oh iya kamu juga ganteng kok pake tuxedo itu."

Married With Ketua OSIS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang