Luna berjalan mendekat ke brankar yang ditempati Hani. Disisi kanan dan kirinya terdapat dua orang polisi serta di belakangnya ada kedua orang tuanya.
"Selamat malam,kami dari pihak kepolisian sebelumnya meminta maaf karena telah mengganggu waktu istirahat pasien. Kedatangan kami hanya ingin mengantarkan nona Luna yang ingin menyampaikan sesuatu pada saudari Hani Azkia Permata Wijaya"ucap polisi yang berada disampaing kanan Luna.
"Mau apa lo kesini?"tanya Ivan dingin.
"Aku cuma mau minta maaf sama Hani,Van. Tolong kasih aku kesempatan buat bicara sama Hani"
Ivan menatap Hani sedetik kemudian ia melihat tatapan teduh yang menenangkan hati.
"Kamu tenang aja,kita ngobrol disini kok"
"Yaudah"
Ivan berdiri sedikit menjauh memberi ruang untuk Luna dan Hani berbicara.
Cewek dengan rambut pirang itu langsung memeluk Hani dan menangis tersedu-sedu.
"Han gue minta maaf,gue tau salah gue udah banyak banget sama lo. Dan disini gue mau minta maaf sebesar-besarnya. Kalau pun lo belum bisa maafin gue gapapa. Yang penting gue udah minta maaf sama lo"ucap Luna dalam pelukannya.
Hani mengurai pelukannya dan menggenggam tangan Luna yang terasa sangat dingin.
Ia tersenyum manis pada Luna. "Gue udah maafin lo kok. Dan yah ... gue juga bisa maklumin kejadian kemarin. Gue tau gak gampang ngelepas orang yang kita sayang. Kalo gue jadi lo mungkin gue bakal lakuin hal yang sama"
"Makasih Han gue tau lo orang baik. Dan apa boleh gue cerita soal kejadian 6 tahun yang lalu?"
"Boleh"
Flashback on
Seorang gadis berusia 14 tahun duduk termenung di balkon kamarnya. Ia sedang menatap kosong kearah depan yang memperlihatkan pemandangan ibu kota di siang hari yang cerah ini.
Lama ia duduk di sana. Hingga suara dari sang mama mengintrupsi. Ia menoleh dan mendapati mamanya yang sudah rapi.
"Luna ayo ke bawah. Papa sama Dero udah nunggu di bawah"ajak Pricilla,ibu dari Luna.
"Apa gak bisa dibatalin aja ma"
Pricilla mendekat dan memeluk putri semata wayangnya. "Gak bisa sayang..kamu harus ikut dengan kami. Lagi pula sebentar lagi kamu sama Dero akan bertunangan"
Luna melepaskan pelukan mamanya. Matanya berkaca-kaca. "Tapi Luna masih kecil ma,belum saatnya"
"Sayang dengerin mama! Jujur aja mama juga keberatan dengan keputusan papa kamu. Tapi ini demi perusahaan papa yang hampir gulung tikar. Tolong kali ini aja kamu ngertiin keadaan keluarga kita ya sayang. Dan kalian baru akan tunangan belum sampai menikah. Kalian menikah setelah berumur 18 tahun"bujuk Pricilla pada putrinya.
Gadis itu menghapus air matanya dengan kasar. "Yaudah buat kali ini Luna ikutin apa mau kalian"
"Makasih sayang..sekarang kita turun ya"
"Iya ma"
Setibanya di teras rumah,Luna dapat melihat Dero dengan Gerald-papanya.
"Hai Lun"sapa Dero diiringi senyuman manis.
"Hai"balas Luna seadanya.
"Kamu kenapa princes? Mukanya kok ditekuk?"tanya Gerald.
"Gapapa kok pa,aku cuma sedih aja harus pergi dari sini"jawab Luna jujur.
Gerald memeluk putrinya. "Maafkan papa sayang,ini semua salah papa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction"Apa ma? Aku dijodohin?!" "Iya, sayang, dan kamu harus menerimanya." "Nggak ma, aku nggak mau ... lagian aku masih SMA dan aku juga baru kelas sepuluh." "Tapi ini adalah janji yang harus ditepati. Dan juga ini sudah jadi keputusan final dari kedua b...