Part 2

25.5K 1.4K 64
                                    

SEDARITADI Dara terus mengumpat kakaknya dalam hati. Bagaimana tidak, Daren terus saja mengganggu Dara, saat gadis itu sedang maskeran. Ia sengaja menjahili Dara agar adiknya itu marah-marah.

"Ayo marah dong, biar lo keriput," ucap Daren seraya menarik-narik rambut Dara. Ia masih berusaha membuat adiknya itu marah-marah.

Dara mencoba untuk bersabar. Ia tidak ingin wajahnya menjadi keriput hanya karena kelakuan Kakaknya.

"Masih gak mempan, ya."

Daren mendekati adiknya seraya tersenyum. Dara semakin curiga kalau Kakaknya akan berbuat sesuatu.
Ia mencubit pipi Dara kuat hingga cewek itu meringis kesakitan. Tidak peduli jika Dara sedang menggunakan masker.

Detik berikutnya, ia langsung saja berlari ke kamarnya. Karena ia tahu adiknya itu pasti akan memakinya habis-habisan.

"DAREN SIALAN! GUE BIKIN LO MATI HARI INI!" teriak Dara.

Karena sudah terlalu kesal dengan Kakaknya, ia seakan lupa kalau ia sedang memakai masker. Ia dapat merasakan wajahnya seperti tertarik. Ia segera mengambil cermin yang ada dimeja kemudian menatap wajahnya.

Maskernya sudah berantakan, karena Daren tadi sempat mencubit pipinya.

"DASAR KAKAK DURHAKA LO! GUE SUMPAHIN LO MATI CEPET!"

Di dalam kamarnya, Daren tertawa puas karena berhasil mengerjai adiknya.

Dara menghentak-hentakkan kakinya ke lantai. Ia masih sangat kesal dengan Kakaknya. Amarahnya tidak akan hilang jika ia belum membalas perbuatan Kakaknya.

"Dara, kamu kenapa?" tanya Siska, Mamanya Dara.

"Kak Daren, Ma." rengek Dara seperti anak kecil.

Siska menghela napasnya, selalu saja mereka bertengkar.

"Daren kenapa lagi?" tanya Siska.

"Kak Daren gangguin aku mulu," adu Dara.

"DAREN!" panggil Siska.

Daren berhenti tertawa ketika mendengar panggilan dari Mamanya. Ia segera turun ke bawah menghampiri Mamanya dan juga Dara yang sedang tersenyum licik.

"Kamu ngapain Dara lagi?" tanya Siska dengan wajah garang.

"Enggak ngapa-ngapain kok, Ma. Aku cuma becanda sama Dara kok," jawab Daren seraya tersenyum manis.

"Bohong Ma. Kak Daren tadi mukul aku," sergah Dara.

Daren membulatkan kedua matanya. Tidak percaya dengan ucapan Dara. Bagaimana bisa Dara berbohong seperti itu? Jelas-jelas ia tadi hanya mencubit pipi Dara, itu pun hanya bercanda.
Siska segera menjewer telinga Daren. Membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Mama gak pernah ngajarin kamu mukul adik kamu. Sebagai hukumannya, kamu harus bersihin kolam renang dan cuci piring," ucap Siska.

"Tapi Ma---"

"Gak ada tapi-tapian. Awas aja kalo kamu gak jalani hukuman kamu."

"Dara, Mama mau pergi dulu. Kalo Daren gak kerjain semuanya, laporin ke Mama."

"Siap Ma."

Setelah kepergian Siska, barulah Dara tertawa sepuasnya di depan Kakaknya.

"Makanya jangan main-main sama gue," ucap Dara seraya menjulurkan lidahnya pada Daren membuat cowok itu semakin kesal.

"Selamat menjalankan tugas. Kerja yang bener ya. Gue awasin," ucap Dara kemudian berjalan ke kamarnya.
Daren berdecak sebal. Niatnya ingin mengerjai Dara, tapi ia malah dikerjai oleh adiknya sendiri.

Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang