Pagi yang cerah, namun tak secerah harinya. Begitulah anggapan Dara untuk pagi ini. Karena pagi ini mereka tengah mengikuti upacara bendera.
Dara mengibaskan tangan di depan wajahnya, berharap keringatnya menghilang. Ia merasakan kalau kepalanya sedikit pusing.
"Buset, kepsek ceramahnya lama bener. Bisa jamuran kita di sini," keluh Deva.
"Tau nih, dia enak berdirinya gak di tempat panas, lah kita udah kayak ikan teri yang dijemur," timpal Dafa.
"Ratih cantik, bisa pinjam topinya gak?" pinta Deva.
Memang Deva tidak membawa topi. Alasannya, karena ia tidak ingin rambutnya berantakan.
"Ogah. Siapa suruh gak bawa topi," tolak Ratih cepat.
"Gue lupa. Karena udah gak sabar pengin ketemu lo, gue jadi lupa bawa."
Ratih memutar bola matanya malas.
"Bilang aja lo malas bawa, karena takut rambut lo berantakan, kan?"
Deva cengengesan. "Kok lo tau sih? Jangan-jangan kita jodoh lagi," celetuk Deva.
"Gak usah mimpi," ketus Ratih.
Farah melirik Dara yang hanya diam. Wajahnya terlihat pucat.
Ia semakin khawatir dengan Dara."Dar, lo sakit?" tanya Farah pelan.
"Enggak. Gue gak papa, kok," jawab Dara.
"Gak papa gimana? Muka lo pucat gitu. Lo ijin ke UKS aja," suruh Farah.
"Kalian berdua! Ngobrol terus, saya hukum ya!" ancam Bu Sita.
"Maaf Bu. Tapi, teman saya kayaknya sakit, Bu."
Bu Sita berjalan mendekati Dara.
"Benar kamu sakit?" tanya Bu Sita.
"Enggak kok, Bu. Saya baik-baik aja," jawab Dara.
"Bohong dia, Bu. Mukanya aja keliatan pucat gitu," sahut Deva.
Dara menatap tajam ke arah Deva. Membuat cowok itu langsung diam.
"Ya sudah kamu ke UKS aja. Alfadino, kamu anterin Puspita, ya!" titah Bu Sita.
Sebenarnya, Dino ingin menolak, tapi ia tidak cukup berani untuk membantah Bu Sita.
"Gak usah, Bu. Saya bisa pergi sendiri," tolak Dara cepat.
"Biar Alfadino anterin kamu. Nanti, kalo kamu pingsan gimana?"
Dengan terpaksa, Dara menuruti perintah Bu Sita.
Dara berjalan di depan, sedangkan Dino di belakangnya. Dara yang meminta agar Dino tidak berjalan berdampingan dengannya.
Dara membaringkan tubuhnya pada kasur yang tersedia di UKS.
"Lo bisa balik ke lapangan. Gue gak suka lama-lama liat muka lo yang datar itu," ucap Dara.
Dino berdecak pelan. Bukannya berterima kasih padanya, cewek itu malah mengusirnya.
Dino langsung keluar dari UKS, seraya membanting kasar pintu UKS. Hal itu membuat Dara tersentak kaget.
"Ck. Dia kira pintu ini milik bapaknya apa?" decak Dara.
💮
"Dar, lo beneran udah gak papa?" tanya Ratih khawatir.
Dara memang sudah kembali ke kelas, setelah upacara bendera berakhir. Gadis itu, tidak ingin ketinggalan pelajaran.
"Iya. Gue udah gak papa," jawab Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok cuek dan Cewek jutek (SELESAI) [PROSES REVISI]
Teen Fiction"Woi... lo kalo jalan tuh hati-hati dong main nginjak sepatu orang aja." ujar Dara kesal khas dengan wajah galaknya "Sorry. Gue nggak sengaja." ucap Dino dingin "Nggak sengaja lo bilang hah? Halah bilang aja lo sengaja nginjek sepatu gue kan ngaku a...